29.2 C
Jakarta
20 September 2024, 21:58 PM WIB

Tak Ada Pemangkasan Anggaran, Kalaksa BPBD Gianyar Ungkap Alasan Ini

GIANYAR – Saat sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kena pemangkasan anggaran, tidak demikian bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. 

Sebab, Badan tersebut melayani masyarakat di bidang kebencanaan.

Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Suamba, didampingi Kabid Kedaruratan, Dibya Presasta.

“Kami ini OPD yang diutamakan, diistimewakan. Karena betul-betul melayani masyarakat,” ujar Ida Bagus Suamba.

Untuk pembayaran gaji tenaga kontrak, dibayar penuh. “Termasuk kontrak dibayar penuh, yang lain (OPD lain, red) dibayar setengah. Kami juga kerja 24 jam,” jelasnya.

Disamping tetap menjalankan tugas, BPBD Gianyar justru mendapat tambahan kerja. “Plus kami dapat tugas pengangkutan jenazah yang dinyatakan positif Covid,” terangnya.

Dengan anggaran yang diplot sebesar Rp 14 miliar, total pegawai BPBD sebanyak 60 orang.  Mereka terdiri dari petugas Pusdalop sebanyak 12 orang dan Tim Reaksi Cepat (TRC) sebanyak 48 orang.

Lanjut dia, dari anggaran yang diplot tersebut, sebagian besar digunakam untuk membayar gaji pegawai. “Kemudian bahan bakar, kami juga punya alat berat,” jelasnya.

BPBD tidak terdampak pemangkasan lantaran selalu siaga menangani bencana alam yang belakangan terjadi. Bahkan setiap ada jenazah Covid-19, langsung ditangani oleh BPBD.

“Kalau dewasa baik (hari baik, red, ada sampai 10 jenazah yang diangkut sehari. Kita di Bali, kalau meninggal, jenazah gak langsung diangkut. Nanti sekalian angkut, menunggu hari baik,” jelasnya.

Selama menunggu dewasa baik, ada dua tempat penitipan, yakni di RSUD Sanjiwani dan RS Ari Canti. Menurut Suamba, anggaran di penanganan Covid ini banyak terserap di Alat Pelindung Diri (APD).

“Kami bisa jemput 6 jenazah. Sekali pakai buang. Kadang ada keluarga minta APD untuk berikan penghormatan terakhir,” jelasnya.

Pihaknya mengaku menstok 1000 APD. “Tim kremasi juga kadang minta APD,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah OPD di Gianyar terkena dampak pemangkasan anggaran akibat situasi Covid-19. Salah satunya adalah Dinas Kebudayaan Gianyar.

Ajang festival film biografi yang sudah tahap persiapan, bahkan sudah technical meeting mendadak batal.

Penundaan kegiatan tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Sekda Gianyar sesuai arahan bupati Gianyar.

OPD di luar BPBD Gianyar hanya bisa membayar gaji dan membiayai operasional kantor saja. Sementara untuk kegiatan ditunda. 

GIANYAR – Saat sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kena pemangkasan anggaran, tidak demikian bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. 

Sebab, Badan tersebut melayani masyarakat di bidang kebencanaan.

Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Gianyar, Ida Bagus Suamba, didampingi Kabid Kedaruratan, Dibya Presasta.

“Kami ini OPD yang diutamakan, diistimewakan. Karena betul-betul melayani masyarakat,” ujar Ida Bagus Suamba.

Untuk pembayaran gaji tenaga kontrak, dibayar penuh. “Termasuk kontrak dibayar penuh, yang lain (OPD lain, red) dibayar setengah. Kami juga kerja 24 jam,” jelasnya.

Disamping tetap menjalankan tugas, BPBD Gianyar justru mendapat tambahan kerja. “Plus kami dapat tugas pengangkutan jenazah yang dinyatakan positif Covid,” terangnya.

Dengan anggaran yang diplot sebesar Rp 14 miliar, total pegawai BPBD sebanyak 60 orang.  Mereka terdiri dari petugas Pusdalop sebanyak 12 orang dan Tim Reaksi Cepat (TRC) sebanyak 48 orang.

Lanjut dia, dari anggaran yang diplot tersebut, sebagian besar digunakam untuk membayar gaji pegawai. “Kemudian bahan bakar, kami juga punya alat berat,” jelasnya.

BPBD tidak terdampak pemangkasan lantaran selalu siaga menangani bencana alam yang belakangan terjadi. Bahkan setiap ada jenazah Covid-19, langsung ditangani oleh BPBD.

“Kalau dewasa baik (hari baik, red, ada sampai 10 jenazah yang diangkut sehari. Kita di Bali, kalau meninggal, jenazah gak langsung diangkut. Nanti sekalian angkut, menunggu hari baik,” jelasnya.

Selama menunggu dewasa baik, ada dua tempat penitipan, yakni di RSUD Sanjiwani dan RS Ari Canti. Menurut Suamba, anggaran di penanganan Covid ini banyak terserap di Alat Pelindung Diri (APD).

“Kami bisa jemput 6 jenazah. Sekali pakai buang. Kadang ada keluarga minta APD untuk berikan penghormatan terakhir,” jelasnya.

Pihaknya mengaku menstok 1000 APD. “Tim kremasi juga kadang minta APD,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah OPD di Gianyar terkena dampak pemangkasan anggaran akibat situasi Covid-19. Salah satunya adalah Dinas Kebudayaan Gianyar.

Ajang festival film biografi yang sudah tahap persiapan, bahkan sudah technical meeting mendadak batal.

Penundaan kegiatan tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Sekda Gianyar sesuai arahan bupati Gianyar.

OPD di luar BPBD Gianyar hanya bisa membayar gaji dan membiayai operasional kantor saja. Sementara untuk kegiatan ditunda. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/