29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:20 AM WIB

Banyak Siswa Baru Gugur di Jalur Prestasi, Jalur Afirmasi Sepi Peminat

TABANAN  – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahap pertama untuk jalur non zonasi (Afirmasi, Prestasi, dan Perpindahan Orang Tua) resmi ditutup.

Masing-masing sekolah SMP di Tabanan telah mengumumkan para siswa yang lolos. Dari empat sekolah yang dianggap favorit yang pelamarnya membludak, ternyata ratusan siswa telah dinyatakan gugur pada jalur prestasi.

Namun, untuk jalur afirmasi empat sekolah SMP tersebut kuota siswanya masih kekurangan.

 “Pengumuman PPDB pada jalur non zonasi sudah diumumkan Jumat (25/6) lalu untuk seluruh SMP di Tabanan,” kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Tabanan, I Made Darmawita.

Diakuinya PPDB jalur non zonasi ratusan siswa dinyatakan gugur yang mendaftar pada jalur prestasi.

“Setelah kita hitung yang paling banyak gugur di jalur prestasi khusus di sekolah yang masih dianggap favorit sama siswa,” ucapnya.

Pada SMPN 1 Tabanan sesuai dengan data dari sekolah tersebut, dengan jalur prestasi dari kuota yang disediakan 53 orang dan pendaftar mencapai 211 orang.

Sementara yang dinyatakan lolos hanya 43 orang sehingga 168 orang siswa dinyatakan gugur. Pada jalur perpindahan orang tua dengan jumlah kuota tersedia 17 orang.

Jumlah pendaftar ada 29 orang, sementara yang lolos hanya 17 orang. Sehingga 12 orang pelamar dinyatakan gugur.

Sementara yang sangat berbeda jalur afirmasi yang kekurangan kuota jumlah siswa. Dari kuota yang disediakan 53, pelamar hanya 9 orang, kemudian seluruh pelamar dinyatakan lolos.

Sehingga ada masih kekurangan kuota sebanyak 44 orang siswa. Darmawita menambahkan pada SMPN 2 Tabanan dengan jalur prestasi puluhan pendaftar juga dinyatakan gugur.

Dari kuota yang disediakan 44 orang, pelamar melebihi kuota mencapai 94 orang. Setelah sekolah melakukan verifikasi hanya 20 orang yang lolos dengan sekitar 74 siswa dinyatakan gugur.

Di jalur perpindahan orang tua disediakan kuota 14 orang, pelamar hanya mencapai 7 orang dan seluruhnya dinyatakan lolos.

Dan terakhir pada jalur afirmasi dari kuota yang disediakan 43 orang pelamar hanya 18 orang. setelah diverifikasi seluruhnya dinyatakan lolos.

Namun untuk jalur afirmasi, SMPN 2 Tabanan masih kekurangan kuota sekitar 25 orang. “Begitu pula terjadi pada pada SMPN 3 Tabanan dan SMPN 1 Kediri.

Banyak siswa dengan pendaftar di jalur prestasi tetapi sedikit pada jalur afirmasi. Sehingga banyak puluhan siswa gugur di jalur prestasi,” terangnya.

Darmawita mengungkapkan banyaknya siswa gugur terutama dari jalur prestasi, secara keseluruhan memang akumulasi dari nilai raport yang disebabkan karena banyaknya persaingan.

Selain itu juga karena kuota jalur prestasi yang kecil. “Jadi kami berharap banyaknya siswa yang gugur di jalur prestasi bisa mendaftar pada sekolah lainnya dan juga nantinya bisa mendaftar pada jalur zonasi,” ungkap Darmawita.

Pihaknya meminta bagi siswa yang memiliki prestasi tidak harus memfokuskan ata mencari sekolah yang berprestasi. Tetapi bisa dengan sekolah SMP lainnya.

“Kami juga sudah meminta sekolah tidak mencari siswa yang berprestasi saja melainkan merata. Sehingga ada keadilan dan pemerataan pendidikan terjadi,” pungkasnya. 

TABANAN  – Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) pada tahap pertama untuk jalur non zonasi (Afirmasi, Prestasi, dan Perpindahan Orang Tua) resmi ditutup.

Masing-masing sekolah SMP di Tabanan telah mengumumkan para siswa yang lolos. Dari empat sekolah yang dianggap favorit yang pelamarnya membludak, ternyata ratusan siswa telah dinyatakan gugur pada jalur prestasi.

Namun, untuk jalur afirmasi empat sekolah SMP tersebut kuota siswanya masih kekurangan.

 “Pengumuman PPDB pada jalur non zonasi sudah diumumkan Jumat (25/6) lalu untuk seluruh SMP di Tabanan,” kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Tabanan, I Made Darmawita.

Diakuinya PPDB jalur non zonasi ratusan siswa dinyatakan gugur yang mendaftar pada jalur prestasi.

“Setelah kita hitung yang paling banyak gugur di jalur prestasi khusus di sekolah yang masih dianggap favorit sama siswa,” ucapnya.

Pada SMPN 1 Tabanan sesuai dengan data dari sekolah tersebut, dengan jalur prestasi dari kuota yang disediakan 53 orang dan pendaftar mencapai 211 orang.

Sementara yang dinyatakan lolos hanya 43 orang sehingga 168 orang siswa dinyatakan gugur. Pada jalur perpindahan orang tua dengan jumlah kuota tersedia 17 orang.

Jumlah pendaftar ada 29 orang, sementara yang lolos hanya 17 orang. Sehingga 12 orang pelamar dinyatakan gugur.

Sementara yang sangat berbeda jalur afirmasi yang kekurangan kuota jumlah siswa. Dari kuota yang disediakan 53, pelamar hanya 9 orang, kemudian seluruh pelamar dinyatakan lolos.

Sehingga ada masih kekurangan kuota sebanyak 44 orang siswa. Darmawita menambahkan pada SMPN 2 Tabanan dengan jalur prestasi puluhan pendaftar juga dinyatakan gugur.

Dari kuota yang disediakan 44 orang, pelamar melebihi kuota mencapai 94 orang. Setelah sekolah melakukan verifikasi hanya 20 orang yang lolos dengan sekitar 74 siswa dinyatakan gugur.

Di jalur perpindahan orang tua disediakan kuota 14 orang, pelamar hanya mencapai 7 orang dan seluruhnya dinyatakan lolos.

Dan terakhir pada jalur afirmasi dari kuota yang disediakan 43 orang pelamar hanya 18 orang. setelah diverifikasi seluruhnya dinyatakan lolos.

Namun untuk jalur afirmasi, SMPN 2 Tabanan masih kekurangan kuota sekitar 25 orang. “Begitu pula terjadi pada pada SMPN 3 Tabanan dan SMPN 1 Kediri.

Banyak siswa dengan pendaftar di jalur prestasi tetapi sedikit pada jalur afirmasi. Sehingga banyak puluhan siswa gugur di jalur prestasi,” terangnya.

Darmawita mengungkapkan banyaknya siswa gugur terutama dari jalur prestasi, secara keseluruhan memang akumulasi dari nilai raport yang disebabkan karena banyaknya persaingan.

Selain itu juga karena kuota jalur prestasi yang kecil. “Jadi kami berharap banyaknya siswa yang gugur di jalur prestasi bisa mendaftar pada sekolah lainnya dan juga nantinya bisa mendaftar pada jalur zonasi,” ungkap Darmawita.

Pihaknya meminta bagi siswa yang memiliki prestasi tidak harus memfokuskan ata mencari sekolah yang berprestasi. Tetapi bisa dengan sekolah SMP lainnya.

“Kami juga sudah meminta sekolah tidak mencari siswa yang berprestasi saja melainkan merata. Sehingga ada keadilan dan pemerataan pendidikan terjadi,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/