29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:57 AM WIB

Persoalkan Pelayanan PDAM, Pelanggan Curhat di Medsos Jadi Viral

TABANAN – Postingan pemilik akun Mirah Dewi Prabawati tiba-tiba viral menghiasi berbagai laman di media sosial.

Postingan warga asal Desa Perean Kangin, Baturiti, pada Senin (9/12) kemarin itu mengeluhkan pelayanan PDAM Tabanan yang dinilai buruk.

Bahkan dalam statusnya itu, keburukan pelayanan PDAM dirasakan sejak 20 tahun lalu, saat dia masih kecil dan menjadi hal biasa ketika mengalami air mati.

Dalam laman facebooknya itu, ia menuliskan keluh kesahnya disertai foto kolam hias yang ada di rumahnya.

Air kolam tersebut kata dia pernah digunakan untuk menyiram kotoran akibat air mati saat buang air besar di rumahnya.

Jadi dia menulis, selama 20 tahun hidup sering kali air di wilayah itu mati. Waktu matinya pun kata dia bervariasi mulai dari pukul 17.00 dan baru hidup pukul 23.00 malam hari.

Terkadang matinya air di daerahnya itu sejak pagi hari dan baru hidup siang kemudian pukul 17.00 kembali mati, bahkan terkadang tidak jarang mati selama satu hari penuh.

Sekalinya hidup, air dalam kondisi keruh. Namun yang membuat heran, ketika waktu pembayaran air bakalan hidup selama 24 jam, ketika sudah kebayar tagihan, kembali ngadat.

“Petugasnya (PDAM) juga rajin kok cek ke rumah, kalau ditanya kenapa airnya mati jawabannya selalu sama  pipanya bocor, terus uangnya itu dipakai buat apa?? Kenapa pipanya selalu bocor,” tulisnya demikian.

Terkait keluhan ini, Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin beralasan bahwa di daerah tersebut dua kali mengalami longsor dan membuat jaringan pipa terganggu.

Pihaknya kata dia telah melakukan perbaikan namun lagi-lagi dihantam longsor mengingat jarak antara sumber air dengan wilayah longsor cukup berdekatan.

Sementara lanjut dia untuk masa pemulihan longsor memakan waktu yang cukup lama yakni selama sepuluh hari.

“Sudah dua kali terjadi (longsor), kami mencoba merubah jalur dan akan mencari sumber air lain. Karena di daerah itu memang cuma satu saja saluran air.

Solusi kami di tahun depan akan dipindahkan untuk mencari zona lain yang ada di sebelah utara. Minggu ini akan turun untuk survey lagi,” kilahnya.

TABANAN – Postingan pemilik akun Mirah Dewi Prabawati tiba-tiba viral menghiasi berbagai laman di media sosial.

Postingan warga asal Desa Perean Kangin, Baturiti, pada Senin (9/12) kemarin itu mengeluhkan pelayanan PDAM Tabanan yang dinilai buruk.

Bahkan dalam statusnya itu, keburukan pelayanan PDAM dirasakan sejak 20 tahun lalu, saat dia masih kecil dan menjadi hal biasa ketika mengalami air mati.

Dalam laman facebooknya itu, ia menuliskan keluh kesahnya disertai foto kolam hias yang ada di rumahnya.

Air kolam tersebut kata dia pernah digunakan untuk menyiram kotoran akibat air mati saat buang air besar di rumahnya.

Jadi dia menulis, selama 20 tahun hidup sering kali air di wilayah itu mati. Waktu matinya pun kata dia bervariasi mulai dari pukul 17.00 dan baru hidup pukul 23.00 malam hari.

Terkadang matinya air di daerahnya itu sejak pagi hari dan baru hidup siang kemudian pukul 17.00 kembali mati, bahkan terkadang tidak jarang mati selama satu hari penuh.

Sekalinya hidup, air dalam kondisi keruh. Namun yang membuat heran, ketika waktu pembayaran air bakalan hidup selama 24 jam, ketika sudah kebayar tagihan, kembali ngadat.

“Petugasnya (PDAM) juga rajin kok cek ke rumah, kalau ditanya kenapa airnya mati jawabannya selalu sama  pipanya bocor, terus uangnya itu dipakai buat apa?? Kenapa pipanya selalu bocor,” tulisnya demikian.

Terkait keluhan ini, Direktur PDAM Tabanan, Ida Bagus Oka Sedana dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin beralasan bahwa di daerah tersebut dua kali mengalami longsor dan membuat jaringan pipa terganggu.

Pihaknya kata dia telah melakukan perbaikan namun lagi-lagi dihantam longsor mengingat jarak antara sumber air dengan wilayah longsor cukup berdekatan.

Sementara lanjut dia untuk masa pemulihan longsor memakan waktu yang cukup lama yakni selama sepuluh hari.

“Sudah dua kali terjadi (longsor), kami mencoba merubah jalur dan akan mencari sumber air lain. Karena di daerah itu memang cuma satu saja saluran air.

Solusi kami di tahun depan akan dipindahkan untuk mencari zona lain yang ada di sebelah utara. Minggu ini akan turun untuk survey lagi,” kilahnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/