31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:46 AM WIB

Minyak Goreng Curah Mulai Langka di Tabanan, Agen Batasi Pembelian

 

TabanaN– Kelangkaan minyak goreng curah masih terjadi di Tabanan. Ini karena terbatas jumlah ketersedian minyak curah pada agen-agen distributor di Tabanan. Bukan hanya itu penyebab lainnya karena mahal harga minyak goreng kemasan yang menembus angka Rp 25-28 ribu per kilogram di pasaran.

 

Kondisi demikian tampak terlihat di salah satu agen distributor minyak goreng curah di Jalan Gajah Mada Tabanan.

 

“Kebutuhan minyak curah tinggi, namun kami kesulitan soal stok minyak curah, lantaran minyak curah yang diberikan masih sedikit,” aku salah satu agen minyak goreng di Tabanan, Wayan Hendrata

 

 Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak pun terpaksa membatasi jumlah pembelian dari masyarakat. Dengan memberikan 5 liter atau 4,5 kilogram minyak goreng per satu kali pembelian. Baik dari para ibu-ibu rumah tangga hingga pembeli lainnya yang digunakan untuk kebutuhan berjualan. Maka tidak heran warga harus mengantri untuk membeli minyak goreng di toko miliknya.

 

Diakui Hendrata, belakangan ini memang pihaknya mendapat (minyak goreng) sesuai kuota. Jadi setiap dapat atau setiap pengambilan pihaknya hanya mendapat jatah 4.500 kilogram atau 5.000 liter.

 

 Bahkan dikatakan Hendrata pihaknya tidak setiap hari mendapat jatah kuota untuk minyak goreng curah ini. Sehingga, pasokan minyak goreng masih tergolong kurang di tengah kebutuhan masyarakat saat ini. Apalagi kebutuhan minyak goreng curah meningkat lantaran sebagian besar masyarakat sudah beralih.

 

“Cukup lama jarak waktunya kita dapat. Karena kita ngambil sendiri juga ke wilayah Benoa. Saya sifatnya hanya menunggu, ketika ada panggilan baru mengambil dan itu waktunya tidak tentu. Bisa dua sampai tiga hari baru dikirim. Kalau saya dapat info dari PT Star baru ambil ke Benoa,” ungkapnya.

 

 Hendrata menyebutkan, untuk menyiasatinya pihak agen membatasi jumlah pembelian dari warga. Yakni warga hanya bisa membeli 4-4,5 kilogram atau 5 liter untuk sekali pembelian. Dengan harga Rp 15.500 per kilogramnya.

 

Dia tidak bisa berkomentar banyak mengenai kondisi saat ini. Hendrata mengaku hanya akan menjual minyak goreng sesuai dengan kuota yang diperoleh dari agen besar.

 

 

“Saya tidak bisa berkomentar. Pokoknya saya menjual berapa yang yang saya dapat. Saya juga ngerti kesulitan dari pabrik untuk pasokannya, apalagi yang ngambil banyak. Apalagi sekarang harga minyak kemasan mahal, sehingga masyarakat beralih ke minyak goreng curah,” tandasnya.

 

 

Disisi lain Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Tabanan, I Gusti Ngurah Agung Mantra menyebutkan, pihaknya terus melakukan survey atau pemantauan langsung di pasar yang ada di Tabanan. Sejauh ini di pasaran stok minyak goreng curah mulai langka ditemukan. Kemungkinan, agen yang di Tabanan hanya mendapat sedikit pasokan.

 

 

Selain itu, kata dia, mengenai harga minyak goreng curah juga masih tinggi. Sesuai laporan hasil pantauan di lapangan, Senin kemarin (4/4) harga di pasaran masih tinggi di angka Rp 19 Ribu per kilogramnya.

 

 

“Masih tinggi harga Rp 19 ribu di Pasar Kediri kemarin pagi. Mungkin agennya juga kekurangan pasokan. Sehingga sekarang terpantau agak langka juga terutama di kalangan agen,” tandasnya. 

 

TabanaN– Kelangkaan minyak goreng curah masih terjadi di Tabanan. Ini karena terbatas jumlah ketersedian minyak curah pada agen-agen distributor di Tabanan. Bukan hanya itu penyebab lainnya karena mahal harga minyak goreng kemasan yang menembus angka Rp 25-28 ribu per kilogram di pasaran.

 

Kondisi demikian tampak terlihat di salah satu agen distributor minyak goreng curah di Jalan Gajah Mada Tabanan.

 

“Kebutuhan minyak curah tinggi, namun kami kesulitan soal stok minyak curah, lantaran minyak curah yang diberikan masih sedikit,” aku salah satu agen minyak goreng di Tabanan, Wayan Hendrata

 

 Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak pun terpaksa membatasi jumlah pembelian dari masyarakat. Dengan memberikan 5 liter atau 4,5 kilogram minyak goreng per satu kali pembelian. Baik dari para ibu-ibu rumah tangga hingga pembeli lainnya yang digunakan untuk kebutuhan berjualan. Maka tidak heran warga harus mengantri untuk membeli minyak goreng di toko miliknya.

 

Diakui Hendrata, belakangan ini memang pihaknya mendapat (minyak goreng) sesuai kuota. Jadi setiap dapat atau setiap pengambilan pihaknya hanya mendapat jatah 4.500 kilogram atau 5.000 liter.

 

 Bahkan dikatakan Hendrata pihaknya tidak setiap hari mendapat jatah kuota untuk minyak goreng curah ini. Sehingga, pasokan minyak goreng masih tergolong kurang di tengah kebutuhan masyarakat saat ini. Apalagi kebutuhan minyak goreng curah meningkat lantaran sebagian besar masyarakat sudah beralih.

 

“Cukup lama jarak waktunya kita dapat. Karena kita ngambil sendiri juga ke wilayah Benoa. Saya sifatnya hanya menunggu, ketika ada panggilan baru mengambil dan itu waktunya tidak tentu. Bisa dua sampai tiga hari baru dikirim. Kalau saya dapat info dari PT Star baru ambil ke Benoa,” ungkapnya.

 

 Hendrata menyebutkan, untuk menyiasatinya pihak agen membatasi jumlah pembelian dari warga. Yakni warga hanya bisa membeli 4-4,5 kilogram atau 5 liter untuk sekali pembelian. Dengan harga Rp 15.500 per kilogramnya.

 

Dia tidak bisa berkomentar banyak mengenai kondisi saat ini. Hendrata mengaku hanya akan menjual minyak goreng sesuai dengan kuota yang diperoleh dari agen besar.

 

 

“Saya tidak bisa berkomentar. Pokoknya saya menjual berapa yang yang saya dapat. Saya juga ngerti kesulitan dari pabrik untuk pasokannya, apalagi yang ngambil banyak. Apalagi sekarang harga minyak kemasan mahal, sehingga masyarakat beralih ke minyak goreng curah,” tandasnya.

 

 

Disisi lain Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Tabanan, I Gusti Ngurah Agung Mantra menyebutkan, pihaknya terus melakukan survey atau pemantauan langsung di pasar yang ada di Tabanan. Sejauh ini di pasaran stok minyak goreng curah mulai langka ditemukan. Kemungkinan, agen yang di Tabanan hanya mendapat sedikit pasokan.

 

 

Selain itu, kata dia, mengenai harga minyak goreng curah juga masih tinggi. Sesuai laporan hasil pantauan di lapangan, Senin kemarin (4/4) harga di pasaran masih tinggi di angka Rp 19 Ribu per kilogramnya.

 

 

“Masih tinggi harga Rp 19 ribu di Pasar Kediri kemarin pagi. Mungkin agennya juga kekurangan pasokan. Sehingga sekarang terpantau agak langka juga terutama di kalangan agen,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/