27.1 C
Jakarta
22 November 2024, 1:45 AM WIB

Usai Banjir, Warga Swadaya Mulai Membuat Jembatan Darurat

TABANAN – Usai bencana alam yang terjadi di Tabanan Senin lalu (17/10) membuat sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan mengalami kerusakan. Kerusakan pada jalan dan jembatan selain jebol juga putus, sehingga tidak dapat dilalui warga.

Agar jalan bisa dilalui sementara waktu oleh warga. Karena sebagai akses ekonomi, sekolah dan kegiatan keagamaan kini warga membuat jembatan darurat.

Di Tabanan di Jalan Kabupaten yang menghubungkan dua desa Payangan dan Marga Dajan Puri mulai dibuat jembatan darurat. Jembatan darurat terbuat dari bambu dikerjakan secara darurat oleh warga desa disana.

Camat Marga I Gusti Agung Alit Aditmika menyebut jembatan darurat tersebut sifatnya swadaya dari masyarakat. Artinya dibuat sesuai dengan keperluan emergency.”Kita maklumi dalam kondisi seperti bencana ini menyeluruh. Sehingga ada inisiatif pengguna jalan antar desa tetangga membuat jembatan darurat dari bambu dan papan,” ungkapnya, Kamis (20/10).

Jembatan darurat ini dibangun untuk membantu hal-hal kecil misalnya sebagai akses sekolah dan menuju lokasi serta Desa. Sembari menunggu perbaikan dari pemerintah daerah.

“Jembatan ini sementara waktu masih baru bisa dilalui oleh pejalan kaki. Sementara sepeda motor tergantung dari keberanian pengendara,” ungkapnya.

Meski kondisi jalan putus Payangan menuju Marga Dajan Puri putus, namun tidak membuat kedua desa terisolir. Karena banyak jalan alternatif dapat ditempuh warga.

Di sisi lain jika merujuk pada data yang diberikan Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan ada sebanyak 6 ruas jalan kabupaten kondisi rusak parah dan berat akibat bencana. Yakni Jalan jembatan yang penghubung Desa Tua menuju Desa Petugas terputus. Dimana kondisi jalan yang terputus alami kerusakan dengan panjang 25 meter, lebar 6 meter dan tinggi 12 meter. Kemudian jalan penghubung Desa Payangan dan Marga Dajan Puri putus sepanjang 8 meter, lebar 6 meter dan tinggi 7 meter.

Selanjutnya jalan penggung Desa Senganan dan Biaung terputus akibat banjir sepanjang 7 meter, lebar 4,3 meter dan tinggi 4 meter. Jalan penghubung Desa Luwus dan Perean Kangin terputus sepanjang 12 meter, lebar jebol 6 meter dan tinggi 6 meter.

Selain itu jalan penghubung Desa Abiantuwung dengan Desa Belayu putusnya jalan tersebut pada gorong-gorong sepanjang 6 meter. Dan terakhir akibat banjir tergerus bahu jalan sepanjang 15 meter di Desa Cepaka.

Kabid Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gede Partana menjelaskan data soal kondisi jalan rusak di Tabanan akibat bencana alam masih terus diperbaharui dan direkap, mengingat laporan kerusakan jalan terus dilaporkan oleh sejumlah desa di Tabanan.

“Kami masih rekap lokasi titik jalan yang alami kerusakan dari berat, sedang hingga ringan. Baru enam terekap, soal kerugian kami belum hitung,” singkatnya. (juliadi/radar bali)

TABANAN – Usai bencana alam yang terjadi di Tabanan Senin lalu (17/10) membuat sejumlah infrastruktur seperti jalan dan jembatan mengalami kerusakan. Kerusakan pada jalan dan jembatan selain jebol juga putus, sehingga tidak dapat dilalui warga.

Agar jalan bisa dilalui sementara waktu oleh warga. Karena sebagai akses ekonomi, sekolah dan kegiatan keagamaan kini warga membuat jembatan darurat.

Di Tabanan di Jalan Kabupaten yang menghubungkan dua desa Payangan dan Marga Dajan Puri mulai dibuat jembatan darurat. Jembatan darurat terbuat dari bambu dikerjakan secara darurat oleh warga desa disana.

Camat Marga I Gusti Agung Alit Aditmika menyebut jembatan darurat tersebut sifatnya swadaya dari masyarakat. Artinya dibuat sesuai dengan keperluan emergency.”Kita maklumi dalam kondisi seperti bencana ini menyeluruh. Sehingga ada inisiatif pengguna jalan antar desa tetangga membuat jembatan darurat dari bambu dan papan,” ungkapnya, Kamis (20/10).

Jembatan darurat ini dibangun untuk membantu hal-hal kecil misalnya sebagai akses sekolah dan menuju lokasi serta Desa. Sembari menunggu perbaikan dari pemerintah daerah.

“Jembatan ini sementara waktu masih baru bisa dilalui oleh pejalan kaki. Sementara sepeda motor tergantung dari keberanian pengendara,” ungkapnya.

Meski kondisi jalan putus Payangan menuju Marga Dajan Puri putus, namun tidak membuat kedua desa terisolir. Karena banyak jalan alternatif dapat ditempuh warga.

Di sisi lain jika merujuk pada data yang diberikan Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan ada sebanyak 6 ruas jalan kabupaten kondisi rusak parah dan berat akibat bencana. Yakni Jalan jembatan yang penghubung Desa Tua menuju Desa Petugas terputus. Dimana kondisi jalan yang terputus alami kerusakan dengan panjang 25 meter, lebar 6 meter dan tinggi 12 meter. Kemudian jalan penghubung Desa Payangan dan Marga Dajan Puri putus sepanjang 8 meter, lebar 6 meter dan tinggi 7 meter.

Selanjutnya jalan penggung Desa Senganan dan Biaung terputus akibat banjir sepanjang 7 meter, lebar 4,3 meter dan tinggi 4 meter. Jalan penghubung Desa Luwus dan Perean Kangin terputus sepanjang 12 meter, lebar jebol 6 meter dan tinggi 6 meter.

Selain itu jalan penghubung Desa Abiantuwung dengan Desa Belayu putusnya jalan tersebut pada gorong-gorong sepanjang 6 meter. Dan terakhir akibat banjir tergerus bahu jalan sepanjang 15 meter di Desa Cepaka.

Kabid Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gede Partana menjelaskan data soal kondisi jalan rusak di Tabanan akibat bencana alam masih terus diperbaharui dan direkap, mengingat laporan kerusakan jalan terus dilaporkan oleh sejumlah desa di Tabanan.

“Kami masih rekap lokasi titik jalan yang alami kerusakan dari berat, sedang hingga ringan. Baru enam terekap, soal kerugian kami belum hitung,” singkatnya. (juliadi/radar bali)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/