25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 6:54 AM WIB

Proyek Shortcut Dikebut, Kontraktor Optimistis Selesai Tepat Waktu

SINGARAJA– Proyek pembangunan jalur shortcut titik 7A hingga titik 7C serta titik 8, kini tengah digenjot. Kontraktor pelaksana yakin proyek itu akan selesai tepat waktu. Kendati kontraktor menghadapi tantangan kondisi lingkungan dan cuaca yang cukup ekstrem.

 

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, proyek tersebut masih dalam tahap pengerjaan penguatan struktur. Baik itu struktur tanah maupun struktur tebing. Titik 7B bahkan terlihat cukup berat. Titik ini berada dekat dengan persimpangan di KM 18 yang juga jalur alternatif menuju Desa Lemukih.

 

Alat berat terlihat masih melakukan pengerukan dan penguatan struktur tanah. Sementara beberapa pekerja terlihat sibuk melakukan pekerjaan penguatan tebing. Maklum saja tebing di titik ini memiliki ketinggian ekstrem. Tingginya lebih dari 40 meter.

 

Meski baru sebatas pengerjaan struktur, pihak kontraktor yakni PT Sinar Bali Bina Karya optimistis proyek bisa selesai tepat waktu. Yakni pada akhir Oktober mendatang. Kontraktor pelaksana mengklaim kini progress pengerjaan proyek telah menyentuh angka 55 persen.

 

Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka mengatakan, hampir seluruh jenis pekerjaan sedang digarap oleh kontraktor. Mulai dari pembangunan jembatan di dua titik, pengerukan tebing, pembuatan badan jalan, dan pembangunan anjung pandang berisi patung Ida Panji Landung.

 

“Proses pekerjaan dilakukan secara paralel. Semua sedang bergerak dikerjakan. Dengan pola seperti itu, kami optimistis pekerjaan ini bisa selesai tepat waktu,” kata Nayaka saat ditemui di Puri Buleleng belum lama ini.

 

Ia mengaku proses pengerjaan proyek sempat menemui kendala. Di antaranya kondisi geografis yang ekstrem, ditambah lagi curah hujan yang tidak bisa diprediksi.

 

“Memang itu kendala. Tapi namanya risiko dari pekerjaan, ya harus dihadapi. Proyek harus tetap jalan. Sebisa mungkin tidak terjadi keterlambatan,” tegasnya.

 

Lebih lanjut Nayaka mengatakan, dalam proses pengerjaan, pihaknya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Sehingga kontraktor pelaksana proyek mengusulkan adendum kontrak pada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII Surabaya sebagai pemilik proyek.

 

Anggaran yang membutuhkan biaya besar adalah penguatan tebing. Kontraktor harus melakukan sejumlah rekayasa konstruksi. Salah satunya melakukan metode soil nailing pada tebing. Sehingga potensi longsor dapat ditekan.

 

“Penguatan tebing itu mutlak dilakukan. Percuma jalannya bagus, tapi struktur tebing tidak kuat. Malah rentan longsor. Kami masih koordinasi dengan Balai Jalan untuk proses adendum maupun konsultasi rekayasa konstruksi yang bisa dilakukan,” demikian Nayaka.

 

Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumah Rakyat mengalokasikan pagu anggaran sebesar Rp 145,56 miliar untuk pembangunan jalur shortcut Singaraja-Denpasar.

 

Setelah melalui proses tender, proyek itu dimenangkan oleh PT. Sinar Bali Bina Karya yang bermarkas di Klungkung, dengan nilai penawaran sebesar Rp 113,43 miliar.

 

Jalur shortcut ini akan memangkas sebanyak 17 tikungan. Selain itu tingkat kemiringan jalan hanya sebesar 10 persen. Sehingga mengurangi potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

 

 

SINGARAJA– Proyek pembangunan jalur shortcut titik 7A hingga titik 7C serta titik 8, kini tengah digenjot. Kontraktor pelaksana yakin proyek itu akan selesai tepat waktu. Kendati kontraktor menghadapi tantangan kondisi lingkungan dan cuaca yang cukup ekstrem.

 

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, proyek tersebut masih dalam tahap pengerjaan penguatan struktur. Baik itu struktur tanah maupun struktur tebing. Titik 7B bahkan terlihat cukup berat. Titik ini berada dekat dengan persimpangan di KM 18 yang juga jalur alternatif menuju Desa Lemukih.

 

Alat berat terlihat masih melakukan pengerukan dan penguatan struktur tanah. Sementara beberapa pekerja terlihat sibuk melakukan pekerjaan penguatan tebing. Maklum saja tebing di titik ini memiliki ketinggian ekstrem. Tingginya lebih dari 40 meter.

 

Meski baru sebatas pengerjaan struktur, pihak kontraktor yakni PT Sinar Bali Bina Karya optimistis proyek bisa selesai tepat waktu. Yakni pada akhir Oktober mendatang. Kontraktor pelaksana mengklaim kini progress pengerjaan proyek telah menyentuh angka 55 persen.

 

Project Manager PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka mengatakan, hampir seluruh jenis pekerjaan sedang digarap oleh kontraktor. Mulai dari pembangunan jembatan di dua titik, pengerukan tebing, pembuatan badan jalan, dan pembangunan anjung pandang berisi patung Ida Panji Landung.

 

“Proses pekerjaan dilakukan secara paralel. Semua sedang bergerak dikerjakan. Dengan pola seperti itu, kami optimistis pekerjaan ini bisa selesai tepat waktu,” kata Nayaka saat ditemui di Puri Buleleng belum lama ini.

 

Ia mengaku proses pengerjaan proyek sempat menemui kendala. Di antaranya kondisi geografis yang ekstrem, ditambah lagi curah hujan yang tidak bisa diprediksi.

 

“Memang itu kendala. Tapi namanya risiko dari pekerjaan, ya harus dihadapi. Proyek harus tetap jalan. Sebisa mungkin tidak terjadi keterlambatan,” tegasnya.

 

Lebih lanjut Nayaka mengatakan, dalam proses pengerjaan, pihaknya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Sehingga kontraktor pelaksana proyek mengusulkan adendum kontrak pada Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII Surabaya sebagai pemilik proyek.

 

Anggaran yang membutuhkan biaya besar adalah penguatan tebing. Kontraktor harus melakukan sejumlah rekayasa konstruksi. Salah satunya melakukan metode soil nailing pada tebing. Sehingga potensi longsor dapat ditekan.

 

“Penguatan tebing itu mutlak dilakukan. Percuma jalannya bagus, tapi struktur tebing tidak kuat. Malah rentan longsor. Kami masih koordinasi dengan Balai Jalan untuk proses adendum maupun konsultasi rekayasa konstruksi yang bisa dilakukan,” demikian Nayaka.

 

Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumah Rakyat mengalokasikan pagu anggaran sebesar Rp 145,56 miliar untuk pembangunan jalur shortcut Singaraja-Denpasar.

 

Setelah melalui proses tender, proyek itu dimenangkan oleh PT. Sinar Bali Bina Karya yang bermarkas di Klungkung, dengan nilai penawaran sebesar Rp 113,43 miliar.

 

Jalur shortcut ini akan memangkas sebanyak 17 tikungan. Selain itu tingkat kemiringan jalan hanya sebesar 10 persen. Sehingga mengurangi potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/