31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 9:44 AM WIB

Pemkab Buleleng Kewalahan Cari PNS Tenaga Kesehatan

SINGARAJA– Pemerintah Kabupaten Buleleng masih kewalahan mencari Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk formasi tenaga kesehatan. Terbukti dalam beberapa kali proses rekrutmen Calon PNS, cukup banyak formasi yang kosong.

 

Pada rekrutmen tahun 2021 lalu misalnya. Pemkab Buleleng mendapat jatah sebanyak 231 formasi. Namun hanya 212 formasi saja yang terisi. Sementara 19 formasi lainnya nihil pelamar.

 

“Jumlah yang lowong ada 19 formasi. Itu terdiri dari perekam medis, dokter spesialis, dan jabatan fungsional lainnya,” kata Sekkab Buleleng Gede Suyasa, yang ditemui disela-sela acara penyerahan SK CPNS di Gedung Wanita Laksmi Graha, Rabu kemarin (6/4).

 

Bila mengacu data Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng, pada tahun 2021 saja, ada 6 formasi dokter spesialis yang nihil pelamar. Yakni dokter spesialis konservasi gigi, spesialis anastesi, spesialis bedah mulut, spesialis kandungan, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, serta spesialis patologi klinik.

 

Suyasa mengatakan, dokter spesialis itu sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja RSUD Buleleng. Sayangnya tidak ada dokter spesialis yang melamar formasi tersebut.

 

Alhasil kini RSUD Buleleng harus melakukan kajian kembali terkait kebutuhan tenaga kesehatan mereka. “Kalau memang dibutuhkan, kami akan usulkan lagi ke Kementerian PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Mudah-mudahan saat ada formasi lagi, ada pelamarnya,” kata Suyasa.

 

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mengusulkan formasi lowong tersebut kepada Pemerintah Pusat dan juga mengembangkan program pendidikan pada perguruan tinggi negeri/swasta yang ada di Buleleng.

 

Hal itu penting dilakukan mengingat formasi tenaga medis dan dokter spesialis sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 

“Beberapa universitas juga sekarang sudah mulai menambah program sekolah spesialis lebih banyak. Harapan saya dua sampai tiga tahun ke depan bisa lebih mudah dalam menerima dokter-dokter spesialis,” harap Agus.

SINGARAJA– Pemerintah Kabupaten Buleleng masih kewalahan mencari Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk formasi tenaga kesehatan. Terbukti dalam beberapa kali proses rekrutmen Calon PNS, cukup banyak formasi yang kosong.

 

Pada rekrutmen tahun 2021 lalu misalnya. Pemkab Buleleng mendapat jatah sebanyak 231 formasi. Namun hanya 212 formasi saja yang terisi. Sementara 19 formasi lainnya nihil pelamar.

 

“Jumlah yang lowong ada 19 formasi. Itu terdiri dari perekam medis, dokter spesialis, dan jabatan fungsional lainnya,” kata Sekkab Buleleng Gede Suyasa, yang ditemui disela-sela acara penyerahan SK CPNS di Gedung Wanita Laksmi Graha, Rabu kemarin (6/4).

 

Bila mengacu data Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Buleleng, pada tahun 2021 saja, ada 6 formasi dokter spesialis yang nihil pelamar. Yakni dokter spesialis konservasi gigi, spesialis anastesi, spesialis bedah mulut, spesialis kandungan, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, serta spesialis patologi klinik.

 

Suyasa mengatakan, dokter spesialis itu sangat dibutuhkan untuk menunjang kinerja RSUD Buleleng. Sayangnya tidak ada dokter spesialis yang melamar formasi tersebut.

 

Alhasil kini RSUD Buleleng harus melakukan kajian kembali terkait kebutuhan tenaga kesehatan mereka. “Kalau memang dibutuhkan, kami akan usulkan lagi ke Kementerian PAN-RB dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Mudah-mudahan saat ada formasi lagi, ada pelamarnya,” kata Suyasa.

 

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mengusulkan formasi lowong tersebut kepada Pemerintah Pusat dan juga mengembangkan program pendidikan pada perguruan tinggi negeri/swasta yang ada di Buleleng.

 

Hal itu penting dilakukan mengingat formasi tenaga medis dan dokter spesialis sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

 

“Beberapa universitas juga sekarang sudah mulai menambah program sekolah spesialis lebih banyak. Harapan saya dua sampai tiga tahun ke depan bisa lebih mudah dalam menerima dokter-dokter spesialis,” harap Agus.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/