26.7 C
Jakarta
19 April 2024, 1:08 AM WIB

Dilanda Hujan Lebat Semalam, Jembrana Dikepung Banjir, Kantor KPU Tergenang

NEGARA – Hujan deras nan lebat yang melanda sejak Kamis (13/10) dini hari hingga pagi, menyebabkan banjir di sejumlah lokasi di Jembrana. Penyebab utamanya, sebagian besar karena drainase yang tidak memadai dan sampah yang menyumbat saluran drainase, sehingga air meluap ke jalan hingga pemukiman. Bahkan sejumlah yang sekolah terdampak siswanya diliburkan.

Seperti banjir yang terjadi di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana. Puluhan rumah dan satu sekolah dasar negeri (SDN) 1 Loloan Timur terdampak banjir akibat luapan air telabah yang berada di tengah -tengah sekoalah. Selain itu, akses jalan menuju madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) 3 Jembrana juga terdampak, siswa dibantu perahu karet untuk menuju sekolah.

Kepala Lingkungan Loloan Timur Muztahiddin mengatakan, karena hujan deras yang terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, volume air tinggi dan membuat telabah yang berada di tengah pemukiman warga meluap. “Tadi pagi jalan tergenang air, membuat siswa terhambat,” ujarnya.

Akhirnya, warga bernama BPBD Jembrana, Babhinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP Jembrana membantu siswa ke sekolah dengan perahu karet. “Sebelum perahu karet datang,warga menggendong siswa yang akan berangkat sekolah melewati genangan air di jalan,” ujarnya.

Pemukiman warga dan sekolah, memang sering terdampak jika hujan deras terjadi. Volume air yang tinggi, membuat telabah meluap. Warga dan lingkungan sudah berusaha meminta solusi kepada kelurahan dan dewan agar ada penanganan banjir yang sering terjadi ini. “Solusinya, mungkin ditinggikan senderan telabahnya agar tidak meluap setiap hujan deras terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, siswa SDN 1 Loloan Timur yang terdampak paling parah terpaksa siswa belajar di rumah masing-masing. “Karena kondisi seperti itu, kita berinisiatif untuk meminta siswa belajar dari rumah agar lebih nyaman. Selain itu, juga untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan,” kata Kepala SDN 1 Loloan Timur, Wayan Mahardika.

Menurutnya, baru mengetahui kondisi sekolah terendam air pada puku 06.00 WITA. Saat itu seluruh ruang kelas atau ruang pembelajaran sempat digenangi air. “Kita baru mengetahui pagi hari sekitar jam 6 itu saat tiba di sekolah. Air sudah tinggi dan masuk ke sejumlah ruang kelas,” ujarnya.

Genangan air karena hujan deras yang terjadi selama beberapa jam juga terjadi di Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara. Banjir merendam belasan rumah warga dan akses jalan sepanjang 100 meter lebih. SDN 2 Desa Tegal Badeng Barat dan halaman Gedung Gereja GPIB.

Salah satu warga, I Ketut Wardiasa, 42, salah satu warga terdampak banjir menyampaikan bahwa banjir yang sering terjadi setiap musim hujan datang. “Memang daerahnya lebih rendah. Ini lumayan besar banjirnya, tadi kendaraan tidak berani lewat jalani ini,” ungkapnya.

Karena banjir yang terjadi, SDN 2 Tegal Badeng Barat akhirnya melarang para murid datang ke sekolah. Mengingat kondisi sebagian sekolah terendam banjir. “Kami sampaikan melalui guru guru kelas, agar menginformasikan kepada semua siswa agar tidak datang ke sekolah ini sangat berbahaya sekali demi keamanan anak-anak,”  Kepala SDN 2 Tegal Badeng Barat I Komang Ardika.

Karena situasi kondisi sekolah yang masih terendam air, anak anak belajar lewat daring. “Bukan di liburkan, anak-anak kita ditugaskan untuk belajar dari rumah,” jelasnya.

Banjir juga menimpa pondok pesantren dan sekolah di Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Sekolah madrasah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Nuris, digenangi air selutut orang dewasa.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana I Gusti Putu Anom Saputra mengatakan, sekolah yang terdampak banjir Kamis kemarin yang sudah dilaporkan sebanyak 3 sekolah. Karena kondisi sekolah terendam banjir, siswa sekolah secara daring. “Pembelajaran daring sesuai dengan kondisi sekolah, jika masih terendam banjir disarankan sekolah daring dulu,” ujarnya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta menyampaikan, akibat curah hujan tinggi di wilayah Jembrana menyebabkan genangan air disejumlah titik. Dari data sementara yang dilaporkan sebanyak 10 lokasi yang terdapat genangan air dengan ketinggian antara 60 centimeter hingga 90 centimeter. Dari 10 lokasi tersebut sebanyak 97 rumah terdampak. “Data ini yang dilaporkan dan kamin tangani. Masih ada beberapa lokasi yang terdapat genangan air belum dilaporkan,” jelasnya.

Pihaknya sudah melakukan penanganan di lokasi yang terdampak. Penanganan untuk genangan air dengan penyedotan air yang merendam pemukiman. “Tidak ada evakuasi yang bersifat kedaruratan. Tadi kami hanya membantu siswa dengan perahu karet menuju ke sekolah karena jalan digenangi air,” ujarnya.

Pihaknya memastikan tidak ada kerusakan rumah akibat dari hujan deras dan genangan air yang terjadi di sejumlah titik. “Tidak ada kerusakan dan korban jiwa,” tegasnya.

Namun, karena potensi hujan masih terjadi pihaknya siagakan tim reaksi cepat, sebanyak 9 orang yang siaga. Apabila dibutuhkan, semua tim reaksi cepat sebanyak 28 orang diterjunkan. “Sarana pendukung seperti perahu karet dua unit, mesin penyedot air 5 uni dan sarana pendukung lain juga sudah kami siapsiagakan,” terangnya. (bas/rid)

NEGARA – Hujan deras nan lebat yang melanda sejak Kamis (13/10) dini hari hingga pagi, menyebabkan banjir di sejumlah lokasi di Jembrana. Penyebab utamanya, sebagian besar karena drainase yang tidak memadai dan sampah yang menyumbat saluran drainase, sehingga air meluap ke jalan hingga pemukiman. Bahkan sejumlah yang sekolah terdampak siswanya diliburkan.

Seperti banjir yang terjadi di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana. Puluhan rumah dan satu sekolah dasar negeri (SDN) 1 Loloan Timur terdampak banjir akibat luapan air telabah yang berada di tengah -tengah sekoalah. Selain itu, akses jalan menuju madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) 3 Jembrana juga terdampak, siswa dibantu perahu karet untuk menuju sekolah.

Kepala Lingkungan Loloan Timur Muztahiddin mengatakan, karena hujan deras yang terjadi sejak Rabu malam hingga Kamis pagi, volume air tinggi dan membuat telabah yang berada di tengah pemukiman warga meluap. “Tadi pagi jalan tergenang air, membuat siswa terhambat,” ujarnya.

Akhirnya, warga bernama BPBD Jembrana, Babhinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP Jembrana membantu siswa ke sekolah dengan perahu karet. “Sebelum perahu karet datang,warga menggendong siswa yang akan berangkat sekolah melewati genangan air di jalan,” ujarnya.

Pemukiman warga dan sekolah, memang sering terdampak jika hujan deras terjadi. Volume air yang tinggi, membuat telabah meluap. Warga dan lingkungan sudah berusaha meminta solusi kepada kelurahan dan dewan agar ada penanganan banjir yang sering terjadi ini. “Solusinya, mungkin ditinggikan senderan telabahnya agar tidak meluap setiap hujan deras terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, siswa SDN 1 Loloan Timur yang terdampak paling parah terpaksa siswa belajar di rumah masing-masing. “Karena kondisi seperti itu, kita berinisiatif untuk meminta siswa belajar dari rumah agar lebih nyaman. Selain itu, juga untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan,” kata Kepala SDN 1 Loloan Timur, Wayan Mahardika.

Menurutnya, baru mengetahui kondisi sekolah terendam air pada puku 06.00 WITA. Saat itu seluruh ruang kelas atau ruang pembelajaran sempat digenangi air. “Kita baru mengetahui pagi hari sekitar jam 6 itu saat tiba di sekolah. Air sudah tinggi dan masuk ke sejumlah ruang kelas,” ujarnya.

Genangan air karena hujan deras yang terjadi selama beberapa jam juga terjadi di Desa Tegal Badeng Barat, Kecamatan Negara. Banjir merendam belasan rumah warga dan akses jalan sepanjang 100 meter lebih. SDN 2 Desa Tegal Badeng Barat dan halaman Gedung Gereja GPIB.

Salah satu warga, I Ketut Wardiasa, 42, salah satu warga terdampak banjir menyampaikan bahwa banjir yang sering terjadi setiap musim hujan datang. “Memang daerahnya lebih rendah. Ini lumayan besar banjirnya, tadi kendaraan tidak berani lewat jalani ini,” ungkapnya.

Karena banjir yang terjadi, SDN 2 Tegal Badeng Barat akhirnya melarang para murid datang ke sekolah. Mengingat kondisi sebagian sekolah terendam banjir. “Kami sampaikan melalui guru guru kelas, agar menginformasikan kepada semua siswa agar tidak datang ke sekolah ini sangat berbahaya sekali demi keamanan anak-anak,”  Kepala SDN 2 Tegal Badeng Barat I Komang Ardika.

Karena situasi kondisi sekolah yang masih terendam air, anak anak belajar lewat daring. “Bukan di liburkan, anak-anak kita ditugaskan untuk belajar dari rumah,” jelasnya.

Banjir juga menimpa pondok pesantren dan sekolah di Banjar Air Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. Sekolah madrasah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Nuris, digenangi air selutut orang dewasa.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana I Gusti Putu Anom Saputra mengatakan, sekolah yang terdampak banjir Kamis kemarin yang sudah dilaporkan sebanyak 3 sekolah. Karena kondisi sekolah terendam banjir, siswa sekolah secara daring. “Pembelajaran daring sesuai dengan kondisi sekolah, jika masih terendam banjir disarankan sekolah daring dulu,” ujarnya.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana I Made Sapta Budiarta menyampaikan, akibat curah hujan tinggi di wilayah Jembrana menyebabkan genangan air disejumlah titik. Dari data sementara yang dilaporkan sebanyak 10 lokasi yang terdapat genangan air dengan ketinggian antara 60 centimeter hingga 90 centimeter. Dari 10 lokasi tersebut sebanyak 97 rumah terdampak. “Data ini yang dilaporkan dan kamin tangani. Masih ada beberapa lokasi yang terdapat genangan air belum dilaporkan,” jelasnya.

Pihaknya sudah melakukan penanganan di lokasi yang terdampak. Penanganan untuk genangan air dengan penyedotan air yang merendam pemukiman. “Tidak ada evakuasi yang bersifat kedaruratan. Tadi kami hanya membantu siswa dengan perahu karet menuju ke sekolah karena jalan digenangi air,” ujarnya.

Pihaknya memastikan tidak ada kerusakan rumah akibat dari hujan deras dan genangan air yang terjadi di sejumlah titik. “Tidak ada kerusakan dan korban jiwa,” tegasnya.

Namun, karena potensi hujan masih terjadi pihaknya siagakan tim reaksi cepat, sebanyak 9 orang yang siaga. Apabila dibutuhkan, semua tim reaksi cepat sebanyak 28 orang diterjunkan. “Sarana pendukung seperti perahu karet dua unit, mesin penyedot air 5 uni dan sarana pendukung lain juga sudah kami siapsiagakan,” terangnya. (bas/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/