29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:56 AM WIB

Duh, Sapi Pengungsi di Pasar Hewan Beringkit Dijual Miring

RadarBali.com – Mulai ditetapkan aktivitas Gunung Agung pada level awas, membuat para peternak sampi menjual murah sapi peliharaannya.

Begitu juga yang terjadi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi. Gejolak harga mempengaruhi harga sapi di pasar beringkit.

Bahkan, sapi yang didatangkan dari Karangasem dijual dengan harga jauh di bawah. Kepala Pasar Hewan Beringkit I Made Budayasa, menyatakan, gejolak yang terjadi di Pasar Hewan Beringkit terjadi saat status Gunung Agung dinaikkan levelnya dari awas menjadi siaga beberapa waktu lalu.

Sempat ada gejolak harga. Jumat (22/9) lalu sapi yang masuk ke Pasar Beringkit ada 203 ekor. Satu hari sebelumnya ada 91 ekor. Rata-rata semua sapi dari Karangasem.

“Walaupun sebetulnya saat itu bukan hari pasaran, hewan yang masuk puluhan hingga ratusan ke Pasar Hewan Beringkit,” jelas Made Budayasa.

Parahnya,  sapi yang masuk ke salah satu pasar hewan terbesar di Bali ini dijual dengan harga miring atau di bawah harga pasaran.

Karena sapi yang didatangkan dari Karangasem dijual dengan selisih harga sekitar Rp 3 juta dari harga normal.

“Umumnya sapi potong dijual 40 ribu per kilogram berat hidup, itu oleh peternak dijual hanya Rp 35 ribu,” terangnya.

Otomatis  saat itu, rata-rata hewan yang masuk laku terjual. Sementara untuk sapi bibit jika normalnya seharga Rp 5 juta, malah ada yang dijual dengan Rp 2,5 juta.

Hal disebabkan karena peternak menjual hewan ternaknya dengan harga murah lantaran sebelumnya kesulitan untuk menitipkan ternak mereka.

“Sebelumnya kan belum ada tempat penitipan, kalau sekarang sudah ada. Jadi saat ini sudah kembali normal harga jualnya,” ucapnya.

Sementara pada pasaran Rabu kemarin,  di Pasar Hewan Beringkit harga sudah normal seperti biasanya.

Pergerakan hewan baik masuk dan keluar hingga siang tercatat 1.168 ekor. Harga pun juga relatif stabil yakni kisaran Rp 40 ribu per kilogram berat hidup.

“Masalah itu provinsi yang lebih tahu. Karena kuotanya juga ditentukan dari sana. Namun yang jelas untuk sapi potong yang dikirim ke luar Bali harus memiliki berat minimal 375 kilogram,” pungkasnya. 

RadarBali.com – Mulai ditetapkan aktivitas Gunung Agung pada level awas, membuat para peternak sampi menjual murah sapi peliharaannya.

Begitu juga yang terjadi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwi. Gejolak harga mempengaruhi harga sapi di pasar beringkit.

Bahkan, sapi yang didatangkan dari Karangasem dijual dengan harga jauh di bawah. Kepala Pasar Hewan Beringkit I Made Budayasa, menyatakan, gejolak yang terjadi di Pasar Hewan Beringkit terjadi saat status Gunung Agung dinaikkan levelnya dari awas menjadi siaga beberapa waktu lalu.

Sempat ada gejolak harga. Jumat (22/9) lalu sapi yang masuk ke Pasar Beringkit ada 203 ekor. Satu hari sebelumnya ada 91 ekor. Rata-rata semua sapi dari Karangasem.

“Walaupun sebetulnya saat itu bukan hari pasaran, hewan yang masuk puluhan hingga ratusan ke Pasar Hewan Beringkit,” jelas Made Budayasa.

Parahnya,  sapi yang masuk ke salah satu pasar hewan terbesar di Bali ini dijual dengan harga miring atau di bawah harga pasaran.

Karena sapi yang didatangkan dari Karangasem dijual dengan selisih harga sekitar Rp 3 juta dari harga normal.

“Umumnya sapi potong dijual 40 ribu per kilogram berat hidup, itu oleh peternak dijual hanya Rp 35 ribu,” terangnya.

Otomatis  saat itu, rata-rata hewan yang masuk laku terjual. Sementara untuk sapi bibit jika normalnya seharga Rp 5 juta, malah ada yang dijual dengan Rp 2,5 juta.

Hal disebabkan karena peternak menjual hewan ternaknya dengan harga murah lantaran sebelumnya kesulitan untuk menitipkan ternak mereka.

“Sebelumnya kan belum ada tempat penitipan, kalau sekarang sudah ada. Jadi saat ini sudah kembali normal harga jualnya,” ucapnya.

Sementara pada pasaran Rabu kemarin,  di Pasar Hewan Beringkit harga sudah normal seperti biasanya.

Pergerakan hewan baik masuk dan keluar hingga siang tercatat 1.168 ekor. Harga pun juga relatif stabil yakni kisaran Rp 40 ribu per kilogram berat hidup.

“Masalah itu provinsi yang lebih tahu. Karena kuotanya juga ditentukan dari sana. Namun yang jelas untuk sapi potong yang dikirim ke luar Bali harus memiliki berat minimal 375 kilogram,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/