TABANAN, radarbali.id – Program Studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan (Prodi MKH) Poltekpar Bali menunjukkan komitmen nyata mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan.
Tugas pokok lembaga pendidikan tinggi berupa pengajaran, penelitian, dan PKM ini dilakukan lewat pendampingan selama 3 tahun yang dilaksanakan oleh Prodi MKH. Kali terakhir kegiatan ini berlangsung 29 Juni-30 Juni 2022.
PKM yang mengambil tema “Pelatihan Bahasa Asing dalam Menunjang Penyelengaraan Festival Jatiluwih bagi Masyarakat Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan” ini dipusatkan di Kantor Desa Jatiluwih, Tabanan.
Kepala Desa Jatiluwih, I Nengah Kartika yang membuka acara mengaku sangat berterima kasih kepada Poltekpar Bali yang intens mendampingi Desa Jatiluwih.
Kartika berharap para peserta sungguh-sungguh mengikuti program pelatihan berkesinambungan yang diberikan demi perkembangan dan kemajuan Desa Jatiluwih.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut Koordinator Bidang Penelitian, Made Tirtawati, S.Si., M.Par. mewakili Kepala Unit P3M Poltekpar Bali.
“Kami sangat berterima kasih kepada Kades Desa Jatiluwih yang telah memfasilitasi dan antusias menyambut kedatangan Tim PKM Prodi MKH ini untuk kegiatan PKM yang ketiga kalinya.
Diharapkan Kegiatan ini memberikan dampak yang bermanfaat sehingga Desa Jatiluwih, khususnya masyarakatnya memiliki skill dan talenta berbahasa asing yang baik ke depannya untuk berhadapan dengan para turis yang akan berkunjung ke Desa Jatiluwih,” ucap Tirtawati.
Senada, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan PKM Prodi MKH, Luh Putu Citrawati, SE., M.Si berharap materi yang dipaparkan oleh narasumber dapat diterima dengan baik dan dipraktikkan oleh para peserta pelatihan.
“Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk meningkatkan keterampilan atau skill di bidang pengelolaan event serta meningkatkan skill berbahasa asing masyarakat Desa Wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Diharapkan nantinya peserta yang hadir mengikuti kegiatan PKM ini mampu mengelola event atau festival dengan baik dan profesional. Peserta mampu berbahasa asing dalam melayani pengunjung khususnya wisatawan mancanegara,” ungkap Citrawati.
Jelasnya PKM ini melibatkan 30 peserta. Terdiri dari Badan Pengelola Daya Tarik Wisata Jatiluwih, anggota karang taruna yang dilibatkan dalam pengelolaan Festival Jatiluwih, para pengelola hotel, home stay, dan restaurant.
Narasumber yang merupakan dosen Prodi MKH dan praktisi event, Made Sri Purnami menjabarkan peran bahasa dalam pelaksanaan event.
Pembekalan kemampuan Bahasa Inggris disampaikan oleh Dr. I Ketut Murdana, MA, Bahasa Perancis oleh Dra. Ratri Paramita, M.Pd, dan Bahasa Jepang oleh Dr. Indah Kusumarini, S.Pd., M.Par.
Di hari kedua kegiatan PKM yang berlangsung berupa praktek bahasa asing langsung oleh para peserta. (rba/ken)