DENPASAR – Saat ini pendidikan vokasi menjadi prioritas pemerintah. Karena di dalamnya memadukan pendidikan sistem ganda,
sehingga membuat siswa tidak hanya menguasai teori di kertas dan di kelas tetapi juga mempunyai ketrampilan dan siap kerja.
Hal ini akan mempercepat penyiapan tenaga kerja siap pakai sehingga kiprah remaja dalam pembangunan dapat lebih awal terlaksana.
Lulusan pendidikan vokasi bisa berwiraswasta, bekerja dan melanjutkan. Saat ini banyak remaja sambil bekerja juga melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
Jati diri dan tanggung jawab remaja akan lebih muncul dan mandiri. Tidak lagi menjadi beban orang tua dan bisa menjadi contoh di tengah keluarganya.
Dengan demikian apabila ini sudah menjadi kesadaran dan pemahaman bersama, maka masing-masing keluarga dan Indonesia pada umumnya tidak terjebak ke dalam negara dengan penghasilan menengah.
Tetapi sudah menjadi warga dunia dan negara maju dan berpenghasilan tinggi, karena remaja remajanya sudah banyak yang bekerja dan berwiraswasta.
Dalam acara Rembug Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019 di Depok, Jawa Barat, disampaikan bahwa telah terjalin kerjasama SMK
dengan 2700 industri di tanah air dan kurikulum SMK saat ini tidak berdasar keinginan kemdikbud saja tetapi juga sesuai permintaan industri.
Dimana targetnya 70 persen kemampuan siswa SMK lebih ke praktek Industri, bahkan di Swiss dan Jerman yang merupakan negara industri, usia 16 tahun sudah magang
“SMK Penerbangan Cakra Nusantara terakreditasi A, adalah opsi solusi,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Penerbangan Cakra Nusantara Ni Made Yuning Sari Parwati M.Pd.
Menurut Yuning, pola dan kurikulum di SMK Penerbangan Cakra Nusantara di design sejak semester satu.
Peserta dididik mengikuti program pengalaman lapangan dan mendapat sertifikat dari dunia usaha dan industri terkait jurusan, sehingga tidak harus menunggu tiga tahun.
Apabila putus sekolah, sertifikat itu sudah berguna, kurikulum nasional, kurikulum international, dan kurikulum dunia usaha dan dunia industri berjalan beriringan.
Beberapa sertifikasi kompetensi yang dikantongi siswa mulai dari kelas X di antaranya sertifikat MPLS, BNN, Basarnas, Outbond, Psikotest, PKL Depo 10 Husein Sastranegara Bandung,
PKL Depo 30 Abdurachman Saleh Malang, Merpati Maintenance Facility (MMF), Angkasa Pura II se Indonesia, Gapura Angkasa se-Indonesia, Airnav se-Indonesia,
Skuadron Teknik 021 Halim Perdana Kusuma Jakarta, Skuadron Teknik 042 Iswahjudi Madiun, Skatek 044 Sultan Hassanudin, Depo 20 Iswahjudi Madiun,
PT. EAS, Garuda Indonesia, Lion Batam, Lion Cirebon, Lion Palangkaraya, dan Pusat Sains dan Antariksa LAPAN Bandung.
Sertifikat di luar PKL di antaranya sertifikat setara D1 Sastra Inggris, yakni sertifikat Build Better Communication (BBC) yang untuk mendapatkannya menempuh
pelajaran komunikasi dalam Bahasa Inggris selama 1 tahun 6 bulan dari kelas X (semester pertama) dan Kelas XI (semester pertama dan kedua).
“Dengan keseluruhan fasilitas yang didapat, menjadikan lulusan SMK Penerbangan Cakra Nusantara mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif,” bebernya.
SMK Penerbangan Cakra Nusantara terletak di Jalan Drupadi No 25 (kampus 1) dan Jalan Tukad Pakerisan No 25 Denpasar (kampus 3), dengan nomer pendaftaran 0361 4742600,
dan juga dapat dilakukan via SMS ke No 081237098090 dengan ketik: daftar (spasi) nama lengkap (spasi) asal sekolah (spasi)
kabupaten asal siswa (spasi) jenis kelamin (spasi) nomer WA/HP. pendaftaran online via website kami di www.smkpenerbangan.sch.id. (rba)