28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:34 AM WIB

Berkat JKN – KIS Saya Masih Punya Kesempatan Hidup

SINGARAJA – Sejak program JKN-KIS diselenggarakan di awal tahun 2014, BPJS Kesehatan telah banyak membiayai kasus katastropik

salah satunya adalah tindakan hemodialisa atau yang lebih dikenal dengan cuci darah pada penderita gagal ginjal.

Ginjal merupakan salah satu organ dalam tubuh yang mempunyai peran vital dan tak tergantikan.

Secara sederhana gagal ginjal merupakan kondisi dimana ginjal tidak lagi dapat menjalankan fungsi normalnya sehingga menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

Wayan Dana, 58, adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang berasal dari Buleleng.

Ia sudah 2 tahun menderita gagal ginjal dan memerlukan penanganan cuci darah agar fisiknya tetap terjaga.

Ia tidak pernah menduga akan mengalami gagal ginjal yang memerlukan biaya penanganan sangat mahal.

Sebelum didiagnosa menderita gagal ginjal, ia bekerja sebagai buruh serabutan di pasar dan kini karena keterbatasan kondisi fisiknya, ia sudah tidak bisa beraktivitas seperti masih sehat dulu.

Sekarang ia hanya disokong oleh istrinya yang hanya bekerja sebagai penjual sayur di pasar. “Saya sudah 2 tahun menderita penyakit gagal ginjal,

saya tidak pernah menyangka akan menderita penyakit ini. Saya harus menjalani cuci darah 2 kali dalam seminggu di RSU Kertha Usada Singaraja.

Dulu sebelum cuci darah saya merasa kondisi tubuh saya lemas, cepat letih dan terasa tidak bertenaga, beruntung saya segera mendapat penanganan cuci darah” tuturnya

Ia pun mengaku beruntung karena telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Pasalnya, semua biaya cuci darahnya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesaehatan. “Jika saya membayar sendiri, saya sangat merasa berat karena saya tahu untuk sekali cuci darah itu

biayanya sangat mahal. Entah berapa biaya yang harus saya keluarkan sendiri jika saya tidak menjadi peserta JKN-KIS” tuturnya.

Ketika ia ditemui di RSU Kertha Usada Singaraja, ia sedang sedang menunggu untuk kontrol ke poli bedah karena ia baru saja dilakukan penanganan tindakan suatu tindakan

pembedahan dengan cara menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses dialysis sambungan buatan yang dibuat oleh ahli bedah vaskular, arteri ke pembuluh darah.

“Hari ini saya kontrol ke poli bedah karena beberapa hari yang lalu telah dilakukan tindakan Arteriovenous (AV) Shunt di RSUP dan sekarang harus kontrol ke poli bedah.

Saat perawatan di RSUP Sanglah, saya menempati kelas perawatan sesuai dengan hak kelas saya sehingga sama tidak

ada selisih biaya satu rupiahpun yang saya keluarkan, Semua biaya sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan” jelasnya

Menurut Wayan, program JKN-KIS adalah program pemerintah yang sangat mulia dan membantu warga masyarakat yang sedang sakit.

Berkat program JKN-KIS banyak masyarakat yang mempunyai harapan kesempatan hidup yang lebih panjang.

“Saya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Saya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS kelas 2 dengan membayar iuran hanya Rp 51.000 perbulan, namun biaya cuci darah 

dan semua tindakan medis lainnya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, jika saya hitung-hitung iuran yang saya bayarkan setiap bulan

sangat kecil dibanding biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk biaya cuci darah saya dan tindakan medis lainnya.

Disini saya baru menyadari bahwa iuran peserta yang sehatlah yang ikut membiayai pengobatan saya.

BPJS Kesehatan seolah menjadi pahlawan bagi saya dan masyarakat terutama masyarakat kelas ekonomi menengah.

Saya tidak tahu jika tidak menjadi peserta JKN-KIS, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk pengobatan saya.

Saya dulunya hanya seorang buruh serabutan di pasar, yang berpenghasilan sangat kecil. Entah apa yang terjadi jika saya tidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS,

mungkin saya tidak bisa berobat karena tidak ada biaya dan mungkin saja hidup saya tidak sepanjang ini.

Berkat JKN-KIS saya masih mempunyai kesempatan hidup dan masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebersamaan di tengah keluarga

yang selalu memberikan dukungan semangat untuk saya, semua berkat kebesaran Tuhan dan program JKN-KIS ini,” tambahnya

Berbekal dari pengalaman yang diceritakan tersebut, ia dan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah yang telah mencanangkan program JKN-KIS,

BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program dan fasilitas kesehatan yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

Semoga Program JKN-KIS ini kedepannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang tertolong dari program JKN-KIS ini. (adv) 

 

 

SINGARAJA – Sejak program JKN-KIS diselenggarakan di awal tahun 2014, BPJS Kesehatan telah banyak membiayai kasus katastropik

salah satunya adalah tindakan hemodialisa atau yang lebih dikenal dengan cuci darah pada penderita gagal ginjal.

Ginjal merupakan salah satu organ dalam tubuh yang mempunyai peran vital dan tak tergantikan.

Secara sederhana gagal ginjal merupakan kondisi dimana ginjal tidak lagi dapat menjalankan fungsi normalnya sehingga menyebabkan gangguan fungsi tubuh.

Wayan Dana, 58, adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang berasal dari Buleleng.

Ia sudah 2 tahun menderita gagal ginjal dan memerlukan penanganan cuci darah agar fisiknya tetap terjaga.

Ia tidak pernah menduga akan mengalami gagal ginjal yang memerlukan biaya penanganan sangat mahal.

Sebelum didiagnosa menderita gagal ginjal, ia bekerja sebagai buruh serabutan di pasar dan kini karena keterbatasan kondisi fisiknya, ia sudah tidak bisa beraktivitas seperti masih sehat dulu.

Sekarang ia hanya disokong oleh istrinya yang hanya bekerja sebagai penjual sayur di pasar. “Saya sudah 2 tahun menderita penyakit gagal ginjal,

saya tidak pernah menyangka akan menderita penyakit ini. Saya harus menjalani cuci darah 2 kali dalam seminggu di RSU Kertha Usada Singaraja.

Dulu sebelum cuci darah saya merasa kondisi tubuh saya lemas, cepat letih dan terasa tidak bertenaga, beruntung saya segera mendapat penanganan cuci darah” tuturnya

Ia pun mengaku beruntung karena telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Pasalnya, semua biaya cuci darahnya dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesaehatan. “Jika saya membayar sendiri, saya sangat merasa berat karena saya tahu untuk sekali cuci darah itu

biayanya sangat mahal. Entah berapa biaya yang harus saya keluarkan sendiri jika saya tidak menjadi peserta JKN-KIS” tuturnya.

Ketika ia ditemui di RSU Kertha Usada Singaraja, ia sedang sedang menunggu untuk kontrol ke poli bedah karena ia baru saja dilakukan penanganan tindakan suatu tindakan

pembedahan dengan cara menghubungkan arteri radialis dengan vena cephalica sehingga terjadi fistula arteriovena sebagai akses dialysis sambungan buatan yang dibuat oleh ahli bedah vaskular, arteri ke pembuluh darah.

“Hari ini saya kontrol ke poli bedah karena beberapa hari yang lalu telah dilakukan tindakan Arteriovenous (AV) Shunt di RSUP dan sekarang harus kontrol ke poli bedah.

Saat perawatan di RSUP Sanglah, saya menempati kelas perawatan sesuai dengan hak kelas saya sehingga sama tidak

ada selisih biaya satu rupiahpun yang saya keluarkan, Semua biaya sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan” jelasnya

Menurut Wayan, program JKN-KIS adalah program pemerintah yang sangat mulia dan membantu warga masyarakat yang sedang sakit.

Berkat program JKN-KIS banyak masyarakat yang mempunyai harapan kesempatan hidup yang lebih panjang.

“Saya telah merasakan manfaat besar dari Program JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.

Saya terdaftar sebagai peserta JKN-KIS kelas 2 dengan membayar iuran hanya Rp 51.000 perbulan, namun biaya cuci darah 

dan semua tindakan medis lainnya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, jika saya hitung-hitung iuran yang saya bayarkan setiap bulan

sangat kecil dibanding biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk biaya cuci darah saya dan tindakan medis lainnya.

Disini saya baru menyadari bahwa iuran peserta yang sehatlah yang ikut membiayai pengobatan saya.

BPJS Kesehatan seolah menjadi pahlawan bagi saya dan masyarakat terutama masyarakat kelas ekonomi menengah.

Saya tidak tahu jika tidak menjadi peserta JKN-KIS, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk pengobatan saya.

Saya dulunya hanya seorang buruh serabutan di pasar, yang berpenghasilan sangat kecil. Entah apa yang terjadi jika saya tidak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS,

mungkin saya tidak bisa berobat karena tidak ada biaya dan mungkin saja hidup saya tidak sepanjang ini.

Berkat JKN-KIS saya masih mempunyai kesempatan hidup dan masih diberikan kesempatan untuk menikmati kebersamaan di tengah keluarga

yang selalu memberikan dukungan semangat untuk saya, semua berkat kebesaran Tuhan dan program JKN-KIS ini,” tambahnya

Berbekal dari pengalaman yang diceritakan tersebut, ia dan keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah yang telah mencanangkan program JKN-KIS,

BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program dan fasilitas kesehatan yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

Semoga Program JKN-KIS ini kedepannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat karena banyak masyarakat yang tertolong dari program JKN-KIS ini. (adv) 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/