26.2 C
Jakarta
14 September 2024, 5:42 AM WIB

EM4 Dukung Program Urban Farming

Oleh Pak Oles

Direktur Utama Pak Oles Group

DENPASAR, Radar Bali-URBAN FARMING atau pertanian perkotaan merupakan aktivitas masyarakat dalam bidang pertanian dalam arti luas. Mencakup pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pertamanan. Urban farming dilakukan di lahan terbatas, dalam usaha kecil, untuk tujuan hobi, seni, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya, dan ekonomi. Refreshing atau relaksasi sebagai hasil dari aktivitas urban farming memberikan kepuasan atau kenikmatan tersendiri yang dapat menyembuhkan penyakit dan mengendorkan ketegangan hidup di kota. Efek penyembuhan tersebut dikenal sebagai agrotherapy alias penyembuhan dengan melakukan aktivitas pertanian.

Urban farming di tingkat rumah tangga dilakukan dengan menanam bunga, sayur, dan buah di pekarangan atau halaman rumah, di dalam pot atau langsung di tanah. Pupuk tanaman yang digunakan berupa limbah organik dari dapur yang difermentasi dengan EM4. Fermentasi bertujuan untuk mempercepat penguraian limbah organik menjadi pupuk organik. Limbah organik dapur dikumpulkan dalam ember tertutup dan di atas tumpukan limbah disiramkan EM4. Bisa juga ditambahkan dedak untuk media tumbuh EM4.

Cairan limbah bisa ditampung dengan mengalirkannya melalui keran pada bagian bawah ember. Cairan limbah organik dapur dicampur dengan air untuk disiramkan pada akar tanaman. Limbah yang terfermentasi ditanamkan di dalam tanah, dekat akar tanaman, atau ke dalam pot. Limbah air cucian beras juga bisa difermentasi untuk pupuk organik. Air cucian beras dan air cucian ikan dan daging dikumpulkan ke dalam ember yang bertutup rapat dan diberikan EM4 dengan konsentrasi 5 persen dan gula merah atau gula pasir 5 persen.

Penambahan gula merah atau gula pasir bertujuan untuk makanan atau sumber energi EM4 memfermentasi. Cairan limbah dapur akan terfermentasi dalam waktu 1 minggu dan langsung bisa digunakan untuk disiramkan ke akar tanaman dengan melarutkannya ke dalam air. Cairan limbah fermentasi juga bisa dituangkan ke toilet dan selokan untuk tujuan menghilangkan bau toilet selokan sekaligus mengurangi perkembangbiakan nyamuk.

Taman-taman kota dipupuk dengan pupuk organik dari sampah kota; dari fermentasi sampah organik kota dengan EM4. Taman-taman kota otomatis jadi asri dan rindang, sehingga kualitas udara, tanah, dan air di kota bersih dan sehat. Setiap rumah tangga menyumbang beberapa tanaman atau puluhan tanaman yang ditanam di tanah dan pot, sehingga berkontribusi bagi keindahan kota dari dalam rumah.

Tanaman pangan seperti sayur, buah, dan empon-empon yang ditanam di rumah juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Walau dalam skala kecil, tapi karena merupakan gerakan masyarakat, maka kontribusinya menjadi nyata.

Urban farming merupakan gerakan masyarakat kota yang cinta pertanian. Gerakan ini berkontribusi terhadap kualitas lingkungan tanah, air, dan udara di kota. Urban farming juga bisa menjadi sarana pendidikan, pelatihan pertanian untuk generasi muda dalam rangka melahirkan generasi petani dan cinta pertanian di masa depan. Tanah kosong dan terlantar bisa digunakan untuk urban farming, dengan meminjam, menyewa, atau kerja sama.

Pemerintah daerah bertanggung jawab memajukan urban farming dengan membuat peraturan daerah, sehingga ini menjadi gerakan masyarakat. Urban farming juga bisa diterapkan dengan membuat taoge atau kecambah dari kedelai dan kacang ijo untuk sayur. Mengawetkan bahan makanan untuk asinan sayur dan buah dengan gula, asam, ragi, dan bakteri asam laktat serta bakteri asam asetat juga merupakan aktivitas urban farming di dapur.

Tujuan urban farming adalah untuk ketahanan pangan keluarga, hobi, keindahan, dan kelestarian lingkungan. EM4 mendukung urban farming melalui aktivitas menyuburkan tanah, daur ulang limbah organik, dan pemurnian lingkungan tanah dan air. (*/ken)

Oleh Pak Oles

Direktur Utama Pak Oles Group

DENPASAR, Radar Bali-URBAN FARMING atau pertanian perkotaan merupakan aktivitas masyarakat dalam bidang pertanian dalam arti luas. Mencakup pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan pertamanan. Urban farming dilakukan di lahan terbatas, dalam usaha kecil, untuk tujuan hobi, seni, pelestarian lingkungan hidup, sosial, budaya, dan ekonomi. Refreshing atau relaksasi sebagai hasil dari aktivitas urban farming memberikan kepuasan atau kenikmatan tersendiri yang dapat menyembuhkan penyakit dan mengendorkan ketegangan hidup di kota. Efek penyembuhan tersebut dikenal sebagai agrotherapy alias penyembuhan dengan melakukan aktivitas pertanian.

Urban farming di tingkat rumah tangga dilakukan dengan menanam bunga, sayur, dan buah di pekarangan atau halaman rumah, di dalam pot atau langsung di tanah. Pupuk tanaman yang digunakan berupa limbah organik dari dapur yang difermentasi dengan EM4. Fermentasi bertujuan untuk mempercepat penguraian limbah organik menjadi pupuk organik. Limbah organik dapur dikumpulkan dalam ember tertutup dan di atas tumpukan limbah disiramkan EM4. Bisa juga ditambahkan dedak untuk media tumbuh EM4.

Cairan limbah bisa ditampung dengan mengalirkannya melalui keran pada bagian bawah ember. Cairan limbah organik dapur dicampur dengan air untuk disiramkan pada akar tanaman. Limbah yang terfermentasi ditanamkan di dalam tanah, dekat akar tanaman, atau ke dalam pot. Limbah air cucian beras juga bisa difermentasi untuk pupuk organik. Air cucian beras dan air cucian ikan dan daging dikumpulkan ke dalam ember yang bertutup rapat dan diberikan EM4 dengan konsentrasi 5 persen dan gula merah atau gula pasir 5 persen.

Penambahan gula merah atau gula pasir bertujuan untuk makanan atau sumber energi EM4 memfermentasi. Cairan limbah dapur akan terfermentasi dalam waktu 1 minggu dan langsung bisa digunakan untuk disiramkan ke akar tanaman dengan melarutkannya ke dalam air. Cairan limbah fermentasi juga bisa dituangkan ke toilet dan selokan untuk tujuan menghilangkan bau toilet selokan sekaligus mengurangi perkembangbiakan nyamuk.

Taman-taman kota dipupuk dengan pupuk organik dari sampah kota; dari fermentasi sampah organik kota dengan EM4. Taman-taman kota otomatis jadi asri dan rindang, sehingga kualitas udara, tanah, dan air di kota bersih dan sehat. Setiap rumah tangga menyumbang beberapa tanaman atau puluhan tanaman yang ditanam di tanah dan pot, sehingga berkontribusi bagi keindahan kota dari dalam rumah.

Tanaman pangan seperti sayur, buah, dan empon-empon yang ditanam di rumah juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan. Walau dalam skala kecil, tapi karena merupakan gerakan masyarakat, maka kontribusinya menjadi nyata.

Urban farming merupakan gerakan masyarakat kota yang cinta pertanian. Gerakan ini berkontribusi terhadap kualitas lingkungan tanah, air, dan udara di kota. Urban farming juga bisa menjadi sarana pendidikan, pelatihan pertanian untuk generasi muda dalam rangka melahirkan generasi petani dan cinta pertanian di masa depan. Tanah kosong dan terlantar bisa digunakan untuk urban farming, dengan meminjam, menyewa, atau kerja sama.

Pemerintah daerah bertanggung jawab memajukan urban farming dengan membuat peraturan daerah, sehingga ini menjadi gerakan masyarakat. Urban farming juga bisa diterapkan dengan membuat taoge atau kecambah dari kedelai dan kacang ijo untuk sayur. Mengawetkan bahan makanan untuk asinan sayur dan buah dengan gula, asam, ragi, dan bakteri asam laktat serta bakteri asam asetat juga merupakan aktivitas urban farming di dapur.

Tujuan urban farming adalah untuk ketahanan pangan keluarga, hobi, keindahan, dan kelestarian lingkungan. EM4 mendukung urban farming melalui aktivitas menyuburkan tanah, daur ulang limbah organik, dan pemurnian lingkungan tanah dan air. (*/ken)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/