31.2 C
Jakarta
27 April 2024, 12:25 PM WIB

Dulu Bisa Ternak Tikus sampai 2.500-an Ekor, Kini 1.000-an Saja

Berhenti menjadi karyawan diskotek, Wayan Sudarma, 53, menekuni peternakan tikus. Ia pernah mengalami masa jaya. Peternakan tikusnya pernah mencapai 2500-an ekor.

___

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

___ 

 

SUARA tikus sesekali menyahut saat koran ini bertandang ke petenakan tikus milik Wayan Sudarma di Jalan Batuyang, Gang Pipit, Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Jumat siang (5/2).

 

“Biasa, itu mau kawin. Kalau manusia saja merayu pasti panggil-panggil,” ujar Sudarma di dekat kendang tikusnya yang memakan lahan sekitar 1 are ini.

 

 

Dia mengakui, jika malam hari, suara tikus bersahutan kian keras. “Kalau malam, kucing sudah biasa main ke sini. Bahkan ular juga biasa. Karena lahan saya dekat sawah,” jelasnya.

 

 

Sudarma pun berbagi cerita awalnya membuka peternakan tikus. Pensiun sebagai karyawan diskotik pada 2013, dia sebetulnya berniat membuka warung sembako.

 

“Jangan! Rugi. Tikus putih saja. Untuk pakan predator reptil dan penelitian. Itu jarang,” kenangnya Sudarma menirukan ucapan kawannya.

 

 

Akhirnya, Sudarma pun mencoba membeli induk tikus di pasar burung. Yakni induk Rat (Rattus tiomanicus) dan induk Mencit (Mus musculus). “Awalnya modal Rp 5 juta. Berkembang sampai sekarang. Pemasarannya, door to door,” jelasnya.

 

Berkat ketekunannya, Sudarma pun punya langganan tetap di media sosial dan di komunitas reptil Bali. Tikus peliharaannya kali ini tidak sebanyak sebelum pandemi Covid.

 

“Kalau dulu, sampai 2.500-an ekor. Kandang bisa sampai keluar,” ujarnya sembari menunjukkan lokasi kandang yang meluber sampai keluar batas. Saat ini, jumlahnya hanya 1000-an ekor.

 

 

Kandang tikus, terbagi menjadi empat bagian. Pertama, ada kandang kawin. Kedua, kandang induk dan anak untuk menyusui. Tiga, kandang tikus remaja. Dan empat, kandang dewasa. Untuk harganya beragam. Tikus seberat 150 gram seharga Rp 50 ribu per ekor. Ukuran small seharga Rp 12 ribu, dan yang baru lahir Rp 5000.

 

 

Khusus tikus hamil, harganya lebih mahal. Mencapai Rp 50.000-100.000. “Yang hamil untuk bedah sesar. Karena tikus saya banyak dibeli sama mahasiswa peternakan,” jelasnya. (Bersambung)

Berita Sambungan >>>>>>>> Kendala Beternak Tikus itu Kanibal Bila Belum Diberi Makan 

Berhenti menjadi karyawan diskotek, Wayan Sudarma, 53, menekuni peternakan tikus. Ia pernah mengalami masa jaya. Peternakan tikusnya pernah mencapai 2500-an ekor.

___

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

___ 

 

SUARA tikus sesekali menyahut saat koran ini bertandang ke petenakan tikus milik Wayan Sudarma di Jalan Batuyang, Gang Pipit, Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Jumat siang (5/2).

 

“Biasa, itu mau kawin. Kalau manusia saja merayu pasti panggil-panggil,” ujar Sudarma di dekat kendang tikusnya yang memakan lahan sekitar 1 are ini.

 

 

Dia mengakui, jika malam hari, suara tikus bersahutan kian keras. “Kalau malam, kucing sudah biasa main ke sini. Bahkan ular juga biasa. Karena lahan saya dekat sawah,” jelasnya.

 

 

Sudarma pun berbagi cerita awalnya membuka peternakan tikus. Pensiun sebagai karyawan diskotik pada 2013, dia sebetulnya berniat membuka warung sembako.

 

“Jangan! Rugi. Tikus putih saja. Untuk pakan predator reptil dan penelitian. Itu jarang,” kenangnya Sudarma menirukan ucapan kawannya.

 

 

Akhirnya, Sudarma pun mencoba membeli induk tikus di pasar burung. Yakni induk Rat (Rattus tiomanicus) dan induk Mencit (Mus musculus). “Awalnya modal Rp 5 juta. Berkembang sampai sekarang. Pemasarannya, door to door,” jelasnya.

 

Berkat ketekunannya, Sudarma pun punya langganan tetap di media sosial dan di komunitas reptil Bali. Tikus peliharaannya kali ini tidak sebanyak sebelum pandemi Covid.

 

“Kalau dulu, sampai 2.500-an ekor. Kandang bisa sampai keluar,” ujarnya sembari menunjukkan lokasi kandang yang meluber sampai keluar batas. Saat ini, jumlahnya hanya 1000-an ekor.

 

 

Kandang tikus, terbagi menjadi empat bagian. Pertama, ada kandang kawin. Kedua, kandang induk dan anak untuk menyusui. Tiga, kandang tikus remaja. Dan empat, kandang dewasa. Untuk harganya beragam. Tikus seberat 150 gram seharga Rp 50 ribu per ekor. Ukuran small seharga Rp 12 ribu, dan yang baru lahir Rp 5000.

 

 

Khusus tikus hamil, harganya lebih mahal. Mencapai Rp 50.000-100.000. “Yang hamil untuk bedah sesar. Karena tikus saya banyak dibeli sama mahasiswa peternakan,” jelasnya. (Bersambung)

Berita Sambungan >>>>>>>> Kendala Beternak Tikus itu Kanibal Bila Belum Diberi Makan 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/