29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:34 AM WIB

Tertulis di Literatur, Tuyul Masuk Bali Tahun 1.400

SELAIN wong samar dan memedi, ada rerektunggek yang disebut-sebut menyukai anak kecil.”Selain itu, ada juga makhluk suka dengan anak kecil bernama rerektunggek,” ujar Wakil Ketua Forum Paranormal Indonesia Jro Mangku Gede Made Bayu.

 

Di Jawa, rerektunggek ini disebut kuntilanak. Rambutnya panjang wajahnya tidak jelas dan tertutup.

 

“Rerengtunggek menyukai anak-anak. Hati-hati mendirikan ayunan. Kalau  ada pohon keramat kemudian dipasangi ayunan menurut literature disukai rerektunggek ada bau hawanya. Juga pantang kuda-kudaan kayu,” paparnya.

 

“Itu (mainan) jangan taruh di luar terutama hari-hari keramat kajeng kliwon diusahakan dibawa masuk biasanya disukai karena (rerektunggek) punya jiwa seperti wanita,” imbuh dia.

 

Ada yang bernama tonya yang mirip dengan wong samar. “Sama seperti wong samar tonya mirip dengan manusia. Bedanya ada ciri-ciri tertentu dari tonya tersebut wajahnya lebih sedikit angker daripada wong samar. Pada umumnya sekitar wajah flat sudah itu hidung mulut lekukan pada umumnya tidak tampak,” tegasnya.

 

Tonya biasanya menghuni wilayah perairan atau sungai.

 

Lain lagi dengan kemangmang. Mahluk astral ini biasa disebut kuyang oleh warga Kalimantan. Demikian, belakangan ini untuk di Bali, kata Master Bayu Gendeng, kemangmang jarang menampakkan diri. Untuk ciri-cirinya hanya berupa kepala terbang tanpa badan. “Dulu suka mengganggu orang di sawah saat musim panen,” kisah dia.

 

“Kepala dan juga terlihat ususnya. Kemangang ini memang makhluk yang paling rendah tingkatannya. Kadang-kadang orang tidak tahu dikira batok kelapa. Biasanya ada waktu-waktu orang panen melewati sandi kala. Nah saat itu biasanya mengganggu,” bebernya.

 

Sedangkan soal tuyul di Bali baru terlacak pada tahun 1.400 atau di masa-masa masuknya Majapahit di Bali. Tuyul ini merupakan hantu impor dari luar Bali. Tuyul adalah hantu yang dipelihara oleh manusia yang bentuknya kecil sebesar tangan klingking.

“Ada sejarah munculnya tuyul akhir 1.400, dalam literatur makhluk gundul kecil. Gedenya selekat jari-jari kelingking. Jadi tuyul itu literasi diakui di Bali ada. Makanya itu dipelihara bisa jadi ada orang tertentu membeli tuyul untuk memperkaya diri,” ucapnya.

SELAIN wong samar dan memedi, ada rerektunggek yang disebut-sebut menyukai anak kecil.”Selain itu, ada juga makhluk suka dengan anak kecil bernama rerektunggek,” ujar Wakil Ketua Forum Paranormal Indonesia Jro Mangku Gede Made Bayu.

 

Di Jawa, rerektunggek ini disebut kuntilanak. Rambutnya panjang wajahnya tidak jelas dan tertutup.

 

“Rerengtunggek menyukai anak-anak. Hati-hati mendirikan ayunan. Kalau  ada pohon keramat kemudian dipasangi ayunan menurut literature disukai rerektunggek ada bau hawanya. Juga pantang kuda-kudaan kayu,” paparnya.

 

“Itu (mainan) jangan taruh di luar terutama hari-hari keramat kajeng kliwon diusahakan dibawa masuk biasanya disukai karena (rerektunggek) punya jiwa seperti wanita,” imbuh dia.

 

Ada yang bernama tonya yang mirip dengan wong samar. “Sama seperti wong samar tonya mirip dengan manusia. Bedanya ada ciri-ciri tertentu dari tonya tersebut wajahnya lebih sedikit angker daripada wong samar. Pada umumnya sekitar wajah flat sudah itu hidung mulut lekukan pada umumnya tidak tampak,” tegasnya.

 

Tonya biasanya menghuni wilayah perairan atau sungai.

 

Lain lagi dengan kemangmang. Mahluk astral ini biasa disebut kuyang oleh warga Kalimantan. Demikian, belakangan ini untuk di Bali, kata Master Bayu Gendeng, kemangmang jarang menampakkan diri. Untuk ciri-cirinya hanya berupa kepala terbang tanpa badan. “Dulu suka mengganggu orang di sawah saat musim panen,” kisah dia.

 

“Kepala dan juga terlihat ususnya. Kemangang ini memang makhluk yang paling rendah tingkatannya. Kadang-kadang orang tidak tahu dikira batok kelapa. Biasanya ada waktu-waktu orang panen melewati sandi kala. Nah saat itu biasanya mengganggu,” bebernya.

 

Sedangkan soal tuyul di Bali baru terlacak pada tahun 1.400 atau di masa-masa masuknya Majapahit di Bali. Tuyul ini merupakan hantu impor dari luar Bali. Tuyul adalah hantu yang dipelihara oleh manusia yang bentuknya kecil sebesar tangan klingking.

“Ada sejarah munculnya tuyul akhir 1.400, dalam literatur makhluk gundul kecil. Gedenya selekat jari-jari kelingking. Jadi tuyul itu literasi diakui di Bali ada. Makanya itu dipelihara bisa jadi ada orang tertentu membeli tuyul untuk memperkaya diri,” ucapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/