31.3 C
Jakarta
21 September 2024, 10:02 AM WIB

Tidak Gengsi Asal Halal, Ambil Pekerjaan Bersihkan Gorong-gorong

Pekerja yang terdampak Covid-19 tetap bertahan meski situasi di tempat kerja mereka belum normal. Seperti yang dilakukan warga Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh.

Para pekerja hotel dan tukang ojek masuk got untuk membersihkan gorong-gorong dalam proyek Program Padat Karya Tunai untuk Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari kementerian Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR).

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

BAJU bertuliskan Security dikenakan oleh Swastika, warga Banjar Lebah, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Mengenakan helm proyek, sepatu boot dan rompi proyek, Swastika bersama 44 pekerja lainnya, membersihkan lumpur yang tergenang di saluran gorong-gorong Jalan Raya Keramas, Senin (10/5).

Kakinya menginjak alat sekop dan terus mengeruk lumpur yang menumpuk di saluran. Disela pekerjaan proyek Padat Karya Tunai tersebut, Swastika mengaku seorang security di sebuah vila di Gianyar.

“Di vila, jam kerja dipangkas,” ujarnya. Lantaran jam kerjanya terpangkas, maka penghasilannya pun berkurang drastis.

“Dengan adanya kegiatan di desa, saya ikut kerja begini. Tidak ada gengsi sekarang. Kerja apa saja akan saya ambil, yang penting halal,” ujar Swastika.

Security yang bertugas sejak 2010 lalu, mengaku ekonominya terpuruk dilanda Covid-19. Saat pandemi berlangsung, istrinya melahirkan.

Hingga harus membiayai upacara si anak. “Kangwang (kanggoin, red) kerja begini. Yang penting sekarang bisa untuk makan saja,” jelasnya.

Di proyek tersebut, dirinya dibayar harian. “Saya kerja sama kelompok, dibayar harian. Saya dapat jalur di jalan ini,” ungkapnya.

Perbekel Desa Keramas, Gusti Putu Sarjana, menyatakan program yang dicetuskan Kementerian PUPR sangat membantu masyarakat desanya. “Karena yang terkena PHK dipekerjakan di sini,” ujarnya.

Melalui program ini, pihaknya berharap banjir musiman bisa diatasi. “Dulu kalau musim hujan, banjir di wilayah ini,” jelasnya.

Di desa Keramas, memperoleh kucuran rehab drainase sebesar Rp 278 juta. Dengan volume pengerjaan sepanjang 3.313 meter.

Sementara itu, Bupati Gianyar Made Mahayastra yang hadir mengecek program Padat Karya Tunai senang dengan program tersebut.

“Di Gianyar, putus tenaga kerja cukup banyak. Perusahaan bangkrut, gulung tikar banyak. Sekarang semua dalam kesulitan. Bahkan, perceraian meningkat,” ujarnya.

Saat ini, banyak pekerja menganggur. “Buruh tak kerja. Baru satu sektor (pariwisata, red) sudah lempuyengan (pusing, red). Syukur di Gianyar bisa tabah hadapi pandemi,” paparnya.

Melalui program tersebut, diharapkan bisa memberikan sumbangsih. “Kami harap balai prioritaskan kabupaten Gianyar,” ujarnya.

Di Gianyar, saat ini, ada 4 Desa dan 1 Kelurahan yang memperoleh kucuran dana Padat Karya Tunai guna membantu para pekerja terdampak Covid-19.

Di antaranya Desa Keramas, Desa Blahbatuh, Desa Buruan, Desa Mas, dan Kelurahan Ubud. Bupati Mahayastra mengusulkan desa lain supaya bisa memperoleh program serupa dari Kementerian PUPR. (*)

Pekerja yang terdampak Covid-19 tetap bertahan meski situasi di tempat kerja mereka belum normal. Seperti yang dilakukan warga Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh.

Para pekerja hotel dan tukang ojek masuk got untuk membersihkan gorong-gorong dalam proyek Program Padat Karya Tunai untuk Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dari kementerian Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR).

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

BAJU bertuliskan Security dikenakan oleh Swastika, warga Banjar Lebah, Desa Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

Mengenakan helm proyek, sepatu boot dan rompi proyek, Swastika bersama 44 pekerja lainnya, membersihkan lumpur yang tergenang di saluran gorong-gorong Jalan Raya Keramas, Senin (10/5).

Kakinya menginjak alat sekop dan terus mengeruk lumpur yang menumpuk di saluran. Disela pekerjaan proyek Padat Karya Tunai tersebut, Swastika mengaku seorang security di sebuah vila di Gianyar.

“Di vila, jam kerja dipangkas,” ujarnya. Lantaran jam kerjanya terpangkas, maka penghasilannya pun berkurang drastis.

“Dengan adanya kegiatan di desa, saya ikut kerja begini. Tidak ada gengsi sekarang. Kerja apa saja akan saya ambil, yang penting halal,” ujar Swastika.

Security yang bertugas sejak 2010 lalu, mengaku ekonominya terpuruk dilanda Covid-19. Saat pandemi berlangsung, istrinya melahirkan.

Hingga harus membiayai upacara si anak. “Kangwang (kanggoin, red) kerja begini. Yang penting sekarang bisa untuk makan saja,” jelasnya.

Di proyek tersebut, dirinya dibayar harian. “Saya kerja sama kelompok, dibayar harian. Saya dapat jalur di jalan ini,” ungkapnya.

Perbekel Desa Keramas, Gusti Putu Sarjana, menyatakan program yang dicetuskan Kementerian PUPR sangat membantu masyarakat desanya. “Karena yang terkena PHK dipekerjakan di sini,” ujarnya.

Melalui program ini, pihaknya berharap banjir musiman bisa diatasi. “Dulu kalau musim hujan, banjir di wilayah ini,” jelasnya.

Di desa Keramas, memperoleh kucuran rehab drainase sebesar Rp 278 juta. Dengan volume pengerjaan sepanjang 3.313 meter.

Sementara itu, Bupati Gianyar Made Mahayastra yang hadir mengecek program Padat Karya Tunai senang dengan program tersebut.

“Di Gianyar, putus tenaga kerja cukup banyak. Perusahaan bangkrut, gulung tikar banyak. Sekarang semua dalam kesulitan. Bahkan, perceraian meningkat,” ujarnya.

Saat ini, banyak pekerja menganggur. “Buruh tak kerja. Baru satu sektor (pariwisata, red) sudah lempuyengan (pusing, red). Syukur di Gianyar bisa tabah hadapi pandemi,” paparnya.

Melalui program tersebut, diharapkan bisa memberikan sumbangsih. “Kami harap balai prioritaskan kabupaten Gianyar,” ujarnya.

Di Gianyar, saat ini, ada 4 Desa dan 1 Kelurahan yang memperoleh kucuran dana Padat Karya Tunai guna membantu para pekerja terdampak Covid-19.

Di antaranya Desa Keramas, Desa Blahbatuh, Desa Buruan, Desa Mas, dan Kelurahan Ubud. Bupati Mahayastra mengusulkan desa lain supaya bisa memperoleh program serupa dari Kementerian PUPR. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/