28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:38 AM WIB

Kisah Bahagia Anak Buruh Angkut Pasir : Gagal Jadi Polisi, Lulus Terbaik di Tamtama TNI AD

Suasana haru bercampur bahagia terjadi di lapangan Candra Dimuka Rindam IX/Udayana saat upacara penutupan pendidikan Pertama Tamtama (Diktama) TNI AD Gelombang I /Tahun 2022, Selasa (27/9). Ada 246 siswa Tamtama baru bisa bertemu orang tua mereka setelah dilantik.

SAAT ratusan siswa yang diambil sumpahnya yang dipimpin langsung Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Sachono ada yang hal menarik terjadi. Pasalnya seorang anak buruh angkut pasir asal Karangasem menjadi siswa lulusan terbaik,  dari 246 orang yang mengenyam pendidikan pertama Tamtama,  selama lima bulan penuh.

Orang tua siswa yang buah hatinya menjadi lulusan terbaik Tamtama TNI AD tahun 2022 bernama Muliadi bersama istrinya Mahisah tampak duduk di  panggung. Berbaur bersama sejumlah pejabat dan perwira TNI serta tamu undangan yang mengikuti apel.

Ditemui di sela-sela pelaksanaan penutupan Diktama, Muliadi mengaku sangat bahagia hari ini anaknya Deni Ardiansyah telah lulus sempurna dan menjadi siswa terbaik.

“Saya benar tidak menyangka, anak kedua saya dari empat bersaudara bisa jadi TNI AD dan lulus terbaik pula,” ungkap pria berusia 49 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut pasir truk di bawah kaki Gunung Agung.

Muliadi menuturkan anaknya yang lulus terbaik TNI AD bidang prestasi jasmani militer baru ia ketahui saat ini. “Saya sih diundang datang oleh Rindam IX/Udayana untuk mengikuti pelaksanaan penutupan Diktama. Takut telat saya dan istri bersama pukul 03:00 dari rumah di Karangasem,” aku Muliadi yang didampingi istri Mahisah.

Dikatakan Muliadi kembali, anaknya Deni Ardiansyah, 21 yang lulus TNI AD ini sebenarnya cita-cita awal menjadi seorang polisi. Sayangnya harus tersingkir saat tes polisi tahun 2020 lalu. Kala itu anak mendaftar menggunakan jalur prestasi dalam olahraga atletik, namun malah tak diterima.

Meski tidak lulus sebagai polisi usai tamat SMA, justru tidak membuat anaknya patah semangat. Malah bekerja sebagai penjahit di Gianyar.

Selanjutnya setelah adanya bukaan calon tamtama tahun 2022 sehingga mendaftar dan lulus. “Satu sen pun saya tidak gunakan uang. Modal nekat anak saya ini. Dia bilang mau daftar TNI AD dan minta doa saja,” akunya.

Saat pendaftaran Diktama segala urusan administrasi hingga tes, sama sekali dirinya tak pernah memberikan uang kepada anaknya. Biaya dari tabungan mandiri Deni Ardiasyah selama bekerja sebagai tukang jahit.  “Cari surat apa pun itu dia sendiri (Deni) yang mengurus, saya tidak tahu,” ujarnya.

Muliadi menambahkan anak yang menjadi tentara dulunya memang berprestasi dalam bidang olahraga atletik. Selain sebagai atlet kabupaten beberapa kali mengikuti kejuaraan lomba lari di tingkat provinsi.  “Kalau untuk uang kami tidak bisa berikan kepada anak. Kami hanya bisa membimbing saja,” ucapnya.

Dengan anaknya yang telah menjadi TNI AD saat ini mudahan bisa mengangkat derajat orang tua. Jujur saja dirinya bukan dari keluarga berpendidikan dan berlatarbelakang orang mampu.

“Pekerjaan saya ini buruh angkut pasir yang dibayar harian Rp 100 ribu. Dan itu saya lakoni sudah 20 tahun. Sedangkan istri tukang pijat panggilan,” ungkapnya.

Muliadi berharap buah hatinya yang secara sah menjadi TNI AD dapat membawa diri dengan baik dan meningkat jenjang karirnya. “Intinya abdi negara yang benar, berbuat baik dan ingat dengan ibadah,” pungkasnya.

Sementara itu Kesdam IX/Udayana Brigjen Sachono mengatakan telah dilantiknya 246 siswa menjadi Prajurit TNI Angkatan Darat, tentunya merubah status kalian yang selama ini sebagai warga masyarakat umum biasa menjadi seorang Prajurit TNI.

Menjadi  anggota TNI AD tidak sekadar ditempuh dengan pembekalan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta tempaan fisik saja. “Tetapi yang lebih penting yaitu perubahan sikap, mental dan jati diri menjadi seorang prajurit,” jelasnya.

Setelah pendidikan pertama ini ditutup, para prajurit akan ditampung di Rindam IX/Udayana sambil menunggu pendidikan lanjutan.

“Manfaatkan sisa waktu dengan mengisi kegiatan yang positif dan selalu menjaga kesehatan serta memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga siap untuk mengikuti pendidikan,” tandasnya.

Sekadar diketahui,  ada tiga nama siswa dengan lulusan terbaik Prada Kamel Umbu Tamu dengan prestasi terbaik di bidang tri pola dasar, pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya Prada Gede Rio Saputra yang meraih prestasi lulusan sikap dan perilaku dan terakhir Deni Ardiansyah menjadi siswa lulusan  terbaik bidang Jasmani militer. (juliadi/radar bali)

 

Suasana haru bercampur bahagia terjadi di lapangan Candra Dimuka Rindam IX/Udayana saat upacara penutupan pendidikan Pertama Tamtama (Diktama) TNI AD Gelombang I /Tahun 2022, Selasa (27/9). Ada 246 siswa Tamtama baru bisa bertemu orang tua mereka setelah dilantik.

SAAT ratusan siswa yang diambil sumpahnya yang dipimpin langsung Kasdam IX/Udayana Brigjen TNI Sachono ada yang hal menarik terjadi. Pasalnya seorang anak buruh angkut pasir asal Karangasem menjadi siswa lulusan terbaik,  dari 246 orang yang mengenyam pendidikan pertama Tamtama,  selama lima bulan penuh.

Orang tua siswa yang buah hatinya menjadi lulusan terbaik Tamtama TNI AD tahun 2022 bernama Muliadi bersama istrinya Mahisah tampak duduk di  panggung. Berbaur bersama sejumlah pejabat dan perwira TNI serta tamu undangan yang mengikuti apel.

Ditemui di sela-sela pelaksanaan penutupan Diktama, Muliadi mengaku sangat bahagia hari ini anaknya Deni Ardiansyah telah lulus sempurna dan menjadi siswa terbaik.

“Saya benar tidak menyangka, anak kedua saya dari empat bersaudara bisa jadi TNI AD dan lulus terbaik pula,” ungkap pria berusia 49 tahun yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut pasir truk di bawah kaki Gunung Agung.

Muliadi menuturkan anaknya yang lulus terbaik TNI AD bidang prestasi jasmani militer baru ia ketahui saat ini. “Saya sih diundang datang oleh Rindam IX/Udayana untuk mengikuti pelaksanaan penutupan Diktama. Takut telat saya dan istri bersama pukul 03:00 dari rumah di Karangasem,” aku Muliadi yang didampingi istri Mahisah.

Dikatakan Muliadi kembali, anaknya Deni Ardiansyah, 21 yang lulus TNI AD ini sebenarnya cita-cita awal menjadi seorang polisi. Sayangnya harus tersingkir saat tes polisi tahun 2020 lalu. Kala itu anak mendaftar menggunakan jalur prestasi dalam olahraga atletik, namun malah tak diterima.

Meski tidak lulus sebagai polisi usai tamat SMA, justru tidak membuat anaknya patah semangat. Malah bekerja sebagai penjahit di Gianyar.

Selanjutnya setelah adanya bukaan calon tamtama tahun 2022 sehingga mendaftar dan lulus. “Satu sen pun saya tidak gunakan uang. Modal nekat anak saya ini. Dia bilang mau daftar TNI AD dan minta doa saja,” akunya.

Saat pendaftaran Diktama segala urusan administrasi hingga tes, sama sekali dirinya tak pernah memberikan uang kepada anaknya. Biaya dari tabungan mandiri Deni Ardiasyah selama bekerja sebagai tukang jahit.  “Cari surat apa pun itu dia sendiri (Deni) yang mengurus, saya tidak tahu,” ujarnya.

Muliadi menambahkan anak yang menjadi tentara dulunya memang berprestasi dalam bidang olahraga atletik. Selain sebagai atlet kabupaten beberapa kali mengikuti kejuaraan lomba lari di tingkat provinsi.  “Kalau untuk uang kami tidak bisa berikan kepada anak. Kami hanya bisa membimbing saja,” ucapnya.

Dengan anaknya yang telah menjadi TNI AD saat ini mudahan bisa mengangkat derajat orang tua. Jujur saja dirinya bukan dari keluarga berpendidikan dan berlatarbelakang orang mampu.

“Pekerjaan saya ini buruh angkut pasir yang dibayar harian Rp 100 ribu. Dan itu saya lakoni sudah 20 tahun. Sedangkan istri tukang pijat panggilan,” ungkapnya.

Muliadi berharap buah hatinya yang secara sah menjadi TNI AD dapat membawa diri dengan baik dan meningkat jenjang karirnya. “Intinya abdi negara yang benar, berbuat baik dan ingat dengan ibadah,” pungkasnya.

Sementara itu Kesdam IX/Udayana Brigjen Sachono mengatakan telah dilantiknya 246 siswa menjadi Prajurit TNI Angkatan Darat, tentunya merubah status kalian yang selama ini sebagai warga masyarakat umum biasa menjadi seorang Prajurit TNI.

Menjadi  anggota TNI AD tidak sekadar ditempuh dengan pembekalan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta tempaan fisik saja. “Tetapi yang lebih penting yaitu perubahan sikap, mental dan jati diri menjadi seorang prajurit,” jelasnya.

Setelah pendidikan pertama ini ditutup, para prajurit akan ditampung di Rindam IX/Udayana sambil menunggu pendidikan lanjutan.

“Manfaatkan sisa waktu dengan mengisi kegiatan yang positif dan selalu menjaga kesehatan serta memelihara kondisi fisik agar tetap prima sehingga siap untuk mengikuti pendidikan,” tandasnya.

Sekadar diketahui,  ada tiga nama siswa dengan lulusan terbaik Prada Kamel Umbu Tamu dengan prestasi terbaik di bidang tri pola dasar, pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya Prada Gede Rio Saputra yang meraih prestasi lulusan sikap dan perilaku dan terakhir Deni Ardiansyah menjadi siswa lulusan  terbaik bidang Jasmani militer. (juliadi/radar bali)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/