28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 5:16 AM WIB

Pandemi Covid, Perempuan dan Anak di Bali Kerap Jadi Sasaran Kriminal

DENPASAR – pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, khususnya di Pulau Dewata.

Seperti ekonomi, sosial hingga keamanan. Selain itu juga berdampak pada persoalan perempuan dan anak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace saat menghadiri

Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Wantilan Hotel Hyatt Regency Sanur, Rabu (16/6).

Menurut Wagub Cok Ace, ditengah pandemic seperti ini, dia berpendapat perempuan dan anak adalah kelompok rentan yang membutuhkan perhatian dan perlindungan.

Apa yang disampaikannya itu didasari fakta bahwa makin banyak perempuan dan anak yang harus menanggung beban akibat dampak pandemi Covid-19.

Mengikuti pemberitaan yang berkembang di berbagai media, ia menyebut kelompok perempuan dan anak juga kerap menjadi sasaran tindak kriminal.

“Saya berharap, Rakornas menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya terkait penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri P3A I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyatakan, rakornas ini menjadi bagian dari program pemulihan Bali yang tengah diupayakan pemerintah.

“Kegiatan dilaksanakan dengan pola hybrid, secara offline kami laksanakan di Bali. Sementara provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia mengikuti secara online,” sebutnya. 

Sependapat dengan Wagub Cok Ace, Bintang Puspayoga – sapaan akrabnya juga menyinggung pentingnya upaya penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Hal ini menurutnya sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah kelompok perempuan dan anak.

“Perhatian terhadap perempuan dan anak mesti menjadi prioritas karena secara umum berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM,” imbuhnya.

Khusus terkait perlindungan anak, ia menekankan agar pemerintah daerah mulai jenjang provinsi hingga kabupaten/kota memperkuat keberadaan Forum Anak.

Selain itu, ia kembali mengingatkan lima isu prioritas yang menjadi fokus pembangunan PPPA berdasar arahan Presiden RI.

Lima prioritas itu yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak,

penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak.

Rakornas P3A mengusung tema ‘Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Mewujudkan Indonesia Ramah Perempuan dan Layak Anak’, berlangsung selama 3 hari dari tanggal 16 hingga 18 Juni 2021.

Acara offline di Hotel Hyatt Regency Sanur diikuti pejabat di lingkungan Kementerian P3A dan OPD terkait di Pemprov Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Pembukaan Rakornas ditandai dengan penyerahan plakat dari Menteri P3A Bintang Puspayoga kepada Wagub Cok Ace dan Walikota Denpasar IGN Jaya Negara.

Pembukaan Rakornas P3A juga dihadiri Anggota DPD Dapil Bali AA. Gde Agung. 

DENPASAR – pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, khususnya di Pulau Dewata.

Seperti ekonomi, sosial hingga keamanan. Selain itu juga berdampak pada persoalan perempuan dan anak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace saat menghadiri

Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Wantilan Hotel Hyatt Regency Sanur, Rabu (16/6).

Menurut Wagub Cok Ace, ditengah pandemic seperti ini, dia berpendapat perempuan dan anak adalah kelompok rentan yang membutuhkan perhatian dan perlindungan.

Apa yang disampaikannya itu didasari fakta bahwa makin banyak perempuan dan anak yang harus menanggung beban akibat dampak pandemi Covid-19.

Mengikuti pemberitaan yang berkembang di berbagai media, ia menyebut kelompok perempuan dan anak juga kerap menjadi sasaran tindak kriminal.

“Saya berharap, Rakornas menghasilkan rumusan yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya terkait penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak,” ucapnya.

Sementara itu, Menteri P3A I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyatakan, rakornas ini menjadi bagian dari program pemulihan Bali yang tengah diupayakan pemerintah.

“Kegiatan dilaksanakan dengan pola hybrid, secara offline kami laksanakan di Bali. Sementara provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia mengikuti secara online,” sebutnya. 

Sependapat dengan Wagub Cok Ace, Bintang Puspayoga – sapaan akrabnya juga menyinggung pentingnya upaya penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak.

Hal ini menurutnya sangat penting karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah kelompok perempuan dan anak.

“Perhatian terhadap perempuan dan anak mesti menjadi prioritas karena secara umum berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM,” imbuhnya.

Khusus terkait perlindungan anak, ia menekankan agar pemerintah daerah mulai jenjang provinsi hingga kabupaten/kota memperkuat keberadaan Forum Anak.

Selain itu, ia kembali mengingatkan lima isu prioritas yang menjadi fokus pembangunan PPPA berdasar arahan Presiden RI.

Lima prioritas itu yaitu peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak,

penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak dan pencegahan perkawinan anak.

Rakornas P3A mengusung tema ‘Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Mewujudkan Indonesia Ramah Perempuan dan Layak Anak’, berlangsung selama 3 hari dari tanggal 16 hingga 18 Juni 2021.

Acara offline di Hotel Hyatt Regency Sanur diikuti pejabat di lingkungan Kementerian P3A dan OPD terkait di Pemprov Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Pembukaan Rakornas ditandai dengan penyerahan plakat dari Menteri P3A Bintang Puspayoga kepada Wagub Cok Ace dan Walikota Denpasar IGN Jaya Negara.

Pembukaan Rakornas P3A juga dihadiri Anggota DPD Dapil Bali AA. Gde Agung. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/