29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:04 AM WIB

Hakim PN Denpasar “Usir” Pengunjung, LP Kerobokan Tiadakan Jam Besuk

DENPASAR – Tidak hanya di pusat keramaian saja yang dibatasi pengunjungnya, di PN Denpasar yang notabene tempat mencari keadilan juga mewaspadai potensi penularan virus corona.

Itu terlihat dalam sidang yang dipimpin Putu Gde Novyartha. Sebelum memulai sidang, hakim Novyartha “mengusir” pengunjung sidang yang masuk ke dalam ruangan.

Meskipun sidang tersebut terbuka untuk umum, Novyartha tetap membatasi jumlah orang yang ada di dalam ruangan.

“Pengunjung sidang silakan keluar. Sesuai instruksi untuk mencegah penularan (corona) jumlah pengunjung dibatasi. Pengunjung silakan keluar,” seru Novyartha, kemarin.

Tak ayal, keluarga terdakwa yang hendak menyaksikan anggota keluarganya disidang pun ngacir. Di dalam ruangan hanya ada majelis hakim, panitera, jaksa, dan terdakwa.

Kebijakan tak jauh berbeda diterapkan di Lapas Kelas IIA Kerobokan. Kalapas Kelas IIA Kerobokan Yulius Sahruzah mengambil

langkah preventif dengan meniadakan jam besuk atau kunjungan bagi para keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP).

“Besok (kemarin, Red) sampai dua minggu ke depan kami tidak melayani kunjungan keluarga. Jadi, keluarga WBP dilarang dulu untuk sementara menjenguk,” terang Yulius kepada awak media.

Namun demikian, khusus untuk penitipan barang dan makanan bagi para warga binaan masih tetap dilayani.

Yulius mengaku telah melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada para warga binaan. Menurut Yulius, kebijakan tersebut disetujui para warga binaan dengan tujuan demi kepentingan bersama.

Pihaknya juga tengah mengagendakan penyemprotan disinfektan. Tapi, hingga saat ini pihaknya belum mendapat cairan pembunuh mikroorganisme itu.

Pihaknya juga sudah meminta disinfektan ke Dinas Kesehatan. Hanya saja menurut informasi sedang kosong.

“Langkah pencegahan lainnya kami terus melaksanakan kebersihan di setiap blok. Kami bergotong royong dengan warga binaan,” jelas Yulius.

Selain belum mendapatkan disinfektan, pihaknya juga belum memiliki alat pengukur suhu tubuh atau thermo scanner.

Menurut dia, alat itu sekarang susah didapat dan langka. Sebagai gantinya, sekarang yang bisa dilakukan yaitu

mencuci tangan dengan sabun, dan menyediakan hand sanitizer atau penyanitasi tangan di setiap blok dan di ruang kunjungan.

DENPASAR – Tidak hanya di pusat keramaian saja yang dibatasi pengunjungnya, di PN Denpasar yang notabene tempat mencari keadilan juga mewaspadai potensi penularan virus corona.

Itu terlihat dalam sidang yang dipimpin Putu Gde Novyartha. Sebelum memulai sidang, hakim Novyartha “mengusir” pengunjung sidang yang masuk ke dalam ruangan.

Meskipun sidang tersebut terbuka untuk umum, Novyartha tetap membatasi jumlah orang yang ada di dalam ruangan.

“Pengunjung sidang silakan keluar. Sesuai instruksi untuk mencegah penularan (corona) jumlah pengunjung dibatasi. Pengunjung silakan keluar,” seru Novyartha, kemarin.

Tak ayal, keluarga terdakwa yang hendak menyaksikan anggota keluarganya disidang pun ngacir. Di dalam ruangan hanya ada majelis hakim, panitera, jaksa, dan terdakwa.

Kebijakan tak jauh berbeda diterapkan di Lapas Kelas IIA Kerobokan. Kalapas Kelas IIA Kerobokan Yulius Sahruzah mengambil

langkah preventif dengan meniadakan jam besuk atau kunjungan bagi para keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP).

“Besok (kemarin, Red) sampai dua minggu ke depan kami tidak melayani kunjungan keluarga. Jadi, keluarga WBP dilarang dulu untuk sementara menjenguk,” terang Yulius kepada awak media.

Namun demikian, khusus untuk penitipan barang dan makanan bagi para warga binaan masih tetap dilayani.

Yulius mengaku telah melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada para warga binaan. Menurut Yulius, kebijakan tersebut disetujui para warga binaan dengan tujuan demi kepentingan bersama.

Pihaknya juga tengah mengagendakan penyemprotan disinfektan. Tapi, hingga saat ini pihaknya belum mendapat cairan pembunuh mikroorganisme itu.

Pihaknya juga sudah meminta disinfektan ke Dinas Kesehatan. Hanya saja menurut informasi sedang kosong.

“Langkah pencegahan lainnya kami terus melaksanakan kebersihan di setiap blok. Kami bergotong royong dengan warga binaan,” jelas Yulius.

Selain belum mendapatkan disinfektan, pihaknya juga belum memiliki alat pengukur suhu tubuh atau thermo scanner.

Menurut dia, alat itu sekarang susah didapat dan langka. Sebagai gantinya, sekarang yang bisa dilakukan yaitu

mencuci tangan dengan sabun, dan menyediakan hand sanitizer atau penyanitasi tangan di setiap blok dan di ruang kunjungan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/