28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:11 AM WIB

Begini Canggihnya KRI I Gusti Ngurah Rai Pengawal Perairan Bali

DENPASAR – Sektor perairan Bali menjadi perhatian TNI AL dengan menempatkan KRI I Gusti Ngurah Rai untuk mengawal dari potensi gangguan dari laut.

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

Kapal ini masuk dalam kelas perusak kawal peluru kendali dengan tipe 10514 dan nomor proyek W000294; hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

Menurut Danlanal Denpasar Kolonel (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, KRI I Gusti Ngurah Rai mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots/jam.

KRI I Gusti Ngurah Rai memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika.

KRI I Gusti Ngurah Rai juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh. 

Kapal jenis SIGMA 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton. 

Persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, peluru kendali permukaan-ke-permukaan Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Juga dilengkapi peluru kendali permukaan-ke-udara MICA yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km.

KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System. Termasuk untuk keperluan bawah permukaan laut,

yaitu torpedo AKS A244S yang masuk dalam kelas torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal.

Kapal perang ini juga dilengkapi meriam Close In Weapon System Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Komandan pertama kapal ini adalah Kolonel Pelaut Endra Hartono. “Kapal ini sangat canggih. Multi purpose.

Memiliki rudal anti permukaan dan anti udara. Juga memiliki sonar dan radar anti udara,” jelas Danlanal Denpasar Kolonel Oka Tapayasa.

Menurutnya, kehadiran KRI ini sangat berpengaruh bagi komposisi kekuatan satuan Eskorta (Eskader Nusantara red).

DENPASAR – Sektor perairan Bali menjadi perhatian TNI AL dengan menempatkan KRI I Gusti Ngurah Rai untuk mengawal dari potensi gangguan dari laut.

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

Kapal ini masuk dalam kelas perusak kawal peluru kendali dengan tipe 10514 dan nomor proyek W000294; hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

Menurut Danlanal Denpasar Kolonel (P) Gusti Bagus Oka Tapayasa, KRI I Gusti Ngurah Rai mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots/jam.

KRI I Gusti Ngurah Rai memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika.

KRI I Gusti Ngurah Rai juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh. 

Kapal jenis SIGMA 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton. 

Persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, peluru kendali permukaan-ke-permukaan Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Juga dilengkapi peluru kendali permukaan-ke-udara MICA yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km.

KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System. Termasuk untuk keperluan bawah permukaan laut,

yaitu torpedo AKS A244S yang masuk dalam kelas torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal.

Kapal perang ini juga dilengkapi meriam Close In Weapon System Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Komandan pertama kapal ini adalah Kolonel Pelaut Endra Hartono. “Kapal ini sangat canggih. Multi purpose.

Memiliki rudal anti permukaan dan anti udara. Juga memiliki sonar dan radar anti udara,” jelas Danlanal Denpasar Kolonel Oka Tapayasa.

Menurutnya, kehadiran KRI ini sangat berpengaruh bagi komposisi kekuatan satuan Eskorta (Eskader Nusantara red).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/