28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:55 AM WIB

Kesulitan Taklukkan Sawah Berlumpur, Bisa Jadi Wisata Alternatif

Ada acara menarik yang digelar di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Minggu (31/12) kemarin. Puluhan tukang ojek, saling adu kelihaian menaklukan jalur sawah yang berlumpur.

 

 

 

EKA PRASETYA, Bungkulan

SELAMA ini di Desa Bungkulan, sebutan tukang ojek merujuk pada ojek di sawah. Tukang ojek di Desa Bungkulan ini memiliki tugas mengangkut hasil panen dari sawah-sawah masyarakat.

Biasanya tukang ojek akan mengangkut dua hingga tiga karung gabah, yang diangkut dari sawah hingga ke tepi jalan raya.

Mereka pun harus melalui pematang sawah atau sawah orang yang sudah lebih dulu panen. Nah, kini mereka pun ditantang untuk adu kelihaian menaklukan jalur sawah yang berlumpur.

Mereka harus menaklukan rintangan yang telah dibuat, sambil membawa beban gabah. Ojek-ojek itu saling berlomba pada ajang Ojek Race, yang digelar di Desa Bungkulan, pagi kemarin.

Ajang balapan ini sengaja digelar oleh Laskar Muda Hanura (Lasmura) untuk menyambut Tahun Baru 2018 dan merayakan hari jadi Partai Hanura ke-11.

Tercatat ada 22 tukang ojek yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Para ojek pun berusaha habis-habisan menaklukan jalur yang telah dibuat.

Meski telah menggunakan motor dengan modifikasi khusus, banyak tukang ojek yang kesulitan menaklukan jalur.

Terutama saat mereka melintasi jalur sawah berlumpur. Para tukang ojek pun berusaha menaklukan rintangan dengan cara mendorong motor, sambil menggeber gas sekancang-kencangnya.

Tak pelak hal itu mengundang riuh tawa dari masyarakat setempat yang menyaksikan balapan itu. Penonton pun tertawa riuh ketika tukang ojek merasa frustasi menaklukan rintangan.

Ketua Panitia Ojek Race, Komang Elly Sukma Wardana mengungkapkan, kegiatan itu digelar atas keinginan masyarakat yang berharap ada tontonan dan hiburan menarik di pengujung tahun.

“Kalau di Bungkulan itu, ojek ya mereka-mereka yang membantu petani bawa hasil panen ke jalan. Kan ada banyak sawah yang belum ada akses jalan, nah ojek-ojek ini yang punya peran.

Selama ini kami lihat tukang ojek bisa menaklukan medan pematang sawah sambil antar gabah dengan selamat sampai ke jalan. Makanya kami tantang pakai jalur ini,” jelas pria yang akrab disapa Bonchu itu.

Salah seorang tukang ojek, Wayan Pasek Bagiarta, mengaku sangat tertantang dengan balapan itu. Salah satu tantangan utamanya adalah menaklukan sawah berlumpur.

Menurut Pasek, selama ini tukang ojek hanya melewati pematang-pematang sawah atau sawah kering, bila membawa hasil panen.

“Sekarang diminta lewat sawah yang berlumpur, ya tertantang juga. Kesehariannya sih jarang lewat sawah seperti itu. Apalagi sambil bawa gabah, ya pasti sulit. Tapi tertantang,” ungkap Pasek.

Ada acara menarik yang digelar di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Minggu (31/12) kemarin. Puluhan tukang ojek, saling adu kelihaian menaklukan jalur sawah yang berlumpur.

 

 

 

EKA PRASETYA, Bungkulan

SELAMA ini di Desa Bungkulan, sebutan tukang ojek merujuk pada ojek di sawah. Tukang ojek di Desa Bungkulan ini memiliki tugas mengangkut hasil panen dari sawah-sawah masyarakat.

Biasanya tukang ojek akan mengangkut dua hingga tiga karung gabah, yang diangkut dari sawah hingga ke tepi jalan raya.

Mereka pun harus melalui pematang sawah atau sawah orang yang sudah lebih dulu panen. Nah, kini mereka pun ditantang untuk adu kelihaian menaklukan jalur sawah yang berlumpur.

Mereka harus menaklukan rintangan yang telah dibuat, sambil membawa beban gabah. Ojek-ojek itu saling berlomba pada ajang Ojek Race, yang digelar di Desa Bungkulan, pagi kemarin.

Ajang balapan ini sengaja digelar oleh Laskar Muda Hanura (Lasmura) untuk menyambut Tahun Baru 2018 dan merayakan hari jadi Partai Hanura ke-11.

Tercatat ada 22 tukang ojek yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Para ojek pun berusaha habis-habisan menaklukan jalur yang telah dibuat.

Meski telah menggunakan motor dengan modifikasi khusus, banyak tukang ojek yang kesulitan menaklukan jalur.

Terutama saat mereka melintasi jalur sawah berlumpur. Para tukang ojek pun berusaha menaklukan rintangan dengan cara mendorong motor, sambil menggeber gas sekancang-kencangnya.

Tak pelak hal itu mengundang riuh tawa dari masyarakat setempat yang menyaksikan balapan itu. Penonton pun tertawa riuh ketika tukang ojek merasa frustasi menaklukan rintangan.

Ketua Panitia Ojek Race, Komang Elly Sukma Wardana mengungkapkan, kegiatan itu digelar atas keinginan masyarakat yang berharap ada tontonan dan hiburan menarik di pengujung tahun.

“Kalau di Bungkulan itu, ojek ya mereka-mereka yang membantu petani bawa hasil panen ke jalan. Kan ada banyak sawah yang belum ada akses jalan, nah ojek-ojek ini yang punya peran.

Selama ini kami lihat tukang ojek bisa menaklukan medan pematang sawah sambil antar gabah dengan selamat sampai ke jalan. Makanya kami tantang pakai jalur ini,” jelas pria yang akrab disapa Bonchu itu.

Salah seorang tukang ojek, Wayan Pasek Bagiarta, mengaku sangat tertantang dengan balapan itu. Salah satu tantangan utamanya adalah menaklukan sawah berlumpur.

Menurut Pasek, selama ini tukang ojek hanya melewati pematang-pematang sawah atau sawah kering, bila membawa hasil panen.

“Sekarang diminta lewat sawah yang berlumpur, ya tertantang juga. Kesehariannya sih jarang lewat sawah seperti itu. Apalagi sambil bawa gabah, ya pasti sulit. Tapi tertantang,” ungkap Pasek.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/