29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:16 AM WIB

Menghilang 18 Hari, Dicari dengan Gamelan, Ditemukan Tewas di Jurang

Nasib malang menimpa Ni Made Kenyur, 78, warga Banjar Sekar Mukti, Desa Pangsang, Kecamatan Petang, Badung.

Dadong (nenek) ini meninggalkan rumahnya sudah dari 18 hari yang lalu. Dan, Kamis (31/8) pagi kemarin jenazahnya ditemukan di bawah jurang Beringin Kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter di Banjar Selat, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar.

 

DWIJA PUTRA, Mangupura

DADONG Kenyur diketahui meninggalkan rumah sejak Minggu (13/8) dan berpamitan kepada keluarganya hendak mencari daun sirih, namun tak kunjung kembali.

Basarnas Kantor SAR Denpasar mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut dari keluarga korban, Wayan Sugiarta pada Senin (14/8) malam.

Rupanya pencarian sejak pagi hari yang dilakukan oleh pihak keluarga, masyarakat, dan instansi setempat tak membuahkan hasil.

Terakhir telihat ketika meninggalkan rumah, Ni Made Kenyur mengenakan kamen (kain). Tim gabungan dari SAR Denpasar, Polda Bali, BPBD Badung , keluarga dan warga setempat melakukan penyisiran.

Medan yang dilalui dalam proses pencarian di semak belukar di pohon-pohon rindang dan jalan yang berundak-undak hingga menyisiri jurang.

Disamping itu pihak keluarga dan masyarakat juga menggunakan cara tradisional dengan memainkan gamelan, yang menurut kepercayaan lokal dapat mengembalikan korban jika memang ada pengaruh mistis.

Hal ini juga tidak membuahkan hasil. Nah, setelah 18 hari dinyatakan hilang, Ni Made Kenyur akhirnya ditemukan meninggal dunia, Kamis (31/8) pagi sekitar pukul 09.30 di bawah jurang Beringin Kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter di Banjar Selat, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar.

Penemuan dadong ini berawal dari kecurigaan warga akan bau busuk yang sangat menyengat di kawasan tersebut.

Setelah muncul kecurigaan tersebut, Tim gabungan dari SAR Denpasar, Polda Bali, dan BPBD Badung pun melakukan pencarian dadong ini.

Sekitar pukul 08.30, tim gabungan ini bergerak dari Payangan, Ubud, menuju titik yang dicurigai ada tanda-tanda keberadaan korban.

Dalam kurun waktu satu jam akhirnya jenasah Dadong Kenyur ditemukan di bawah jurang beringin kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter.

Di mana posisi tepi jurang itu berdekatan dengan gubuk tempat ditemukannya beberapa barang milik korban seperti kain dan handuk.

“Iya benar sudah ditemukan di bawah jurang kedalaman sekitar 30 meter. Nenek tersebut sudah menghilang selama 18 hari,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, Ni Nyoman Ermy Setiari.

Imbuhnya, bahwa tim gabungan melakukan pencarian sekitar satu jam. Kemudian, pada pukul 10.00 jenasahnya berhasil diangkat dan selanjutnya dievakuasi menuju ambulance BPBD untuk dibawa ke rumah duka.

“Setelah ditemukan dan berhasil diangkat. Kami langsung bawa ke rumah duka,” terangnya.

Kapolsek Petang, Kapolsek Petang, AKP I Wayan Sudita pun menyatakan hal senada. Bahwa sebelum dilakukan pencarian, seorang warga mencium bau menyengat dari kawasan ditemukan korban.

 “Nah awalnya kan ada yang mencium bau menyengat dari sana (tempat ditemukan korban). Setelah itu kami tim gabungan langsung melakukan pencarian,” ungkapnya.

Namun, keluarga korban selanjutnya rapat keluarga dan memutuskan jenazah dadong hendak dititip di RSUP Sanglah dan  sekaligus diminta jenazahnya untuk visum.

Nasib malang menimpa Ni Made Kenyur, 78, warga Banjar Sekar Mukti, Desa Pangsang, Kecamatan Petang, Badung.

Dadong (nenek) ini meninggalkan rumahnya sudah dari 18 hari yang lalu. Dan, Kamis (31/8) pagi kemarin jenazahnya ditemukan di bawah jurang Beringin Kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter di Banjar Selat, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar.

 

DWIJA PUTRA, Mangupura

DADONG Kenyur diketahui meninggalkan rumah sejak Minggu (13/8) dan berpamitan kepada keluarganya hendak mencari daun sirih, namun tak kunjung kembali.

Basarnas Kantor SAR Denpasar mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut dari keluarga korban, Wayan Sugiarta pada Senin (14/8) malam.

Rupanya pencarian sejak pagi hari yang dilakukan oleh pihak keluarga, masyarakat, dan instansi setempat tak membuahkan hasil.

Terakhir telihat ketika meninggalkan rumah, Ni Made Kenyur mengenakan kamen (kain). Tim gabungan dari SAR Denpasar, Polda Bali, BPBD Badung , keluarga dan warga setempat melakukan penyisiran.

Medan yang dilalui dalam proses pencarian di semak belukar di pohon-pohon rindang dan jalan yang berundak-undak hingga menyisiri jurang.

Disamping itu pihak keluarga dan masyarakat juga menggunakan cara tradisional dengan memainkan gamelan, yang menurut kepercayaan lokal dapat mengembalikan korban jika memang ada pengaruh mistis.

Hal ini juga tidak membuahkan hasil. Nah, setelah 18 hari dinyatakan hilang, Ni Made Kenyur akhirnya ditemukan meninggal dunia, Kamis (31/8) pagi sekitar pukul 09.30 di bawah jurang Beringin Kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter di Banjar Selat, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar.

Penemuan dadong ini berawal dari kecurigaan warga akan bau busuk yang sangat menyengat di kawasan tersebut.

Setelah muncul kecurigaan tersebut, Tim gabungan dari SAR Denpasar, Polda Bali, dan BPBD Badung pun melakukan pencarian dadong ini.

Sekitar pukul 08.30, tim gabungan ini bergerak dari Payangan, Ubud, menuju titik yang dicurigai ada tanda-tanda keberadaan korban.

Dalam kurun waktu satu jam akhirnya jenasah Dadong Kenyur ditemukan di bawah jurang beringin kembar dengan kedalaman jurang sekitar 30 meter.

Di mana posisi tepi jurang itu berdekatan dengan gubuk tempat ditemukannya beberapa barang milik korban seperti kain dan handuk.

“Iya benar sudah ditemukan di bawah jurang kedalaman sekitar 30 meter. Nenek tersebut sudah menghilang selama 18 hari,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung, Ni Nyoman Ermy Setiari.

Imbuhnya, bahwa tim gabungan melakukan pencarian sekitar satu jam. Kemudian, pada pukul 10.00 jenasahnya berhasil diangkat dan selanjutnya dievakuasi menuju ambulance BPBD untuk dibawa ke rumah duka.

“Setelah ditemukan dan berhasil diangkat. Kami langsung bawa ke rumah duka,” terangnya.

Kapolsek Petang, Kapolsek Petang, AKP I Wayan Sudita pun menyatakan hal senada. Bahwa sebelum dilakukan pencarian, seorang warga mencium bau menyengat dari kawasan ditemukan korban.

 “Nah awalnya kan ada yang mencium bau menyengat dari sana (tempat ditemukan korban). Setelah itu kami tim gabungan langsung melakukan pencarian,” ungkapnya.

Namun, keluarga korban selanjutnya rapat keluarga dan memutuskan jenazah dadong hendak dititip di RSUP Sanglah dan  sekaligus diminta jenazahnya untuk visum.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/