GIANYAR – Langkah mundur masal yang dilakukan pengurus dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di tingkat provinsi tidak lantas diikuti pengurus Kabupaten Gianyar.
Ketua PKS Gianyar Ngakan Rai memilih tetap menjalankan roda partai dan fokus pada pemilu 2019 mendatang.
“Saya tidak akan melihat siapa pemimpin saya, yang jelas siapa mendapat legal formal, itu saya ikuti. Saya tidak mau latah,” ujar Ngakan Rai.
Diakui, saat gejolak di tubuh PKS Bali mencuat, Ngakan Rai sempat menghubungi ketua lama, Mudjiono.
“Saya sempat minta arahan. Saya harus berbuat apa di Gianyar? Katanya Anda (Ngakan Rai, red) tetap disana, digitukan saya sama Pak Mudjiono,” ujarnya.
Kini, PKS Bali sudah memiliki ketua baru, Hilmun Nabi. Namun Ngakan Rai enggan menjelaskan mengenai munculnya nama Hilmun Nabi.
“Saya belum tahu persis dengan bapak yang baru ini. Saya tidak mau komentar soal ketua baru ini,” jelas Ngakan Rai yang juga Ketua Garda Pejuang Penerus Aspirasi Rakyat (GAPPAR) Gianyar itu.
Pihaknya juga tidak mau berlarut-larut dengan adanya gejolak di tubuh partai itu. “Segera, kalau tidak tanggal 3, tanggal 4 (Oktober, red) saya ke Jakarta untuk menanyakan masalah ini ke pusat,” ungkapnya.
Yang jelas, sebagai ketua PKS Gianyar, pihaknya tetap bekerja membesarkan PKS di Gianyar. “Misi saya di Pileg ini untuk memperoleh 1 kursi di DPRD Gianyar,” ujarnya bertekad.
Disinggung mengenai dampak pencalegan, Ngakan Rai mengaku tidak ada hubungannya.
“Pencalegan tetap, di KPU kan sudah final. Pencalegan ini tetap kami kawal sampai tuntas,” tegasnya.
Bahkan, lanjut dia, dengan gejolak di PKS Bali tidak merembet sedikit pun ke Gianyar. “PKS Gianyar solid sekali. Di bawah kepemimpinan kami, PKS Gianyar solid,” tukasnya.