I Ketut Marianta 12 punya tekad besar untuk bisa tamat sekolah. Siswa kelas VI SDN 6 Bunutan ini harus rela menginap di rumah rekanya
WAYAN PUTRA, Abang
Semangat yang di tunjukan Ketut Marianta ini layak di teladani. Meski masih sangat belia, perjuangannya untuk mencapai kesuksesan tidaklah mudah. Penuh dengan lika-liku dan rintangan
Marianta sendiri merupakan siswa asal Banjar Gurinten, Bunutan, Abang, Karangasem.
Selama ini dia harus rela berjalan kaki selama tiga jam berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah. ini dia sudah lakukan nyaris enam tahun.
Namun menjelang ujian pemantapan sekolah dirinya tidak berani ambil resiko.
Takut kelelahan dan capek, Marianta pun berpikir keras mengatasi persoalan tersebut.
Hingga akhirnya diputuskan untuk menginap di rumah temanya. Marianta sendiri berasal dari keluarga tidak mampu. Sementara teman Marianta tempatnya menginap juga termasuk keluarga tidak mampu.
Marianta mengaku terpaksa menginap beberapa hari di rumah temanya untuk persiapan Ujian Pemantapan Sekolah.
Sehari sebelumnya Marianta menginap hari Minggu dia sudah harus berangkat dari kampungnya.
Untuk bekal selama menginap dia berbekal Jagung dan Ketimun untuk dia makan selama menginap.
Jagung dan Ketimun ini dia bawa dari rumahnya merupakan hasil kebun milik orang tuanya.
Saat ditemui di sekolahnya kemarin, Marianta mengaku kalau dia kerap berjalan kaki dari sekolah sampai rumah. Ini dia lakukan setiap hari. Terkadang hujan dan terkadang juga kepanasan.
Rasa pegal, capek, panas dan kehujatan dia sudah rasakan setiap hari. Namun semengatnya untuk menamatkan sekolah dan menempuh pendidikan lebih tinggi lagi sangat tinggi. Karena itu dirinya tetap semangat menjalaninya sekalipun harus berat.
Medan yang dilalui Marianta cukup berat. Selain karena di perbukitan yang terjal dengan jalan setapak yang licin.
“Ya sekarang saya nginap di rumah teman dekat sekolah biar tidak terlalu jauh jalan karena akan ujian,” ujarnya polos.
Selama ini kalau berjalan kaki dengan teman teman lainya selalu terlambat tiba di sekolah. Jarak yang cukup jauh. Sementara saat ujian ini tidak boleh terlambat sehingga harus “ngekos” sementara.
Saat hari biasa dirinya mengaku berangkat dari rumah pukul 05.00 wita. Karena perjalanan yang sangat jauh dia sering baru sampai sekolah pukul 08.30 bahkan pukul 09.00 wita. Karena itu tidak jarang dia juga hanya bisa mengikuti separuh ham pelajaran pertama.
Saat ini Marianta menginap di rumah temanya yang juga ikut sama-sama ujian pemantapan Gede Sibang Sucipta. Ini dia lakukan agar tidak terlambat ikut ujian pemantapan. Marianta mengaku sudah ijin sama orang tuanya Ni Nyoman Sudiasih dan I Made Mastika untuk tidak pulang selama ujian pementapan.
“Ya menginap dulu di rumah teman sampai ujian selesai,” ujarnya.
Begitu ujian selesai barulah dia akan kembali ke rumahnya dan berjalan kaki seperti biasa ke sekolah.
Atas kondisi Marianta, Kepala sekolah SDN 6 Bunutan I Wayan Dayuh Suyasa membenarkan kalau beberapa anak didiknya harus berjalan kaki ke sekolah dengan jarak yang cukup jauh.
“Benar ada yang harus berjalan sampai tiga jam,” ujarnya. bahkan dia juga sempat membuktikan berjalan kaki ke rumah Marianta dan benar tiga jam baru sampai di sana.
Bahkan dia mengaku lebih lama sampainya satu jam dari Marianta. “Saya malah empat jam baru sampai,” ujarnya. ini dia lakukan karena Marianta selalu terlembat tiba di sekolah. dan setiap ditanya jalan jauh dan lama. sehingga sang kepala sekolah ingin membuktikan omongan anak asuhnya tersebut. dan benar adanya ternyata daya tempuh sampai empat jam.
Dan jika bolak balik berjalan anak tersebut setiap harinya menempuh perjalanan selama enam jam.
“Kalau saya bolak balik, delapan jam baru sampai,” tambahnya. Sementara itu Marianta mengatakan kalau dia pulang balik ke kampunya baru tiba pukul 15.30 sore bari sampai di rumah dari sekolah. sementara dia harus berangkat jam 05.00 wita. Itupun anak ke enam dari enam bersaudara tersebut mengaku sering terlambat tiba di sekolah.
Agar pakaianya tidak kotor saat berjalan dari rumahnya dia menggunakan baju biasa. Baru tiba di sekolah lah dia ganti pakaian.
Begitu juga saat pulang sekolah pakaian sekolahnya kembali di masukan ke dalam tas