29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:23 AM WIB

Diduga Jadi Pembuangan 7 Mayat, Salah Satunya Kakak Kandung Ayahnya

Sumur tua tempat pembuangan mayat korban Gerakan 30 September (Gestok) tahun 1965 di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Negara, Rabu (4/12) dibongkar.

Sumur yang diyakini masyarakat setempat sebagai sumur tenget alias angker itu akhirnya dibongkar setelah penghuni rumah sering mengalami hal-hal aneh dan kerauhan (kesurupan).

Lalu bagaimana sebenarnya cerita dibalik keberadaan sumur tua yang berdiri tepat diatas bangunan rumah milik warga setempat itu?

 

M.BASIR, Negara

DUA bangunan kamar di rumah milik Kadek Suryawan, 44, di Banjar Tegal Badeng akhirnya rata dengan tanah.

Usai merobohkan bangunan kamar yang dibangun tahun 2003 atau 16 tahun lalu itu, alat berat kemudian menggali sumur yang memiliki kedalaman sekitar 8 meter.

Setiap alat berat mengeruk tanah dari sumur tua, tulang belulang manusia yang sudah hancur terbawa dan warga memungut untuk dikumpulkan dalam satu tempat.

Saat ditemui disela pembongkaran, Suryawan mengatakan jika dari cerita orang-orang tua di Tegal Badeng Timur, ada lima mayat korban keganasan G30S PKI tahun 1965 yang dibuang ke dalam sumur.

Bahkan dari peristiwa itu, kakak kandung ayahnya diduga juga dibuang ke dalam sumur tersebut, termasuk Nengah Suka, kakak kandung dari ayah Suryawan, Ketut Sangga, 65.

Tapi saat membangun, mendiang ayahnya tidak percaya dengan cerita tersebut sehingga membangun dua kamar tepat diatas sumur tua.

 “Orang-orang tua di daerah sini juga cerita yang sama, tapi bapak tidak percaya, makanya dibangun kamar-kamar ini,” ujarnya.

Namun setelah ayahnya meninggal, beberapa kali anaknya kerauhan dan meminta sumur tua digali dan mayat yang ada dalam sumur dikubur secara layak.

Akhirnya, Suryawan membongkar dua kamar setelah memastikan lokasi sumur tua pada orang pintar.

Ternyata setelah dibongkar memang terdapat tulang belulang, kancing baju, besi untuk membuka sabut kelapa dan batu berukuran besar dari dalam sumur yang sudah padat dengan timbunan tanah.

Namun Suryawan tidak mengetahui secara pasti mayat yang dibuang ke dalam sumur tersebut adalah orang yang dituduh sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau bukan.

Namun yang pasti, dari cerita orang-orang yang mengalami peristiwa itu, terdapat tiga orang dari lima orang yang dibuang ke dalam sumur merupakan warga Tegal Badeng Timur.

“Dulu ada tetangga yang cerita, sempat mengintip peristiwa itu,” terangnya.

Mengenai jumlah korban yang dibuang ke dalam sumur ada dua versi, menurut Suryawan berdasarkan cerita beberapa orang yang pernah menjadi saksi pembunuhan ada lima orang yang dibuang dalam sumur.

Namun menurut warga lain, Ketut Suara,77, jumlah mayat yang dibuang ke dalam sumur ada tujuh orang, salah satunya kakak kandung Ketut Sangga, Nengah Dana.

“Saya tidak tahu langsung kejadian waktu itu, tapi dari cerita orang-orang ada tujuh orang yang dibuang ke sumur,” ungkapnya.

Menurut Suara, sumur tua tempat pembuangan mayat korban pembunuhan tahun 1965 tidak hanya ada di pekarangan Suryawan.

Waktu itu, lanjut Suara, suasana Jembrana mencekam.

Banyak orang dibunuh mayat dimana-mana, sumur tua menjadi tempat pembuangan mayat. Korban pada peristiwa itu di Desa Tegal Badeng Timur dan Tegal Badeng barat jumlahnya ratusan.

Tidak hanya dari dua desa tersebut, dari desa lain juga ada yang dibuang ke sumur-sumur tua di desanya.

Rencananya, tulang belulang yang diangkat dari dalam sumur tua tersebut akan diaben pada waktu yang tepat.

“Kalau sudah diupacarai dengan layak biar tidak ada musibah lagi pada keluarga saya,” tandas Suryawan.

Tim Inafis Polres Jembrana melakukan identifikasi tulang dan barang-barang yang hasil diangkat dari dalam sumur.

Sumur tua tempat pembuangan mayat korban Gerakan 30 September (Gestok) tahun 1965 di Banjar Tegal Badeng, Desa Tegal Badeng Timur, Negara, Rabu (4/12) dibongkar.

Sumur yang diyakini masyarakat setempat sebagai sumur tenget alias angker itu akhirnya dibongkar setelah penghuni rumah sering mengalami hal-hal aneh dan kerauhan (kesurupan).

Lalu bagaimana sebenarnya cerita dibalik keberadaan sumur tua yang berdiri tepat diatas bangunan rumah milik warga setempat itu?

 

M.BASIR, Negara

DUA bangunan kamar di rumah milik Kadek Suryawan, 44, di Banjar Tegal Badeng akhirnya rata dengan tanah.

Usai merobohkan bangunan kamar yang dibangun tahun 2003 atau 16 tahun lalu itu, alat berat kemudian menggali sumur yang memiliki kedalaman sekitar 8 meter.

Setiap alat berat mengeruk tanah dari sumur tua, tulang belulang manusia yang sudah hancur terbawa dan warga memungut untuk dikumpulkan dalam satu tempat.

Saat ditemui disela pembongkaran, Suryawan mengatakan jika dari cerita orang-orang tua di Tegal Badeng Timur, ada lima mayat korban keganasan G30S PKI tahun 1965 yang dibuang ke dalam sumur.

Bahkan dari peristiwa itu, kakak kandung ayahnya diduga juga dibuang ke dalam sumur tersebut, termasuk Nengah Suka, kakak kandung dari ayah Suryawan, Ketut Sangga, 65.

Tapi saat membangun, mendiang ayahnya tidak percaya dengan cerita tersebut sehingga membangun dua kamar tepat diatas sumur tua.

 “Orang-orang tua di daerah sini juga cerita yang sama, tapi bapak tidak percaya, makanya dibangun kamar-kamar ini,” ujarnya.

Namun setelah ayahnya meninggal, beberapa kali anaknya kerauhan dan meminta sumur tua digali dan mayat yang ada dalam sumur dikubur secara layak.

Akhirnya, Suryawan membongkar dua kamar setelah memastikan lokasi sumur tua pada orang pintar.

Ternyata setelah dibongkar memang terdapat tulang belulang, kancing baju, besi untuk membuka sabut kelapa dan batu berukuran besar dari dalam sumur yang sudah padat dengan timbunan tanah.

Namun Suryawan tidak mengetahui secara pasti mayat yang dibuang ke dalam sumur tersebut adalah orang yang dituduh sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau bukan.

Namun yang pasti, dari cerita orang-orang yang mengalami peristiwa itu, terdapat tiga orang dari lima orang yang dibuang ke dalam sumur merupakan warga Tegal Badeng Timur.

“Dulu ada tetangga yang cerita, sempat mengintip peristiwa itu,” terangnya.

Mengenai jumlah korban yang dibuang ke dalam sumur ada dua versi, menurut Suryawan berdasarkan cerita beberapa orang yang pernah menjadi saksi pembunuhan ada lima orang yang dibuang dalam sumur.

Namun menurut warga lain, Ketut Suara,77, jumlah mayat yang dibuang ke dalam sumur ada tujuh orang, salah satunya kakak kandung Ketut Sangga, Nengah Dana.

“Saya tidak tahu langsung kejadian waktu itu, tapi dari cerita orang-orang ada tujuh orang yang dibuang ke sumur,” ungkapnya.

Menurut Suara, sumur tua tempat pembuangan mayat korban pembunuhan tahun 1965 tidak hanya ada di pekarangan Suryawan.

Waktu itu, lanjut Suara, suasana Jembrana mencekam.

Banyak orang dibunuh mayat dimana-mana, sumur tua menjadi tempat pembuangan mayat. Korban pada peristiwa itu di Desa Tegal Badeng Timur dan Tegal Badeng barat jumlahnya ratusan.

Tidak hanya dari dua desa tersebut, dari desa lain juga ada yang dibuang ke sumur-sumur tua di desanya.

Rencananya, tulang belulang yang diangkat dari dalam sumur tua tersebut akan diaben pada waktu yang tepat.

“Kalau sudah diupacarai dengan layak biar tidak ada musibah lagi pada keluarga saya,” tandas Suryawan.

Tim Inafis Polres Jembrana melakukan identifikasi tulang dan barang-barang yang hasil diangkat dari dalam sumur.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/