27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:52 AM WIB

Tulisan dan Gambar di Surat Suara Tidak Jelas, Pemilih Ngaku Kesulitan

SEMARAPURA – KPU Klungkung menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019 di TPS 006, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan kemarin.

Dari simulasi tersebut, sejumlah pemilih mengaku kesulitan saat melakukan pencoblosan lantaran gambar dan tulisan yang mereka lihat dalam surat suara tidak jelas.

Devisi Teknis Penyelenggaraan, KPU Klungkung, I Gede Suka Astreawan saat ditemui di TPS 006, Desa Tusan mengungkapkan dipilihnya TPS tersebut untuk dilakukan simulasi lantaran jumlah pemilih lansia yang berada di TPS tersebut tergolong besar.

Dari 264 daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat ada di TPS tersebut, sekitar 25 persennya merupakan lansia.

“Jadi setiap kabupaten itu dipilih satu TPS untuk menyelenggarakan simulasi ini. Dan TPS 006 yang dipilih,” terangnya.

Meski telah mengumumkan akan menggelar simulasi dan para DPT yang tercatat mencoblos di TPS 006 itu dijanjikan uang transportasi serta konsumsi, diungkapkannya, hanya 164 DPT saja yang hadir dan mengikuti pencoblosan.

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran sekitar 100 DPT yang tidak hadir itu terbentur waktu kerja. “Di TPS ini termasuk tinggi partisipasinya saat Pilkada lalu. Kemungkinan karena terbentur waktu kerja,

makanya banyak yang tidak hadiri hari ini. Saat pemungutan suara 17 April 2019 mendatang kan diliburkan semua, geregetnya pun akan beda,” dalihnya.

Selama proses pemungutan suara dilakukan, pihaknya melihat ada sejumlah pemilih yang kesulitan saat melakukan pencoblosan.

Bahkan, ada pemilih lansia yang membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk melakukan mencoblos. Padahal normalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencoblos hanya sekitar tiga menit saja.

“Ada juga yang kesulitan saat melipat kembali surat suaranya karena terlalu besar. Jadi ini nanti menjadi bahan evaluasi kami,” tandasnya.

Salah seorang warga yang tercatat masuk sebagai DPT di TPS tersebut, Wayan Rasni mengungkapkan tidak bisa melihat jelas gambar dan tulisan yang ada di kertas suara sehingga pihaknya mencoblos secara sebarangan.

Begitu juga yang diungkapkan Wayan Sarna. Ia mengaku tulisan dan gambar yang ada di surat suara terlalu kecil sehingga ia membutuhkan waktu lama saat mencoblos. “Tulisannya kecil-kecil sekali. Saya tidak jelas lihatnya,” tandas Sarna. 

SEMARAPURA – KPU Klungkung menggelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Serta Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Serentak Tahun 2019 di TPS 006, Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan kemarin.

Dari simulasi tersebut, sejumlah pemilih mengaku kesulitan saat melakukan pencoblosan lantaran gambar dan tulisan yang mereka lihat dalam surat suara tidak jelas.

Devisi Teknis Penyelenggaraan, KPU Klungkung, I Gede Suka Astreawan saat ditemui di TPS 006, Desa Tusan mengungkapkan dipilihnya TPS tersebut untuk dilakukan simulasi lantaran jumlah pemilih lansia yang berada di TPS tersebut tergolong besar.

Dari 264 daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat ada di TPS tersebut, sekitar 25 persennya merupakan lansia.

“Jadi setiap kabupaten itu dipilih satu TPS untuk menyelenggarakan simulasi ini. Dan TPS 006 yang dipilih,” terangnya.

Meski telah mengumumkan akan menggelar simulasi dan para DPT yang tercatat mencoblos di TPS 006 itu dijanjikan uang transportasi serta konsumsi, diungkapkannya, hanya 164 DPT saja yang hadir dan mengikuti pencoblosan.

Menurutnya, hal itu terjadi lantaran sekitar 100 DPT yang tidak hadir itu terbentur waktu kerja. “Di TPS ini termasuk tinggi partisipasinya saat Pilkada lalu. Kemungkinan karena terbentur waktu kerja,

makanya banyak yang tidak hadiri hari ini. Saat pemungutan suara 17 April 2019 mendatang kan diliburkan semua, geregetnya pun akan beda,” dalihnya.

Selama proses pemungutan suara dilakukan, pihaknya melihat ada sejumlah pemilih yang kesulitan saat melakukan pencoblosan.

Bahkan, ada pemilih lansia yang membutuhkan waktu sekitar 25 menit untuk melakukan mencoblos. Padahal normalnya, waktu yang dibutuhkan untuk mencoblos hanya sekitar tiga menit saja.

“Ada juga yang kesulitan saat melipat kembali surat suaranya karena terlalu besar. Jadi ini nanti menjadi bahan evaluasi kami,” tandasnya.

Salah seorang warga yang tercatat masuk sebagai DPT di TPS tersebut, Wayan Rasni mengungkapkan tidak bisa melihat jelas gambar dan tulisan yang ada di kertas suara sehingga pihaknya mencoblos secara sebarangan.

Begitu juga yang diungkapkan Wayan Sarna. Ia mengaku tulisan dan gambar yang ada di surat suara terlalu kecil sehingga ia membutuhkan waktu lama saat mencoblos. “Tulisannya kecil-kecil sekali. Saya tidak jelas lihatnya,” tandas Sarna. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/