29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:18 AM WIB

Jalin Persahabatan Sejak 93, Desa Misato Gelontor Sembako ke Desa Mas

Persahabatan dua desa, antara Desa Misato, Jepang dengan Desa Mas, Kecamatan Ubud telah berlangsung sejak 1993 silam.

Desa itu saling tukar kegiatan. Kala pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Desa Misato, Jepang membantu ratusan paket sembako bagi masyarakat Desa Mas.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KABAR adanya pasien Covid-19 dari Desa Mas langsung didengar oleh Desa Misato, Jepang. Sebagai desa sahabat sejak 28 tahun lalu, perwakilan Desa Misato turut membantu.

Sebanyak 720 paket sembako disiapkan oleh pemerintah Desa Misato, kepada masyarakat Desa Mas.

Sembako dibeli di Bali. Produk yang dibagikan berupa beras, minyak goreng, gula hingga susu. Perbekel Desa Mas, I Wayan Darmayuda, menyatakan sembako telah diberikan secara simbolis Senin lalu (7/9).

Penerima sembako mulai dari keluarga penderita Covid-19. Bahkan para veteran, lansia, dan warga yang membutuhkan ikut menerima gelontoran sembako.

“Mudah-mudahan sembako ini bermanfaat, apalagi menjelang hari raya Galungan,” ujar Wayan Darmayuda kemarin (11/9).

Darmayuda mengisahkan, persahabatan dengan Desa Misato berlangsung sejak 28 tahun lalu.

Diawali pada 1993, seorang guide almarhum Anak Agung Oka Widya mengajak rombongan turis asal Jepang saat berkunjung ke Desa Mas.

“Turis Jepang berkunjung ke Bali, dihandle oleh beliau (Almarhum Agung Oka Widya, red). Saat bincang-bincang, tamunya mengatakan di Desa Misato akan ada festival kano,” jelas Darmayuda mengenang.

Agung Oka Widya yang juga seorang pemahat, diminta untuk membuat kano berbahan kayu. Nantinya kano bahan kayu karya Agung Oka Widya diikutsertakan saat festival di Jepang.

Permintaan itu lantas disanggupi. Bahkan, hasil karya kano itu begitu memuaskan. “Hasilnya bagus, masyarakat disana senang,” jelasnya.

Sebagai ucapan terima kasih, sejumlah perangkat desa pada waktu itu diundang jalan-jalan ke Jepang. Sekaligus, diminta membuat relief pada sebuah goa.

“Mereka ingin menjadikan Misato sebagai Ubud kedua,” jelas Darmayuda yang telah 2 kali berkunjung ke Desa Misato ini.

Perbekel yang juga mantan guide itu pun kemudian melanjutkan jalinan persahabatan antara Desa Misato Jepang dengan Desa Mas.

“Kami undang mereka ajak kesini lagi. Ajak menanam pohon Pungur di lapangan,” terangnya. Karena sudah ada jalinan, maka setiap tahun, masyarakat Desa Misato datang ke lapangan di desa Mas.

“Tiap tahun, mereka datang untuk melihat tanaman tersebut. Sekaligus bawa bantuan,” jelas pria yang beristrikan perempuan asal Jepang, Yuki Toyosaki tersebut.

Kerjasama lain, Desa Misato Jepang sering meminta tenaga kerja dari Desa Mas. Jalinan kerja sama mulai dari bidang pendidikan, budaya, seni, pertanian dan pariwisata.

Bahkan, pemuda Desa Mas diminta belajar sekaligus bekerja di Jepang. “Oktober ini ada dua orang warga kami yang akan bekerja sambil belajar di Jepang. Lanjut bulan Maret 2021 akan ada peresmian hotel disana,” jelasnya.

Hotel di Jepang, memerlukan tenaga kerja. “Perlu dua tenaga kerja dari Desa Mas. Kami sudah siapkan mereka,” jelasnya.

Selain itu, Desa Misato juga akan memfasilitasi SMP Kerta Budaya milik Desa Mas perangkat untuk belajar daring.

“Sehingga nanti siswa bisa berkomunikasi dengan masyarakat Desa Misato di Jepang,” ungkapnya.

Terkait situasi pandemi Covid, Darmayuda mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.

“Warga agar tetap jaga kesehatan. Jaga imunitas, tetap pakai masker sehingga kita terhindar dari Covid-19,” pungkasnya. (*)

 

Persahabatan dua desa, antara Desa Misato, Jepang dengan Desa Mas, Kecamatan Ubud telah berlangsung sejak 1993 silam.

Desa itu saling tukar kegiatan. Kala pandemi Covid-19 ini, Pemerintah Desa Misato, Jepang membantu ratusan paket sembako bagi masyarakat Desa Mas.

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

KABAR adanya pasien Covid-19 dari Desa Mas langsung didengar oleh Desa Misato, Jepang. Sebagai desa sahabat sejak 28 tahun lalu, perwakilan Desa Misato turut membantu.

Sebanyak 720 paket sembako disiapkan oleh pemerintah Desa Misato, kepada masyarakat Desa Mas.

Sembako dibeli di Bali. Produk yang dibagikan berupa beras, minyak goreng, gula hingga susu. Perbekel Desa Mas, I Wayan Darmayuda, menyatakan sembako telah diberikan secara simbolis Senin lalu (7/9).

Penerima sembako mulai dari keluarga penderita Covid-19. Bahkan para veteran, lansia, dan warga yang membutuhkan ikut menerima gelontoran sembako.

“Mudah-mudahan sembako ini bermanfaat, apalagi menjelang hari raya Galungan,” ujar Wayan Darmayuda kemarin (11/9).

Darmayuda mengisahkan, persahabatan dengan Desa Misato berlangsung sejak 28 tahun lalu.

Diawali pada 1993, seorang guide almarhum Anak Agung Oka Widya mengajak rombongan turis asal Jepang saat berkunjung ke Desa Mas.

“Turis Jepang berkunjung ke Bali, dihandle oleh beliau (Almarhum Agung Oka Widya, red). Saat bincang-bincang, tamunya mengatakan di Desa Misato akan ada festival kano,” jelas Darmayuda mengenang.

Agung Oka Widya yang juga seorang pemahat, diminta untuk membuat kano berbahan kayu. Nantinya kano bahan kayu karya Agung Oka Widya diikutsertakan saat festival di Jepang.

Permintaan itu lantas disanggupi. Bahkan, hasil karya kano itu begitu memuaskan. “Hasilnya bagus, masyarakat disana senang,” jelasnya.

Sebagai ucapan terima kasih, sejumlah perangkat desa pada waktu itu diundang jalan-jalan ke Jepang. Sekaligus, diminta membuat relief pada sebuah goa.

“Mereka ingin menjadikan Misato sebagai Ubud kedua,” jelas Darmayuda yang telah 2 kali berkunjung ke Desa Misato ini.

Perbekel yang juga mantan guide itu pun kemudian melanjutkan jalinan persahabatan antara Desa Misato Jepang dengan Desa Mas.

“Kami undang mereka ajak kesini lagi. Ajak menanam pohon Pungur di lapangan,” terangnya. Karena sudah ada jalinan, maka setiap tahun, masyarakat Desa Misato datang ke lapangan di desa Mas.

“Tiap tahun, mereka datang untuk melihat tanaman tersebut. Sekaligus bawa bantuan,” jelas pria yang beristrikan perempuan asal Jepang, Yuki Toyosaki tersebut.

Kerjasama lain, Desa Misato Jepang sering meminta tenaga kerja dari Desa Mas. Jalinan kerja sama mulai dari bidang pendidikan, budaya, seni, pertanian dan pariwisata.

Bahkan, pemuda Desa Mas diminta belajar sekaligus bekerja di Jepang. “Oktober ini ada dua orang warga kami yang akan bekerja sambil belajar di Jepang. Lanjut bulan Maret 2021 akan ada peresmian hotel disana,” jelasnya.

Hotel di Jepang, memerlukan tenaga kerja. “Perlu dua tenaga kerja dari Desa Mas. Kami sudah siapkan mereka,” jelasnya.

Selain itu, Desa Misato juga akan memfasilitasi SMP Kerta Budaya milik Desa Mas perangkat untuk belajar daring.

“Sehingga nanti siswa bisa berkomunikasi dengan masyarakat Desa Misato di Jepang,” ungkapnya.

Terkait situasi pandemi Covid, Darmayuda mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.

“Warga agar tetap jaga kesehatan. Jaga imunitas, tetap pakai masker sehingga kita terhindar dari Covid-19,” pungkasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/