RadarBali.com – Konstalasi politik terutama arah koalisi menghadapi Pilbub Bali 2018 sulit ditebak. Partai Gerindra yang diharapkan menambah kekuatan Koalisi Bali Mandara (KBM), memberikan isyarat belum tentu melanjutkan KBM.
Ketua DPD Gerindra Bali, IB Sukarta, menyatakan koalisi dan langkah Gerindra pada pilgub mendatang menunggu mandat dari Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.
Hal itu diungkapkan Sukarta disela-sela rapat koordinasi daerag (Rakorda) Partai Gerindra se-Bali, kemarin (12/9) di Kantor DPD Gerindra, di Denpasar.
Rakorda yang berlangsung tertutup untuk media itu dihadiri ratusan kader Gerindra. “Pilgub Bali kami masih koordinasi terus dengan DPP, dan meminta dan menunggu arahan dari Pak Prabowo,” tutur Sukarta.
Pun dengan koalisi pada Pilgub mendatang, Sukarta menyatakan pihaknya masih terbuka dengan berbagai parpol yang ada di Bali.
Pihaknya masih harus mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang ada. Menurut Sukarta, koalisi Pilgub 2018 berbeda dengan 2013 lalu.
Katanya, tidak ada masalah dalam menentukan pilihan koalisi. “Sekarang memang beda lagi, tidak ada masalah. Sekarang kami tidak harus terus ikut satu koalisi, kami harus lihat situasi dan kondisinya,” ungkap anggota DPR RI ini.
Terkait wacana Golkar yang ingin membangun Koalisi Bali Mandara (KBM) Jilid II, Sukarta mengaku pihaknya hanya berkoalisi apabila memiliki visi dan misi yang sama dengan Gerindra.
Hal ini dicontohkannya, seperti saat Pilgub 2013 lalu yang mana Gerindra bersama Golkar, Demokrat, dan berbagai parpol lainnya mengusung paket Made Mangku Pastika – Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta).
Ditegaskan, KBM itu diusung atas dasar visi dan misi yang sama. Saat mendukung Mangku Pastika dengan Sudikerta, Gerindra memiliki kesamaan visi dan misi antara KBM dengan KMP (Koalisi Merah Putih).
Apalagi, Pilkada 2018 mendatang di Bali sendiri akan diadakan Pilgub, Pilkada Gianyar, dan Pilkada Klungkung. “Kami ingin semua kader semakin solid, dan mesin partai terus bergerak,” tukasnya.