34.7 C
Jakarta
30 April 2024, 14:40 PM WIB

Lulusan Dokter Gigi, Maju Karena Masyarakat, Singkirkan 3 Calon Sepuh

Seorang lulusan dokter gigi, Dewa Gede Putra Utama, menjadi kelian (kepala lingkungan/kaling) termuda di Kelurahan Ubud.

Dalam pemilihan kelian pada 13 November 2018 di Banjar Padangtegal Mekarsari, Desa pakraman Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Dewa Putra meraih suara terbanyak.

Jumat sore kemarin (15/2), dia dilantik oleh Camat Ubud dan Bendesa Pakraman Padangtegal. Seperti apa?

 

 

IB INDRA PRASETIA, Ubud

KELIAN atau kepala lingkungan (kaling) di Banjar Padangtegal Mekarsari mempunyai dua fungsi.

Yakni sebagai kelian dinas di Kelurahan Ubud merangkap kelian adat di desa pakraman Padangtegal. ebagai daerah yang terletak di jantung Ubud dengan objek wisata Monkey Forest, jabatan level klian ini pun menjadi rebutan banyak orang.

Saat pemilihan kelian pada 13 November 2018 lalu, ada 4 calon yang maju. Masing-masing calon itu dicalonkan oleh masing-masing tempek (kelompok warga) yang berjumlah 4 tempek.

Yakni Nyoman Purnata dengan 16 suara; I Wayan Suwistra dengan 15 suara; I Ketut Gede Kochiana dengan 46 suara dan Dewa Gede Putra Utama dengan suara terbanyak 69 suara.

“Saya maju ini bukan kehendak saya, ini dorongan masyarakat. Saya di sini ngayah (kerja bakti, red),” ujar Dewa Putra yang merupakan kelian berusia 32 tahun itu.

Pria kelahiran 20 Juni 1986 itu mengaku bisa menang berkat kesehariannya yang bisa bergaul dengan siapa saja.

“Di banjar saya ada 4 tempek, saya bisa bermasyarakat, mungkin karena itu saya dikehendaki menjadi kelian,” jelas lulusan dokter gigi yang menjadi pengusaha penginapan itu.

Sebagai kelian berusia 32 tahun, Dewa Putra pun mematahkan tradisi yang sempat berlaku di desanya.

Diakui, saat pemilihan, lawan-lawannya itu berusia di atas 50 tahun. Bahkan, selama ini hanya kelian berusia tua yang memimpin banjar.

Dengan terpilihnya Dewa Putra, dia tidak saja menjadi kelian termuda di banjarnya. Dia dipastikan sebagai kelian termuda di Kelurahan Ubud dan juga Desa Pakraman Padangtegal.

“Kalau di Kelurahan Ubud, saya termuda. Kemungkinan saya juga termuda di Kecamatan Ubud,” klaim pria yang akrab disapa Dewa Ama itu.

Selanjutnya, Jumat sore pukul 17.00, Dewa Putra dilantik sebagai kelian di Wantilan Pura Desa Lan Puseh Padangtegal di Jalan Hanoman Ubud.

Melalui pelantikan itu, dia menggantikan kelian sebelumnya, I Ketut Sada. Usai dilantik, beberapa tugas akan dia lakukan, mulai dari pembenahan di internal lingkungan.

“Saya akan menciptakan suasana kekeluargaan di lingkungan banjar, serta kekompakan warga dalam kegiatan suka dan duka,” jelasnya.

Untuk program kerja ke depan, dia akan meminta masukan para tokoh masyarakat di desanya. “Disamping itu, yang menjadi perhatian sekarang kan parkir liar di Ubud.

 Itu sebenarnya tugas Dinas Perhubungan, tapi saya imbau warga untuk mentaati aturan parkir supaya tertib. Yang parkir liar biasanya dari luar bukan warga kami,” tukasnya. (*)

 

 

Seorang lulusan dokter gigi, Dewa Gede Putra Utama, menjadi kelian (kepala lingkungan/kaling) termuda di Kelurahan Ubud.

Dalam pemilihan kelian pada 13 November 2018 di Banjar Padangtegal Mekarsari, Desa pakraman Padangtegal, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Dewa Putra meraih suara terbanyak.

Jumat sore kemarin (15/2), dia dilantik oleh Camat Ubud dan Bendesa Pakraman Padangtegal. Seperti apa?

 

 

IB INDRA PRASETIA, Ubud

KELIAN atau kepala lingkungan (kaling) di Banjar Padangtegal Mekarsari mempunyai dua fungsi.

Yakni sebagai kelian dinas di Kelurahan Ubud merangkap kelian adat di desa pakraman Padangtegal. ebagai daerah yang terletak di jantung Ubud dengan objek wisata Monkey Forest, jabatan level klian ini pun menjadi rebutan banyak orang.

Saat pemilihan kelian pada 13 November 2018 lalu, ada 4 calon yang maju. Masing-masing calon itu dicalonkan oleh masing-masing tempek (kelompok warga) yang berjumlah 4 tempek.

Yakni Nyoman Purnata dengan 16 suara; I Wayan Suwistra dengan 15 suara; I Ketut Gede Kochiana dengan 46 suara dan Dewa Gede Putra Utama dengan suara terbanyak 69 suara.

“Saya maju ini bukan kehendak saya, ini dorongan masyarakat. Saya di sini ngayah (kerja bakti, red),” ujar Dewa Putra yang merupakan kelian berusia 32 tahun itu.

Pria kelahiran 20 Juni 1986 itu mengaku bisa menang berkat kesehariannya yang bisa bergaul dengan siapa saja.

“Di banjar saya ada 4 tempek, saya bisa bermasyarakat, mungkin karena itu saya dikehendaki menjadi kelian,” jelas lulusan dokter gigi yang menjadi pengusaha penginapan itu.

Sebagai kelian berusia 32 tahun, Dewa Putra pun mematahkan tradisi yang sempat berlaku di desanya.

Diakui, saat pemilihan, lawan-lawannya itu berusia di atas 50 tahun. Bahkan, selama ini hanya kelian berusia tua yang memimpin banjar.

Dengan terpilihnya Dewa Putra, dia tidak saja menjadi kelian termuda di banjarnya. Dia dipastikan sebagai kelian termuda di Kelurahan Ubud dan juga Desa Pakraman Padangtegal.

“Kalau di Kelurahan Ubud, saya termuda. Kemungkinan saya juga termuda di Kecamatan Ubud,” klaim pria yang akrab disapa Dewa Ama itu.

Selanjutnya, Jumat sore pukul 17.00, Dewa Putra dilantik sebagai kelian di Wantilan Pura Desa Lan Puseh Padangtegal di Jalan Hanoman Ubud.

Melalui pelantikan itu, dia menggantikan kelian sebelumnya, I Ketut Sada. Usai dilantik, beberapa tugas akan dia lakukan, mulai dari pembenahan di internal lingkungan.

“Saya akan menciptakan suasana kekeluargaan di lingkungan banjar, serta kekompakan warga dalam kegiatan suka dan duka,” jelasnya.

Untuk program kerja ke depan, dia akan meminta masukan para tokoh masyarakat di desanya. “Disamping itu, yang menjadi perhatian sekarang kan parkir liar di Ubud.

 Itu sebenarnya tugas Dinas Perhubungan, tapi saya imbau warga untuk mentaati aturan parkir supaya tertib. Yang parkir liar biasanya dari luar bukan warga kami,” tukasnya. (*)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/