28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:01 AM WIB

Titip Pesan Jangan Rusak Alam, Gandeng Sekolah untuk Edukasi Pelajar

Selama pandemi covid-19, penghobi bonsai mengalami peningkatan signifikan di Gianyar. Hal tersebut terlihat dari maraknya pedagang bonsai bermobil di sejumlah jalan utama.

Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Gianyar berharap geliat bonsai tidak sampai merusak alam.

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SEJUMLAH tepi jalan utama di Kabupaten Gianyar, bermunculan pedagang bonsai dadakan. Ada yang ditawarkan di tepi trotoar. Ada juga yang sengaja membawa mobil.

Bonsai berbagai jenis kayu ditawarkan. Penasehat PPBI Cabang Gianyar Wayan Arthana tidak menyangka selama pandemi Covid-19 penghobi bonsai di Gianyar mengalami peningkatan.

“Kalau situasi masih normal, tak pernah melihat hal tersebut (pedagang bonsai sampai di jalanan, red),” ujar Arthana ditemui di Kantor DPRD Gianyar.

Bahkan, setiap ada pedagang bonsai dadakan, mereka tidak pernah sepi pembeli. “Dalam covid ini banyak orang butuh aktivitas di rumah.

Peminat bonsai luar biasa saat covid. Di pinggir jalan banyak pedagang bonsai membawa pick up dan truk,” jelasnya.

Dari pengamatannya, pembeli bonsai tak sebatas kalangan tua saja. “Dari anak muda, orang tua ada di situ. Sebelum pandemi, tidak pernah ada seperti itu,” ujar pria asal Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati itu.

Bahkan, ada salah satu banjar di Kecamatan Blahbatuh sempat menggelar pameran bonsai. “Di satu banjar itu dalam pameran ada 50-an peserta. Bayangkan di rumahnya ada berapa pohon,” katanya.

Saat itu, Arthana sempat diminta menjadi juri. Lantaran tidak memiliki sertifikat juri, Arthana menyarankan menggelar lomba kategori Prospek. “Ada aturan dalam penjurian,” ungkapnya.

Melihat fenomena tersebut, Arthana mengatakan, PPBI Gianyar bersama Pemda Gianyar akan menggelar pameran bonsai pada April 2021, tepatnya dalam perayaan HUT Gianyar.

“Kalau covid berlalu tahun depan, kerumunan sudah boleh, April dalam rangka HUT Kota Gianyar, PPBI dan Pemda akan menggelar pameran bonsai,” ujarnya.

Dalam pameran tersebut, pihaknya juga akan mengundang kepala sekolah. Supaya pemahaman bonsai bisa masuk ke sekolah atau anak didik.

“Melihat fenomena penghobi bonsai meningkat, dalam pameran nanti kami akan undang kepala sekolah,

untuk memberikan pencerahan dan pembelajaran tentang bonsai, agar disampaikan pada anak didik,” ujar mantan birokrat di Pemkab Gianyar itu.

Penghobi bonsai yang pohonnya mendapatkan peringkat bintang the best overall dalam pameran internasional 2014 di Bandung itu punya saran bagi penghobi bonsai.

Jangan sampai ambisi bonsai menyebabkan tanaman di alam liar di rusak. “Berburu bakalan bonsai boleh.

Asalkan jangan merusak pekarangan orang dan merusak alam. Dan terpenting, pahami dulu bagaimana bonsai yang bagus supaya tidak asal cabut,” ungkapnya.

Menurutnya, bonsai punya standar berdasarkan PPBI. Bonsai yang bagus itu bisa dilihat dari penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian. (*)

 

Selama pandemi covid-19, penghobi bonsai mengalami peningkatan signifikan di Gianyar. Hal tersebut terlihat dari maraknya pedagang bonsai bermobil di sejumlah jalan utama.

Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Gianyar berharap geliat bonsai tidak sampai merusak alam.

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SEJUMLAH tepi jalan utama di Kabupaten Gianyar, bermunculan pedagang bonsai dadakan. Ada yang ditawarkan di tepi trotoar. Ada juga yang sengaja membawa mobil.

Bonsai berbagai jenis kayu ditawarkan. Penasehat PPBI Cabang Gianyar Wayan Arthana tidak menyangka selama pandemi Covid-19 penghobi bonsai di Gianyar mengalami peningkatan.

“Kalau situasi masih normal, tak pernah melihat hal tersebut (pedagang bonsai sampai di jalanan, red),” ujar Arthana ditemui di Kantor DPRD Gianyar.

Bahkan, setiap ada pedagang bonsai dadakan, mereka tidak pernah sepi pembeli. “Dalam covid ini banyak orang butuh aktivitas di rumah.

Peminat bonsai luar biasa saat covid. Di pinggir jalan banyak pedagang bonsai membawa pick up dan truk,” jelasnya.

Dari pengamatannya, pembeli bonsai tak sebatas kalangan tua saja. “Dari anak muda, orang tua ada di situ. Sebelum pandemi, tidak pernah ada seperti itu,” ujar pria asal Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati itu.

Bahkan, ada salah satu banjar di Kecamatan Blahbatuh sempat menggelar pameran bonsai. “Di satu banjar itu dalam pameran ada 50-an peserta. Bayangkan di rumahnya ada berapa pohon,” katanya.

Saat itu, Arthana sempat diminta menjadi juri. Lantaran tidak memiliki sertifikat juri, Arthana menyarankan menggelar lomba kategori Prospek. “Ada aturan dalam penjurian,” ungkapnya.

Melihat fenomena tersebut, Arthana mengatakan, PPBI Gianyar bersama Pemda Gianyar akan menggelar pameran bonsai pada April 2021, tepatnya dalam perayaan HUT Gianyar.

“Kalau covid berlalu tahun depan, kerumunan sudah boleh, April dalam rangka HUT Kota Gianyar, PPBI dan Pemda akan menggelar pameran bonsai,” ujarnya.

Dalam pameran tersebut, pihaknya juga akan mengundang kepala sekolah. Supaya pemahaman bonsai bisa masuk ke sekolah atau anak didik.

“Melihat fenomena penghobi bonsai meningkat, dalam pameran nanti kami akan undang kepala sekolah,

untuk memberikan pencerahan dan pembelajaran tentang bonsai, agar disampaikan pada anak didik,” ujar mantan birokrat di Pemkab Gianyar itu.

Penghobi bonsai yang pohonnya mendapatkan peringkat bintang the best overall dalam pameran internasional 2014 di Bandung itu punya saran bagi penghobi bonsai.

Jangan sampai ambisi bonsai menyebabkan tanaman di alam liar di rusak. “Berburu bakalan bonsai boleh.

Asalkan jangan merusak pekarangan orang dan merusak alam. Dan terpenting, pahami dulu bagaimana bonsai yang bagus supaya tidak asal cabut,” ungkapnya.

Menurutnya, bonsai punya standar berdasarkan PPBI. Bonsai yang bagus itu bisa dilihat dari penampilan, gerak dasar, kematangan, dan keserasian. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/