SELAMAT hari anak nasional! Selamat bagi anak-anak di seluruh Indonesia, termasuk di seluruh pelosok daerah di Indonesia. Jujur saja pendidikan kita sekarang ini masih sangat timpang.
Ketika pembelajaran dari rumah jadi habitat baru anak-anak masa kini, semakin terasa terjadi ketimpangan. Terutama dalam hal infrastruktur seperti jaringan internet, akses untuk menembus batas dunia maya menjadi sangat sulit.
Bahkan, ada siswa yang belajar pembelajaran daring sampai naik di atas pohon agar bisa mengikuti pembelajaran.
Begitu halnya dengan pendidikan karakter. Selama ini pendidikan karakter dititikberatkan di lingkungan sekolah. Namun, selama pandemik Covid-19, hal ini sulit untuk dilakukan.
Pembelajaran selama pendemi Covid-19 ini menggunakan pendidikan jarak jauh (PJJ). Anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Namun, masih banyak orang tua yang belum memahami atau sadar dengan pentingnya pendidikan karakter.
Padahal, sesungguhnya lingkungan keluargalah semestinya menjadi ujung tombak pendidikan karakter tersebut.
Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan sejak dini tidak lain untuk membentuk kepribadian anak itu sendiri.
Jika anak tidak ditanamkan karakter yang baik sejak dini, ketika dewasa akan tidak memiliki kepribadian yang kuat, yang mampu membawa anak tersebut ke arah kesuksesan sesuai keinginannya sendiri.
Anak akan mengalami kebingungan, kehi;angan arah, tidak mampu mencari jalannya sendiri. Hal paling buruk yang mungkin terjadi adalah kegagalan, putus asa, dan frustasi.
Seperti yang di tulis oleh Ayunda Pininta Kasih di Kompas.com pada tanggal 6 Mei 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengimbau bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) sekarang ini harus mengedepankan pendidikan karakter.
Tidak hanya dituntut untuk menuntaskan pembelaran secara kognitifnya saja. Guru harus mampu bersinergi dengan orang tua untuk tetap melakukan pendidikan karakter ini.
Semestinya inilah tonggak pendidikan karakter di lingkungan keluarga. Saat ini anak banyak menghabiskan waktu bersama dengan anggota keluarga, sehingga setiap hari bersosialisasi bersama, orang tua, saudara, kakek, nenek, dll.
Di sini lah mereka akan belajar langsung tentang karakter itu sendiri dari anggota keluarga mereka sendiri.
Anggota keluarga, khususnya, orang tua harus senantiasa mengajak anak-anak untuk melakukan hal positif, melakukan aktivitas secara bersama-sama yang didalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan karakter.
Pemerintah juga menghimbau untuk melakukan penanaman pendidikan karakter melalui pendidikan life skill.
Menurut World Health Organization (WHO), pendidikan life skill merupakan kemahiran hidup untuk beradaptasi dan menunjukkan perilaku positif
yang pada akhirnya memampukan individu untuk menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari dengan efektif.
Hal yang paling sederhana adalah melakukan aktivitas sehari hari seperti menjaga diri lingkungan tetap bersih dan sehat, mempelajari cara bertutur kata yang baik dan benar,
melakukan skill-skill aktivitas sehari-hari seperti belajar mengendarai sepeda, belajar berenang, belajar menggunakan Bahasa Asing, Menggambar, Menyanyi, dll.
Dengan adanya aktivitas-aktivitas ini yang dilakukan dengan bimbingan orang tua di rumah akan membuat karakter anak akan tumbuh dengan baik secara perlahan.
Kegiatan-kegiatan ini akan melatih karakter anak, yang di dalamnya terdapat beberapa nilai-nilai karakter.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat kita tumbuhkan adalah 18 karakter sesuai yang dicanangkan oleh pemerintah dimana merupakan nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia sendiri.
Adapun 18 karakter tersebut yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Semua nilai-nilai pendidikan karakter ini sangat mungkin untuk diimplementasikan dalam setiap kegiatan sehari hari di rumah. Bahkan akan lebih baik dikolaborasikan dengan kegiatan-kegiatan pengembangan soft skill tadi.
Misalnya ketika ingin membiasakan anak untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan bisa ditanamkan rasa disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Begitu pula kegiatan yang lainnya.
Intinya, orang tua harus menjadi role model bagi anak-anaknya. Menanamkan pendidikan karakter yang baik harus dimulai dari karakter orang tuanya sendiri.
Anak-anak merupakan peniru yang baik dimasanya. Sehingga mereka akan meniru setiap gerak dan langkah orang tuanya.
Maka dengan demikian orang tua harus memahami nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dan telah biasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. kemudian para orang tua harus mampu meluangkan diri untuk anaknya.
Melakukan kegiatan bersama-sama melakukan hal positif untuk pengembangan soft skill anak yang juga mengandung banyak nilai pendidikan karakter.
Kegiatan ini akan sangat menyenangkan, menantang, dan menarik bagi anak. Mereka riang gembira melakukannya karena dilakukan secara bersama-sama dengan melakukan aktivitas fisik yang tidak sekedar teori semata.
Kegiatan ini juga akan penuh dengan cinta dan kasih saying. Interaksi orang tua dan anak selama ini yang terkendala akan kurangnya waktu bersama akan menjadi titik balik pendidikan karakter di lingkungan keluarga.
Hubungan antara orang tua dan anak akan penuh cinta dan kasih sayang. Maka dari itu saya mengajak para orang tua untuk menyadari pentingnya pendidikan karakter di lingkungan keluarga,
dan mengimplementasikan pendidikan karakter ini melalui aktivitas sehari-hari yang juga bertujuan mengasah soft skill anak. (*)
I Putu Yoga Purandina, M.Pd
(Dosen Jurusan Dharma Acarya, STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja)