Kecamatan Nusa Penida kini sedang naik daun. Memiliki keindahan alam yang luar biasa, membuat pulau yang dijuluki “Telur Emas Bali” ini banyak dikunjungi wisatawan untuk berlibur.
Sayang infrastruktur jalan di kecamatan itu masih banyak yang rusak. Bahkan, infrastruktur yang rusak itu merupakan jalan penghubung ke objek wisata.
DEWA AYU PITRI ARISANTI, Nusa Penida
MINIM anggaran selalu jadi dalih kenapa pembangunan sebuah daerah tidak berjalan optimal. Itu juga yang terjadi di Kecamatan Nusa Penida “Telur Emas Bali”.
Berdasar pemantauan di lapangan, sejumlah ruas jalan di Nusa Penida tampak sudah diaspal dengan baik.
Namun, ada juga ruas jalan yang kondisinya memprihatinkan karena tidak hanya sempit namun juga berlubang. Benar-benar menyedihkan.
Jalanan rusak itu tidak hanya menyebabkan kemacetan, namun juga cukup mengguncang tubuh para wisatawan yang akan berwisata. Seperti di ruas jalan menuju objek wisata Bukit Teletubbies.
Salah seorang sopir travel, Made Sugita mengungkapkan, kondisi jalan rusak di Nusa Penida itu kerap dikeluhkan wisatawan.
Untuk itu pihaknya berharap jalan-jalan rusak itu bisa segera diperbaiki sehingga wisatawan bisa menikmati objek wisata yang ada dengan nyaman.
Sebab banyak ruas jalan yang rusak itu merupakan jalan menuju objek wisata. “.Saya berharap bisa segera diperbaiki,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PU-PRKP) Ida Bagus Gede Eka Putra, total panjang jalan kabupaten yang ada di Kecamatan Nusa Penida mencapai 229 kilometer.
Untuk tahun ini direncanakan dilakukan peningkatan jalan sepanjang 30 kilometer. “Anggaran untuk peningkatan jalan tahun ini mencapai Rp 35 miliar,” katanya.
Dengan rencana peningkatan jalan tahun 2018 itu, ada tersisa ruas jalan sepanjang 70 kilometer yang belum diperbaiki.
Jika target perbaikan tahun-tahun selanjutnya lebih besar dari tahun ini, pihaknya optimis dalam kurun waktu dua tahun atau tepatnya di tahun 2020, perbaikan jalan kabupaten di Kecamatan Nusa Penida bisa tuntas.
“Keterbatasan anggaran menyebabkan kami harus melakukan peningkatan jalan secara bertahap. Tahun 2019, kami mengusulkan
sekitar 21 kilometer ruas jalan di Kecamatan Nusa Penida dilakukan perbaikan dengan anggaran Rp 21 miliar dari DAK Pusat,” ungkapnya.
Tidak hanya jalan kabupaten, jalan non status di Nusa Penida juga bernasib sama. Rusak parah. Meski tidak tahu secara pasti berapa panjang jalan non status
yang ada di Nusa Penida, diungkapkannya bahwa jalan non status banyak yang menjadi penghubung ke objek-objek wisata.
Namun, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemkab Klungkung, pihaknya berharap pihak desa bisa ikut mengambil peran dalam memperbaiki jalan yang ada di Nusa Penida.
“Untuk jalan non status, kami tidak punya data karena sifatnya fluktuatif. Bisa desa mendanai untuk pengerjaan, termasuk pemkab bisa melalui usulan desa.
Namun karena anggaran terbatas, diharapkan peran serta desa untuk melakukan perbaikan. Banyak yang merupakan akses ke jalan objek wisata,” tandasnya.