26.7 C
Jakarta
27 April 2024, 7:32 AM WIB

Paket Aman Menang Telak, Cok Ibah dan Gek Rani Pilih Istirahat

GIANYAR – Hasil hitung sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar pada Kamis (28/6), pasangan calon (paslon)

bupati dan wakil bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra-Anak Agung Mayun (Aman) meraih 192.533 suara (67,04 persen).

Sedangkan paslon Tjokorda “Ibah” Raka Kertyasa-Pande Istri Maharani (Kerta-Maha) meraih 94.666 suara (32,96 persen).

Ketua KPU Gianyar Anak Agung Gde Putra, menyatakan siapapun pemenangnya merupakan bupati dan wakil bupati milik masyarakat Gianyar.

“Siapapun terpilih itu pilihan warga Gianyar,” ujar Agung Putra. Agung Putra meminta masyarakat dan petugas yang mengurusi Pilkada menjaga jalannya Pilkada sampai berakhir.

“Mari kawal seluruhnya. Sampai akhir proses,” pintanya. Dikatakan Agung Putra, proses Pilkada ini masih panjang. “Harus direkap dulu di Kecamatan.

Ada pleno kecamatan dari tanggal 4-8 Juli,” terangnya. Hasil dari pada rapat pleno di Kecamatan itu kemudian dikumpulkan dan dirangkum dalam pleno di Kabupaten Gianyar.

“Setelah itu baru pengumuman dan penetapan (bupati dan wakil bupati terpilih, red),” terangnya.

Dalam hasil perhitungan sementara itu, jumlah partisipasi pemilih mencapai 82,51 persen dengan total pemilih mencapai 298.367.

Jadi ada sekitar 17,49 persen warga Gianyar tidak menggunakan hak pilih mereka. “Itu berbagai kemungkinan, segi ekonomi mereka bekerja mencari biaya hidup.

Ini daerah wisata, sektor jasa. Itu berdasarkan kemungkinan,” ujar Agung Putra. Akan tetapi, Agung Putra menilai, jika partisipasi pemilih di Gianyar saat ini tergolong tinggi dibandingkan Pilkada 5 tahun lalu.

“Cek juga di seluruh Bali, Gianyar ini tergolong tinggi tingkat kehadirannya,” tukasnya. Di bagian lain, paslon Kerta-Maha belum berpikiran untuk mengambil langkah politik lanjutan.

Cok Ibah yang sempat duduk di kursi DPRD Provinsi Bali itu memilih beristirahat sejenak dari panggung politik.

“Kedepan belum tentu. Saya mau istirahat dulu, banyak jalan untuk mengabdi di masyarakat. Bendesa Ubud, budayawan, sesuaikan dengan kemampuan kita. Belum ada rencana apa-apa,” ujar tokoh Puri Saren Ubud itu.

Cok Ibah mengucapkan terima kasih kepada para simpatisan, partai pendukung dan relawan yang sudah secara sukarela berjuang tanpa mengenal lelah. “Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari paslon,” ujarnya.

Mengenai hasil Pilkada, Cok Ibah mengajak semua pihak mengambil hikmahnya. “Tiang (saya, red) dengar ada beberapa TPS tidak ada saksi kita, ini dipakai proses pembelajaran,” jelasnya.

Sedangkan, Pande Istri Maharani, mengaku kembali beraktivitas seperti biasa. “Seperti biasa, saya urus usaha,” ujarnya.

Disinggung soal kabar akan maju sebagai calon legislatif, Maharani belum memiliki keputusan.

“Tiang (saya, red) lihat dulu proses akhir penghitungan suara (Pibup Gianyar). Dan tiang akan kembalikan keputusannya ke induk partai,” ujarnya.

Mengenai pencalonan legislatif, dia akan mengembalikan ke induk partai. “Tentunya induk partai memiliki pertimbangan apakah saya akan maju atau tidak di Pileg 2019,” jelasnya.

Maharani berharap muncul pemimpin yang berani transparan. “Dan mengedukasi masyarakat untuk tidak pragmatis,” tukasnya. 

GIANYAR – Hasil hitung sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gianyar pada Kamis (28/6), pasangan calon (paslon)

bupati dan wakil bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra-Anak Agung Mayun (Aman) meraih 192.533 suara (67,04 persen).

Sedangkan paslon Tjokorda “Ibah” Raka Kertyasa-Pande Istri Maharani (Kerta-Maha) meraih 94.666 suara (32,96 persen).

Ketua KPU Gianyar Anak Agung Gde Putra, menyatakan siapapun pemenangnya merupakan bupati dan wakil bupati milik masyarakat Gianyar.

“Siapapun terpilih itu pilihan warga Gianyar,” ujar Agung Putra. Agung Putra meminta masyarakat dan petugas yang mengurusi Pilkada menjaga jalannya Pilkada sampai berakhir.

“Mari kawal seluruhnya. Sampai akhir proses,” pintanya. Dikatakan Agung Putra, proses Pilkada ini masih panjang. “Harus direkap dulu di Kecamatan.

Ada pleno kecamatan dari tanggal 4-8 Juli,” terangnya. Hasil dari pada rapat pleno di Kecamatan itu kemudian dikumpulkan dan dirangkum dalam pleno di Kabupaten Gianyar.

“Setelah itu baru pengumuman dan penetapan (bupati dan wakil bupati terpilih, red),” terangnya.

Dalam hasil perhitungan sementara itu, jumlah partisipasi pemilih mencapai 82,51 persen dengan total pemilih mencapai 298.367.

Jadi ada sekitar 17,49 persen warga Gianyar tidak menggunakan hak pilih mereka. “Itu berbagai kemungkinan, segi ekonomi mereka bekerja mencari biaya hidup.

Ini daerah wisata, sektor jasa. Itu berdasarkan kemungkinan,” ujar Agung Putra. Akan tetapi, Agung Putra menilai, jika partisipasi pemilih di Gianyar saat ini tergolong tinggi dibandingkan Pilkada 5 tahun lalu.

“Cek juga di seluruh Bali, Gianyar ini tergolong tinggi tingkat kehadirannya,” tukasnya. Di bagian lain, paslon Kerta-Maha belum berpikiran untuk mengambil langkah politik lanjutan.

Cok Ibah yang sempat duduk di kursi DPRD Provinsi Bali itu memilih beristirahat sejenak dari panggung politik.

“Kedepan belum tentu. Saya mau istirahat dulu, banyak jalan untuk mengabdi di masyarakat. Bendesa Ubud, budayawan, sesuaikan dengan kemampuan kita. Belum ada rencana apa-apa,” ujar tokoh Puri Saren Ubud itu.

Cok Ibah mengucapkan terima kasih kepada para simpatisan, partai pendukung dan relawan yang sudah secara sukarela berjuang tanpa mengenal lelah. “Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan dari paslon,” ujarnya.

Mengenai hasil Pilkada, Cok Ibah mengajak semua pihak mengambil hikmahnya. “Tiang (saya, red) dengar ada beberapa TPS tidak ada saksi kita, ini dipakai proses pembelajaran,” jelasnya.

Sedangkan, Pande Istri Maharani, mengaku kembali beraktivitas seperti biasa. “Seperti biasa, saya urus usaha,” ujarnya.

Disinggung soal kabar akan maju sebagai calon legislatif, Maharani belum memiliki keputusan.

“Tiang (saya, red) lihat dulu proses akhir penghitungan suara (Pibup Gianyar). Dan tiang akan kembalikan keputusannya ke induk partai,” ujarnya.

Mengenai pencalonan legislatif, dia akan mengembalikan ke induk partai. “Tentunya induk partai memiliki pertimbangan apakah saya akan maju atau tidak di Pileg 2019,” jelasnya.

Maharani berharap muncul pemimpin yang berani transparan. “Dan mengedukasi masyarakat untuk tidak pragmatis,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/