29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:13 AM WIB

Matrix Ucapkan Selamat, Salgado Yakin Indonesia Siap Jadi Host PD U-20

Banyak yang mengatakan jika era 90an adalah era dimana pesepak bola dunia mulai bermunculan dan tidak ada istilah alien seperti merujuk pada dua sosok fenomenal

di dunia sepakbola modern, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Persebaran pemain kelas dunia merata di hampir sebagian besar klub elite di Eropa.

 

ALIT BINAWAN, Gianyar

DARI sekian banyak pesepak bola top dunia dari era 90-an akhir hingga tahun 2010, para penggila bola pasti mengenal sosok

seperti Ronaldo Da Lima, Kaka, Raul Gonzales, Luis Figo, David Beckham, Ryan Giggs, Xavi Hernandes, hingga Paul Scholes.

Saat yang bersamaana, sosok bek tangguh dunia mulai bermunculan. Mulai dari era Paolo Maldini, hingga Marco Materazzi.

Nama terakhir yang disebutkan ini, sudah tiga hari berada di Bali. Dia diundang secara khusus oleh salah satu EO penyelenggara International Cup U-20 di Stadion Kapten I Wayan Dipta mulai tanggal 1 – 7 Desember kemarin.

Selain Indonesia All-Star U-20, ada klub-klube elit Eropa lainnya seperti Arsenal U-18, Real Madrid U-18, dan Inter Milan U-18.

Kebetulan, Jawa Pos Radar Bali pertama kalinya melihat sosok Matrix, sapaan Marco Materazzi dari dekat.

Perawakannya tinggi besar dengan postur 193 cm. Di masanya, pria berusia 46 tahun tersebut adalah salah satu bek tangguh yang ditakuti oleh penyerang lawan.

Kariernya pun melesat tajam ketika dibeli oleh Inter Milan dari Perugia dengan mahar EUR 10 juta pada musim 2001.

Bersama Il Nerazzurri, Matrix berhasil memberikan lima gelar Serie A, empat Coppa Italia, empat Supercoppa Italiana, dan satu UEFA Champions League.

Sementara bersam Timnas Italia, dia berhasil mempersembahkan gelar juara dunia pada tahun 2006.

Sebagai bek tengah tangguh yang badung dan bengal, pria kelahiran Lecce tersebut tidak lepas dari yang namanya kontroversi.

Yang paling fenomenal tentu tandukan Zinedine Zidane kepada Matrix di partai puncak Piala Dunia 2006.

Dua tahun berselang, Zizou mengatakan jika dia melakukan tandukan tersebut karena sempat dihina secara personal oleh Matrix.

Sekarang, bek bengal tersebut sudah tidak seperti dulu lagi meskipun masih terlihat cukup gahar ketika ditemui.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, dia cukup ramah untuk menerima permintaan berswafoto. Ketika diwawancarai pun, dia juga terlihat cukup bersahabat dan pernyataannya yang mungkin

membuat para fans Bali United senang adalah ucapan selamatnya kepada Serdadu Tridatu setelah menjadi kampiun Liga 1 2019.

“Bali itu tempat yang sangat sempurna. Tapi menjadi juara adalah kesempurnaan yang lain. Saya senang dengan keberhasilan mereka. Yang saya ingin dari Bali United adalah,

semoga di musim depan dan seterusnya mereka bisa menjadi juara lagi. Ini bisa menegaskan kepada semua orang bahwa Bali United menjadi klub yang benar-benar profesional dan berprestasi,” ucapnya.

Sama seperti pernyataan legenda hidup Borussia Dortmund, Karl Heinz-Riedl yang sempat menyambangi Stadion Kapten I Wayan Dipta pada bulan September lalu, Matrix juga mengungkapkan kekagumannya dengan Stadion Dipta.

Cukup lama Matrix duduk di Bali United Café untuk melihat jalannya pertandingan antara Indonesia All-Star U-20 dan Arsenal U-18.

Hanya satu kata yang diucapkannya. “Amazing,” terangnya singkat. Selain Matrix, mantan bek kanan Real Madrid Michel Salgado juga menyambangi Stadion Dipta.

Tidak seperti Matrix, Salgado punya peran penting di turnamen tersebut. MS2 adalah sport agency yang dimiliki Salgado yang bekerjasama dengan Circa Football untuk menyelenggarakan turnamen ini.

Mantan duet Roberto Carlos di sisi kiri Los Galacticos i tersebut bukan tanpa alasan memilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan International Cup U-20.

“Semua orang pasti cinta Bali. Bali itu tempat yang sempurna untuk menyelenggarakan even penting. Saya sudah melihat stadion dan berkomunikasi

dengan pemilik Bali United (Pieter Tanuri). Menurut saya ini menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia,” ucap mantan pemain yang membela Real Madrid selama 10 musim tersebut.

Dengan adanya kejuaraan seperti ini, bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dan Bali sudah sangat siap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 mendatang.

“Saya sangat yakin Indonesia bisa menjadi tuan rumah hebat dua tahun lagi. Tunjukkan pada dunia kalau Indonesia bisa dan siap karena sepak bola di Indonesia sudah mulai berkembang kearah yang lebih baik lagi,” tuturnya. (*)

Banyak yang mengatakan jika era 90an adalah era dimana pesepak bola dunia mulai bermunculan dan tidak ada istilah alien seperti merujuk pada dua sosok fenomenal

di dunia sepakbola modern, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Persebaran pemain kelas dunia merata di hampir sebagian besar klub elite di Eropa.

 

ALIT BINAWAN, Gianyar

DARI sekian banyak pesepak bola top dunia dari era 90-an akhir hingga tahun 2010, para penggila bola pasti mengenal sosok

seperti Ronaldo Da Lima, Kaka, Raul Gonzales, Luis Figo, David Beckham, Ryan Giggs, Xavi Hernandes, hingga Paul Scholes.

Saat yang bersamaana, sosok bek tangguh dunia mulai bermunculan. Mulai dari era Paolo Maldini, hingga Marco Materazzi.

Nama terakhir yang disebutkan ini, sudah tiga hari berada di Bali. Dia diundang secara khusus oleh salah satu EO penyelenggara International Cup U-20 di Stadion Kapten I Wayan Dipta mulai tanggal 1 – 7 Desember kemarin.

Selain Indonesia All-Star U-20, ada klub-klube elit Eropa lainnya seperti Arsenal U-18, Real Madrid U-18, dan Inter Milan U-18.

Kebetulan, Jawa Pos Radar Bali pertama kalinya melihat sosok Matrix, sapaan Marco Materazzi dari dekat.

Perawakannya tinggi besar dengan postur 193 cm. Di masanya, pria berusia 46 tahun tersebut adalah salah satu bek tangguh yang ditakuti oleh penyerang lawan.

Kariernya pun melesat tajam ketika dibeli oleh Inter Milan dari Perugia dengan mahar EUR 10 juta pada musim 2001.

Bersama Il Nerazzurri, Matrix berhasil memberikan lima gelar Serie A, empat Coppa Italia, empat Supercoppa Italiana, dan satu UEFA Champions League.

Sementara bersam Timnas Italia, dia berhasil mempersembahkan gelar juara dunia pada tahun 2006.

Sebagai bek tengah tangguh yang badung dan bengal, pria kelahiran Lecce tersebut tidak lepas dari yang namanya kontroversi.

Yang paling fenomenal tentu tandukan Zinedine Zidane kepada Matrix di partai puncak Piala Dunia 2006.

Dua tahun berselang, Zizou mengatakan jika dia melakukan tandukan tersebut karena sempat dihina secara personal oleh Matrix.

Sekarang, bek bengal tersebut sudah tidak seperti dulu lagi meskipun masih terlihat cukup gahar ketika ditemui.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, dia cukup ramah untuk menerima permintaan berswafoto. Ketika diwawancarai pun, dia juga terlihat cukup bersahabat dan pernyataannya yang mungkin

membuat para fans Bali United senang adalah ucapan selamatnya kepada Serdadu Tridatu setelah menjadi kampiun Liga 1 2019.

“Bali itu tempat yang sangat sempurna. Tapi menjadi juara adalah kesempurnaan yang lain. Saya senang dengan keberhasilan mereka. Yang saya ingin dari Bali United adalah,

semoga di musim depan dan seterusnya mereka bisa menjadi juara lagi. Ini bisa menegaskan kepada semua orang bahwa Bali United menjadi klub yang benar-benar profesional dan berprestasi,” ucapnya.

Sama seperti pernyataan legenda hidup Borussia Dortmund, Karl Heinz-Riedl yang sempat menyambangi Stadion Kapten I Wayan Dipta pada bulan September lalu, Matrix juga mengungkapkan kekagumannya dengan Stadion Dipta.

Cukup lama Matrix duduk di Bali United Café untuk melihat jalannya pertandingan antara Indonesia All-Star U-20 dan Arsenal U-18.

Hanya satu kata yang diucapkannya. “Amazing,” terangnya singkat. Selain Matrix, mantan bek kanan Real Madrid Michel Salgado juga menyambangi Stadion Dipta.

Tidak seperti Matrix, Salgado punya peran penting di turnamen tersebut. MS2 adalah sport agency yang dimiliki Salgado yang bekerjasama dengan Circa Football untuk menyelenggarakan turnamen ini.

Mantan duet Roberto Carlos di sisi kiri Los Galacticos i tersebut bukan tanpa alasan memilih Bali sebagai tempat penyelenggaraan International Cup U-20.

“Semua orang pasti cinta Bali. Bali itu tempat yang sempurna untuk menyelenggarakan even penting. Saya sudah melihat stadion dan berkomunikasi

dengan pemilik Bali United (Pieter Tanuri). Menurut saya ini menjadi salah satu stadion terbaik di Indonesia,” ucap mantan pemain yang membela Real Madrid selama 10 musim tersebut.

Dengan adanya kejuaraan seperti ini, bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dan Bali sudah sangat siap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2021 mendatang.

“Saya sangat yakin Indonesia bisa menjadi tuan rumah hebat dua tahun lagi. Tunjukkan pada dunia kalau Indonesia bisa dan siap karena sepak bola di Indonesia sudah mulai berkembang kearah yang lebih baik lagi,” tuturnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/