JAKARTA – Decak kagum dan rasa bangga bisa tersirat di dalam diri seluruh suporter kedua tim yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Megah, indah, dan mewah, tampak, terlihat nyata dari stadion berkapasitas 76.127 kursi ini. Kemegahan SUGBK juga dirasakan oleh Pelatih Bali United Widodo Cahyono Putro.
Menurutnya, SUGBK sudah sangat bagus saat ini. Fasilitas yang diberikan juga sudah sangat nyaman pasca pemugaran untuk persiapan Asian Games 2018.
“Ruang gantinya sudah oke. Sudah lebih bagus dibanding yang dulu,” ujar Coach Widodo saat ditemui di Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta.
Bermain di stadion yang dibangun pada tahun 1960 ini, mantan Pelatih Petrokimia Putra Gresik, Persela Lamongan, dan Sriwijaya FC ini juga sedikit mengenang masa lalu.
Ada kenangan manis dan pahit yang dirasakan Coach Widodo. Ayah dua anak ini juga sedikit bercerita tentang Persija Jakarta yang sempat dibelanya di tahun 1996.
“Ayo The Jak kita bergembira. Ayo The Jak kita bergembira. Ayo The Jak lalala lalala, sekarang dan selamanya.
Ayo The Jak kita bergembira. Itu saya masih hafal chantnya. Kebetulan, saya menjadi salah satu penciptanya,” beber ayah dua anak itu.
Bukan hanya kenangan manis. Kenangan pahit saat masih berseragam Petrokimia Putra Gresik juga dirasakan.
Saat itu tepatnya pada tahun 1994-1995, Petrokimia Putra Gresik berhasil melenggang ke babak final Galatama.
Namun sayang, Petrokimia Putra Gresik haru kalah 1-0 melawan Persib Bandung di SUGBK dengan diselingi insiden dianulirnya gol Jacksen F Thiago.
Selain itu, kemarin juga adalah hari yang spesial bagi pelatih berusia 46 tahun itu. Dua orang yang dicintainya yakni Adna Rohanny Tucunan dan anak sulungnya Eugelian Daniel Cahyono Putro.
“Kebetulan hanya istri dan anak kedua yang datang. Anak pertama sedang promosi kampusnya di Surabaya,” tutur Widodo.