DENPASAR – Banyak pihak sudah menilai kapabilitas dari seorang Diego Assis. Maklum banyak mata tertuju pada Diego Assis karena dia adalah sosok
yang menggantikan peran Paulo Sergio yang sudah dianggap sebagai salah satu sosok vital dibalik gelar juara Serdadu Tridatu di Liga 1 2019.
Diego harus bisa menjadi “pelayan” yang baik untuk lini depan Bali United terutama Ilija Spasojevic yang memiliki karakter sebagai target man.
Untuk bisa mencetak gol, seorang Spaso mau tidak mau harus mendapatkan alur bola yang ideal untuk mencetak gol. Jika tidak, performanya tidak akan maksimal.
Inilah yang terjadi di musim lalu ketika Spaso kembali bertaji setelah di musim pertamanya bersama Bali United banyak dicibir karena performanya
yang tidak sesuai ekspektasi karena di Liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC, penyerang naturalisasi tersebut tampil trengginas.
Terkait evaluasi chemistry Spaso dan Diego, Pelatih Bali United Stefano Teco Cugurra enggan untuk berkomentar secara spesifik.
“Kami tidak mau evaluasi satu dua pemain. Kami evaluasi semua pemain. Bicara yang bagus atau yang kurang dalam tim, lebih baik secara individu dengan pemain,” ucap Coach Teco.
“Apalagi kita semua tahu masih awal untuk memberikan penilaian. Tanpa bermain sepak bola selama satu tahun, tentu tidak mudah dan tidak mungkin langsung bagus.
Butuh latihan dan kerja keras karena masih ada Piala Menpora. Saya mau semua proses agar benar-benar bagus,” tambahnya.
Beberapa waktu lalu, Diego Assis juga sempat mengatakan bahwa performanya dalam 45 menit ketika bersua Timnas U-23 pekan lalu masih belum maksimal.
“Kembali bermain setalah tidak ada sepak bola selama satu tahun, jelas sangat menyenangkan. Saya tapi harus berlatih selangkah demi selangkah untuk bisa semakin lebih baik lagi,” tutupnya.