30.1 C
Jakarta
27 April 2024, 18:30 PM WIB

Liga 1 Berhenti, Harga Saham Jatuh, Keuangan Bali United Kena Dampak

DENPASAR – Dihentikannya Liga 1 2020 akibat pagebluk Covid-19, bukan hanya berdampak pada kompetisi semata, tetapi juga berdampak dari sisi ekonomi.

Pedagang-pedagang kecil sampai perusahaan yang menaungi klub kontestan Liga 1 dan Liga 2 2020 ikut terkena dampak.

Jangan lupakan juga pemain. Berdasar pernyataan Ketum PSSI Mochammad Iriawan alias Iwan Bule, setiap klub kontestan dapat melakukan perubahan

kontrak kerja yang disepakati oleh klub dengan pemain, pelatih, serta ofisial atas kewajiban pembayaran gaji di bulan Maret, April, Mei, dan Juni.

Pembayarannya, maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera dalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Hal ini sempat berlaku saat QNB League 2015 dihentikan oleh Kemenpora. Berdasar informasi, pembayaran gaji pemain, pelatih, dan ofisial yang hanya 25 persen sudah berlaku mulai bulan ini.

Untuk gaji di Bali United sendiri, setiap bulannya dibayarkan pada tanggal 25. Namun belum diketahui apakah gaji sudah dibayarkan oleh Manajemen Bali United kepada semua pemain, pelatih, dan ofisial untuk bulan ini atau masih tertunda.

Selain itu, kontrak dengan sponsor bisa saja terdampak. Untuk masalah ini, belum ada informasi apapun mengenai kesepakatan dengan puluhan sponsor milik Bali United.

Bukan itu saja, saham Bali United United dengan kode emiten BOLA juga mengalami bearish (harga saham yang menunjukkan keadaan turun).

Saham BOLA terkoreksi 10 persen menjadi Rp 160 per lembar saham. Pada penutupan Jumat pekan lalu (20/3), harga saham BOLA justru terjun bebas menjadi Rp 131 per lembar saham.

Manajemen Bali United kemarin akhirnya mau untuk diwawancarai meskipun tidak terlalu banyak berkomentar.

CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai melalui pesan singkat WhatsApp kemarin mengungkapkan jika dia masih sedikit sibuk untuk mengurus administrasi di klub miliknya.

Mengenai penundaan liga termasuk masalah apapun yang mengikuti, Yabes hanya mengatakan akan memantau lebih lanjut. “Kami tunggu saja. Saya lagi super sibuk karena ini (penghentian Liga 1 2020),” tutupnya. 

DENPASAR – Dihentikannya Liga 1 2020 akibat pagebluk Covid-19, bukan hanya berdampak pada kompetisi semata, tetapi juga berdampak dari sisi ekonomi.

Pedagang-pedagang kecil sampai perusahaan yang menaungi klub kontestan Liga 1 dan Liga 2 2020 ikut terkena dampak.

Jangan lupakan juga pemain. Berdasar pernyataan Ketum PSSI Mochammad Iriawan alias Iwan Bule, setiap klub kontestan dapat melakukan perubahan

kontrak kerja yang disepakati oleh klub dengan pemain, pelatih, serta ofisial atas kewajiban pembayaran gaji di bulan Maret, April, Mei, dan Juni.

Pembayarannya, maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera dalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Hal ini sempat berlaku saat QNB League 2015 dihentikan oleh Kemenpora. Berdasar informasi, pembayaran gaji pemain, pelatih, dan ofisial yang hanya 25 persen sudah berlaku mulai bulan ini.

Untuk gaji di Bali United sendiri, setiap bulannya dibayarkan pada tanggal 25. Namun belum diketahui apakah gaji sudah dibayarkan oleh Manajemen Bali United kepada semua pemain, pelatih, dan ofisial untuk bulan ini atau masih tertunda.

Selain itu, kontrak dengan sponsor bisa saja terdampak. Untuk masalah ini, belum ada informasi apapun mengenai kesepakatan dengan puluhan sponsor milik Bali United.

Bukan itu saja, saham Bali United United dengan kode emiten BOLA juga mengalami bearish (harga saham yang menunjukkan keadaan turun).

Saham BOLA terkoreksi 10 persen menjadi Rp 160 per lembar saham. Pada penutupan Jumat pekan lalu (20/3), harga saham BOLA justru terjun bebas menjadi Rp 131 per lembar saham.

Manajemen Bali United kemarin akhirnya mau untuk diwawancarai meskipun tidak terlalu banyak berkomentar.

CEO Bali United Yabes Tanuri yang diwawancarai melalui pesan singkat WhatsApp kemarin mengungkapkan jika dia masih sedikit sibuk untuk mengurus administrasi di klub miliknya.

Mengenai penundaan liga termasuk masalah apapun yang mengikuti, Yabes hanya mengatakan akan memantau lebih lanjut. “Kami tunggu saja. Saya lagi super sibuk karena ini (penghentian Liga 1 2020),” tutupnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/