27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:34 AM WIB

Virus Corona Ungkap Fakta Kue Pariwisata Tak Sepenuhnya Dinikmati Bali

DENPASAR – Selain menggunjang “dompet” pariwisata Bali, pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) diyakini memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat Pulau Dewata.

Ketua Pengurus Daerah Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PD FSP-Par SPSI) Provinsi Bali, Putu Satyawira Marhaendra menyebut virus corona telah “menelanjangi” stakeholder pariwisata Bali.

Sekaligus membuka fakta miris bahwa pariwisata Bali tidak ditunjang database yang mumpuni. Akibatnya, kue nikmat pariwisata Bali tak sepenuhnya bisa dinikmati masyarakat Bali.

“Orang Bali tidak pernah mau jujur hidup dari sektor pariwisata. Jika jujur, sebagai provinsi yang mengandalkan destinasi wisata,

maka otomatis pemerintah akan mengelola pariwisata sebagai nafas kehidupan. Pariwisata akan dikelola dengan sebaik-baiknya,” ucap Satyawira.

Ia mencontohkan fakta bahwa seniman termasyur dan pelaku pariwisata profesional sampai kapan pun tidak akan menikmati bonus puluhan juta rupiah oleh pemerintah karena dinilai hebat.

Berbeda halnya dengan seorang atlet cabang olahraga tertentu.  Ke depan, pemerintah harus “buka mata dan hati” menyikapi hal ini bila memang memposisikan Bali sebagai destinasi pariwisata internasional.

Lantas, apa hikmah pandemi Corona? Satyawira menjawab menjadi kesempatan bagi pemerintah, khususnya Pemprov Bali untuk membuat database pariwisata.

Kalau pemerintah mengklaim ada sinergi antara pariwisata dengan pertanian, sekarang saatnya Pemprov Bali mendata jumlah beras, sayur, daging, dan kebutuhan lain yang dibutuhkan oleh sektor pariwisata dan dari mana asalnya.

“Dari masing-masing kabupaten di Bali berapa ton? Butuh sayur, daging, telur berapa? Jangan-jangan lebih banyak berasal dari luar Bali?” ungkapnya.

Di masa pandemi corona inilah database itu wajib ditulis ulang. Tujuannya agar pariwisata Bali memberdayakan masyarakat Bali.

“Hikmah lainnya Disnaker Bali akhirnya tahu jumlah Pekerja Migran Indonesia atau PMI asal Bali. Hikmah terpenting adalah kita sadar hidup dari pariwisata.

Sekaranglah saatnya kita siapkan komiditi kebutuhan wisatawan:daging, buah, sayur, beras, telur, dan lain-lain.

Idealnya semua dari Bali dan kita harus sanggup memenuhinya. Ini demi kesejahteraan seluruh masyarakat Bali tanpa terkecuali,” tegas pria murah senyum itu. 

DENPASAR – Selain menggunjang “dompet” pariwisata Bali, pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) diyakini memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat Pulau Dewata.

Ketua Pengurus Daerah Federasi Serikat Pekerja Pariwisata Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PD FSP-Par SPSI) Provinsi Bali, Putu Satyawira Marhaendra menyebut virus corona telah “menelanjangi” stakeholder pariwisata Bali.

Sekaligus membuka fakta miris bahwa pariwisata Bali tidak ditunjang database yang mumpuni. Akibatnya, kue nikmat pariwisata Bali tak sepenuhnya bisa dinikmati masyarakat Bali.

“Orang Bali tidak pernah mau jujur hidup dari sektor pariwisata. Jika jujur, sebagai provinsi yang mengandalkan destinasi wisata,

maka otomatis pemerintah akan mengelola pariwisata sebagai nafas kehidupan. Pariwisata akan dikelola dengan sebaik-baiknya,” ucap Satyawira.

Ia mencontohkan fakta bahwa seniman termasyur dan pelaku pariwisata profesional sampai kapan pun tidak akan menikmati bonus puluhan juta rupiah oleh pemerintah karena dinilai hebat.

Berbeda halnya dengan seorang atlet cabang olahraga tertentu.  Ke depan, pemerintah harus “buka mata dan hati” menyikapi hal ini bila memang memposisikan Bali sebagai destinasi pariwisata internasional.

Lantas, apa hikmah pandemi Corona? Satyawira menjawab menjadi kesempatan bagi pemerintah, khususnya Pemprov Bali untuk membuat database pariwisata.

Kalau pemerintah mengklaim ada sinergi antara pariwisata dengan pertanian, sekarang saatnya Pemprov Bali mendata jumlah beras, sayur, daging, dan kebutuhan lain yang dibutuhkan oleh sektor pariwisata dan dari mana asalnya.

“Dari masing-masing kabupaten di Bali berapa ton? Butuh sayur, daging, telur berapa? Jangan-jangan lebih banyak berasal dari luar Bali?” ungkapnya.

Di masa pandemi corona inilah database itu wajib ditulis ulang. Tujuannya agar pariwisata Bali memberdayakan masyarakat Bali.

“Hikmah lainnya Disnaker Bali akhirnya tahu jumlah Pekerja Migran Indonesia atau PMI asal Bali. Hikmah terpenting adalah kita sadar hidup dari pariwisata.

Sekaranglah saatnya kita siapkan komiditi kebutuhan wisatawan:daging, buah, sayur, beras, telur, dan lain-lain.

Idealnya semua dari Bali dan kita harus sanggup memenuhinya. Ini demi kesejahteraan seluruh masyarakat Bali tanpa terkecuali,” tegas pria murah senyum itu. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/