SINGARAJA – SMPN 1 Singaraja secara perlahan terus memperluas lahan dan gedung mereka.
Sempat diberi izin untuk mengelola sebagian lahan di Gedung Eks Dinas Perkimta, kini sekolah itu diberikan kewenangan untuk mengelola seluruh lahan.
Lebih lagi lahan itu sudah dihibahkan pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
Tadinya pada tahun 2018, sekolah diizinkan mengelola lahan seluas 6 are, dari total lahan seluas 24,3 are.
Lahan seluas 6 are itu kemudian dimanfaatkan untuk membangun gedung baru dua lantai. Lantai satu digunakan untuk dua ruang kelas, sementara lantai dua digunakan untuk ruang perpustakaan.
Sejak setahun terakhir, Eks Gedung Perkimta sebenarnya sudah digunakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng.
Kini setelah gedung dihibahkan untuk perluasan SMPN 1 Singaraja, maka Badang Kesbangpol pun terpaksa balik kucing ke kantor lama mereka di Jalan Sudirman.
Sekkab Buleleng Gede Suyasa mengungkapkan, lahan itu sengaja dihibahkan untuk mendukung pengembangan SMPN 1 Singaraja.
Sebab selama ini sekolah itu selalu berhasil meraih prestasi nasional. Bahkan tiap tahun siswanya selalu meraih prestasi nasional.
Disamping itu sekolah berada di kawasan padat penduduk. Sementara kapasitas sekolah sangat terbatas.
Dampaknya warga yang tinggal di sekitar SMPN 1 Singaraja, tak bisa diterima seluruhnya. Beberapa siswa harus menempuh pendidikan di SMPN 6 Singaraja, bahkan ada juga yang memilih belajar di SMPN 3 Singaraja.
“Dengan pertimbangan itu, pemerintah daerah memandang perlu dilakukan perluasan. Kebetulan ada lahan milik pemerintah
di dekatnya dan bisa dioptimalkan lagi pemanfaatannya, maka seluruhnya diserahkan pengelolaannya pada SMP 1,” kata Suyasa kemarin.
Untuk pembangunan gedung baru, Suyasa optimistis tak akan membebani keuangan daerah.
Karena selama ini SMPN 1 Singaraja rutin menerima bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) karena prestasinya.
Sehingga pemerintah hanya perlu menyelesaikan urusan aset, agar tak bermasalah dikemudian hari.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Singaraja Ni Putu Karnadhi yang dihubungi terpisah mengatakan, selama ini ketersediaan sarana dan prasarana di SMPN 1 Singaraja masih terbatas.
Terutama sejak diterapkannya kebijakan penerimaan siswa baru yang dilakukan melalui pola zonasi.
Jumlah calon siswa yang harus diterima cukup banyak. Sementara sekolah tak memiliki ruang belajar lagi.
“Dulu saat awal-awal zonasi, memang kami sangat kekurangan ruang belajar. Sampai lab komputer, lab IPA, malah perpustakaan juga pernah kami jadikan ruang belajar,” kata Karnadhi.
Rencananya di atas lahan Eks Perkimta, SMPN 1 Singaraja akan menyiapkan beberapa fasilitas tambahan. Gedung yang sudah di sisi utara, rencananya akan digunakan untuk gedung ekstra kurikuler.
“Sementara ini belum kami belum ada rencana membangun gedung. Kami hanya berencana merehab pagar saja. Nanti kami akan libatkan alumni untuk rehab itu,” katanya.
Sementara untuk bangunan tua yang diduga cagar budaya, akan dimanfaatkan sebagai ruang Bimbingan Konseling, ruang komite sekolah, serta ruang keuangan.
Karnadhi berkomitmen tak akan mengutak-atik gedung tersebut, karena termasuk gedung tua yang menjadi tetenger tinggalan masa kolonial Belanda.