AMLAPURA – Sejumlah warga lereng Gunung Agung memilih turun dan mengungsi mencari tempat aman setelah gunung tertinggi di Bali itu batuk-batuk selama tiga hari terakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengungkapkan, jumlah warga Karangasem yang mengungsi mencapai 2.731 jiwa tersebar di 28 titik pengungsian.
Mereka tersebar di UPTD Pertanian Rendang, Banjar Bencingah, Desa Duda Timur dan Desa Tegallingah, Kecamatan Karangasem.
Selain di wilayah KRB I, pengungsi juga sampai di wilayah Manggis seperti Desa Sengkidu dan Tenganan termasuk 18 orang di Gianyar.
Mereka bertahan di tempat pengungsian karena aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. “Ada yang mengungsi di Kabupaten Klungkung dan sudah kembali.
Di Gianyar juga ada sebanyak 18 jiwa dan sedang dikoordinasikan dengan BPBD Gianyar agar pengungsi diarahkan kembali ke Karangasem karena tempat pengungsian masih ada,” katanya.
Untuk logistik, diungkapkannya cukup aman. Adapun mulai kemarin siang, para pengungsi sudah menerima logistik berupa nasi bungkus.
“Begitu pun dengan selimut dan matras dan lainnya tersedia di Posko Utama, Tanah Ampo,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri meminta seluruh OPD dari tingkat desa hingga kabupaten untuk memaksimalkan diri dalam membantu masyarakat yang mengungsi.
Begitu juga ia mengajak masyarakat di daerah pengungsian untuk bergotong-royong membantu para pengungsi, baik itu berupa peralatan memasak, peralatan makan, bahan makanan serta kebutuhan lainnya.
“Kondisi seperti ini akan berlangsung cukup lama. Untuk itu saya minta, bantu saudara-saudara kita yang ada di sini. Kita kerahkan segala upaya untuk membantu mereka,” katanya.