29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:19 AM WIB

Pembelajaran Tatap Muka di Tabanan Mulai Digelar Juli 2021

TABANAN – Dinas Pendidikan Tabanan berencana akan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada bulan Juli 2021 mendatang. PTM secara terbatas akan dilaksanakan menyusul adanya kebijakan dari pemerintah yang berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

 

SKB tersebut ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

 

“Pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa kami laksanakan dengan catatan setelah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan (guru) dan perangkat sekolah lainnya. Sudah dilakukan vaksinasi Covid-19,” kata Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra saat menggelar rapat kerja dengan Komisi IV DPRD Tabanan, Rabu (31/3).

 

Putra menyebut selama ini pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru di tengah pandemi Covid-19 banyak terjadi kendala di lapangan. Khususnya pada faktor keterbatasan sinyal yang berada pada daerah pedesaaan, belum lagi siswa yang tidak memiliki HP terpaksa harus mencari teman sekolah agar bisa mengikuti pembelajaran daring.

 

Selain itu guru cukup kesulitan menyampaikan beberapa materi yang kiranya siswa belum paham. Karena memang dalam pembelajaran dibutuhkan pendampingan dari guru terhadap siswa yang tidak cepat merespons pembelajaran yang diberikan.

 

Maka tidak heran selama PTM yang berjalan setahun ini Covid-19 terjadi penurunan kualitas belajar. Ini bukan terjadi pada daerah Tabanan, melainkan juga terjadi merata di seluruh Indonesia.

 

“Yang kami takuti dampaknya degradasi dini pada siswa seperti terjadi buta aksara atau siswa putus sekolah,” ujarnya.

 

Target secara nasional Juli sudah mulai dilakukan pembelajaran tatap tatap muka. Sehingga pihaknya sudah mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Tabanan agar guru sebanyak 4.895 orang untuk segera mendapat prioritas vaksinasi Covid-19.

 

Beberapa guru memang sudah divaksin. Namun jumlah guru yang sudah tervaksin dalam fasilias pelayanan kesehatan dan mengikuti vaksinasi di desa pihaknya belum terima progress laporan dari Dinas Kesehatan Tabanan.

 

“Namun paling lambat vaksinasi guru kami diberikan batas waktu oleh Kementrian Pendidikan selambat-lambat tuntas di bulan Mei ini. Sehingga persiapan untuk melaksanakan PTM di bulan Juli yang ditarget pemerintah pusat bisa kami lakukan. Termasuk pula menyiapkan sarana dan prasarana Covid-19 di sekolah. ,” terang Putra.

 

Dia menjelaskan PTM tetap akan dilaksanakan pada daerah atau sekolah yang penularan Covid-19 zona hijau data tersebut tetap mengacu pada Satgas Covid-19 di Kabupaten. PTM nantinya pihaknya buka secara bertahap.

 

Tetapi sebelum dibuka pihaknya uji coba semacam simulasi dulu dalam sekolah. Mulai dari protokol kesehatan di sekolah, kesiapan guru, sarana belajar termasuk skema bagaimana antar jemput siswa dilakukan oleh para orang tua.

 

“Skema kami tetap pembelajaran siswa secara terbatas. Dengan jumlah siswa yang terbatas. Pada pendidikan usia dini dibuat scenario siswa maksimal 5 orang didalam kelas, SD maksimal siwa 15 orang dan SMP maksimal siswa 18 orang. Kurikulum pun dibuat sederhana mungkin dimana 1 jam pelajaran menjadi 20 menit yang awalnya 40 menit,” ungkapnya.

 

Tidak hanya itu jam istirahat di sekolah ditiadakan, melainkan siswa tetap berada di kelas yang diawasi oleh guru. Kemudian pembelajaran kelompok yang sifatnya menimbulkan kerumunan ditiadakan.

 

“Yang paling penting guru dan wali kelas lakukan pengawasan, sehingga pembelajaran tetap mengacu pada protokol kesehatan,” pungkasnya.

TABANAN – Dinas Pendidikan Tabanan berencana akan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada bulan Juli 2021 mendatang. PTM secara terbatas akan dilaksanakan menyusul adanya kebijakan dari pemerintah yang berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

 

SKB tersebut ditanda tangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri.

 

“Pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa kami laksanakan dengan catatan setelah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan (guru) dan perangkat sekolah lainnya. Sudah dilakukan vaksinasi Covid-19,” kata Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Nyoman Putra saat menggelar rapat kerja dengan Komisi IV DPRD Tabanan, Rabu (31/3).

 

Putra menyebut selama ini pembelajaran daring yang dilakukan oleh guru di tengah pandemi Covid-19 banyak terjadi kendala di lapangan. Khususnya pada faktor keterbatasan sinyal yang berada pada daerah pedesaaan, belum lagi siswa yang tidak memiliki HP terpaksa harus mencari teman sekolah agar bisa mengikuti pembelajaran daring.

 

Selain itu guru cukup kesulitan menyampaikan beberapa materi yang kiranya siswa belum paham. Karena memang dalam pembelajaran dibutuhkan pendampingan dari guru terhadap siswa yang tidak cepat merespons pembelajaran yang diberikan.

 

Maka tidak heran selama PTM yang berjalan setahun ini Covid-19 terjadi penurunan kualitas belajar. Ini bukan terjadi pada daerah Tabanan, melainkan juga terjadi merata di seluruh Indonesia.

 

“Yang kami takuti dampaknya degradasi dini pada siswa seperti terjadi buta aksara atau siswa putus sekolah,” ujarnya.

 

Target secara nasional Juli sudah mulai dilakukan pembelajaran tatap tatap muka. Sehingga pihaknya sudah mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Tabanan agar guru sebanyak 4.895 orang untuk segera mendapat prioritas vaksinasi Covid-19.

 

Beberapa guru memang sudah divaksin. Namun jumlah guru yang sudah tervaksin dalam fasilias pelayanan kesehatan dan mengikuti vaksinasi di desa pihaknya belum terima progress laporan dari Dinas Kesehatan Tabanan.

 

“Namun paling lambat vaksinasi guru kami diberikan batas waktu oleh Kementrian Pendidikan selambat-lambat tuntas di bulan Mei ini. Sehingga persiapan untuk melaksanakan PTM di bulan Juli yang ditarget pemerintah pusat bisa kami lakukan. Termasuk pula menyiapkan sarana dan prasarana Covid-19 di sekolah. ,” terang Putra.

 

Dia menjelaskan PTM tetap akan dilaksanakan pada daerah atau sekolah yang penularan Covid-19 zona hijau data tersebut tetap mengacu pada Satgas Covid-19 di Kabupaten. PTM nantinya pihaknya buka secara bertahap.

 

Tetapi sebelum dibuka pihaknya uji coba semacam simulasi dulu dalam sekolah. Mulai dari protokol kesehatan di sekolah, kesiapan guru, sarana belajar termasuk skema bagaimana antar jemput siswa dilakukan oleh para orang tua.

 

“Skema kami tetap pembelajaran siswa secara terbatas. Dengan jumlah siswa yang terbatas. Pada pendidikan usia dini dibuat scenario siswa maksimal 5 orang didalam kelas, SD maksimal siwa 15 orang dan SMP maksimal siswa 18 orang. Kurikulum pun dibuat sederhana mungkin dimana 1 jam pelajaran menjadi 20 menit yang awalnya 40 menit,” ungkapnya.

 

Tidak hanya itu jam istirahat di sekolah ditiadakan, melainkan siswa tetap berada di kelas yang diawasi oleh guru. Kemudian pembelajaran kelompok yang sifatnya menimbulkan kerumunan ditiadakan.

 

“Yang paling penting guru dan wali kelas lakukan pengawasan, sehingga pembelajaran tetap mengacu pada protokol kesehatan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/