27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:53 AM WIB

Waktu Mepet, Sejumlah Desa di Buleleng Belum Lakukan Vaksinasi Covid

SINGARAJA – Sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Buleleng belum mulai menggelar program vaksinasi. Mereka menunda selama beberapa hari, lantaran terkendala waktu melakukan sosialisasi pada masyarakat.

Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, hingga kemarin sudah ada 3.743 orang lansia yang menerima vaksin AstraZeneca. Ribuan lansia itu berasal dari 23 desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng.

Tercatat ada 6 wilayah yang belum melangsungkan vaksinasi. Yakni Kelurahan Banyuasri, Banjar Tegal, Astina, Liligundi, Desa Petandakan, dan Desa Sari Mekar.

“Mereka merasa waktunya terlalu mepet. Jadi belum sempat sosialisasi. Kami minta besok atau paling lambat lagi dua hari sudah bisa dilaksanakan vaksinasi di wilayah itu. Supaya bisa selesai tanggal 14,” kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa.

Menurutnya satgas menargetkan ada 57.302 orang yang akan menerima vaksin. Jumlah terbanyak ada di Kelurahan Banyuning. Yakni sebanyak 6.662 orang. Selain itu di Kelurahan Banyuasri dengan target sasaran 3.899 orang dan Kelurahan Kampung Baru sebanyak 3.441 orang.

Jumlah itu masih akan dievaluasi lagi. Sebab banyak juga lansia yang sudah menerima vaksin pada tahap pertama.

“Bisa saja mereka masuk kelompok TNI, Polri, ASN, tenaga kesehatan, guru, pelayan publik, atau mungkin pelaku pariwisata. Jadi jumlahnya bisa saja berkurang,” katanya.

Di sisi lain, Buleleng kembali masuk dalam zona merah peta risiko sebaran covid-19. Dalam peta yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak Minggu (2/5) Buleleng kembali masuk dalam zona merah. Padahal dalam dua pekan terakhir Buleleng sudah berada di zona oranye.

Hasil evaluasi satgas, tingkat persentase kematian covid-19 masih tinggi. Padahal sebagian besar kasus yang meninggal, adalah kelompok lansia yang memiliki banyak penyakit bawaan. Mulai dari hipertensi, gagal ginjal, stroke, hingga jantung.

“Memang seminggu ini beruntun. Ada yang sudah lansia, ada juga yang komorbid (penyakit bawaannya) memang sudah parah. Hanya karena hasil lab PCR-nya positif, mau tidak mau dicatatkan dalam kasus meninggal,” kata Suyasa. 

SINGARAJA – Sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Buleleng belum mulai menggelar program vaksinasi. Mereka menunda selama beberapa hari, lantaran terkendala waktu melakukan sosialisasi pada masyarakat.

Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, hingga kemarin sudah ada 3.743 orang lansia yang menerima vaksin AstraZeneca. Ribuan lansia itu berasal dari 23 desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng.

Tercatat ada 6 wilayah yang belum melangsungkan vaksinasi. Yakni Kelurahan Banyuasri, Banjar Tegal, Astina, Liligundi, Desa Petandakan, dan Desa Sari Mekar.

“Mereka merasa waktunya terlalu mepet. Jadi belum sempat sosialisasi. Kami minta besok atau paling lambat lagi dua hari sudah bisa dilaksanakan vaksinasi di wilayah itu. Supaya bisa selesai tanggal 14,” kata Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa.

Menurutnya satgas menargetkan ada 57.302 orang yang akan menerima vaksin. Jumlah terbanyak ada di Kelurahan Banyuning. Yakni sebanyak 6.662 orang. Selain itu di Kelurahan Banyuasri dengan target sasaran 3.899 orang dan Kelurahan Kampung Baru sebanyak 3.441 orang.

Jumlah itu masih akan dievaluasi lagi. Sebab banyak juga lansia yang sudah menerima vaksin pada tahap pertama.

“Bisa saja mereka masuk kelompok TNI, Polri, ASN, tenaga kesehatan, guru, pelayan publik, atau mungkin pelaku pariwisata. Jadi jumlahnya bisa saja berkurang,” katanya.

Di sisi lain, Buleleng kembali masuk dalam zona merah peta risiko sebaran covid-19. Dalam peta yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak Minggu (2/5) Buleleng kembali masuk dalam zona merah. Padahal dalam dua pekan terakhir Buleleng sudah berada di zona oranye.

Hasil evaluasi satgas, tingkat persentase kematian covid-19 masih tinggi. Padahal sebagian besar kasus yang meninggal, adalah kelompok lansia yang memiliki banyak penyakit bawaan. Mulai dari hipertensi, gagal ginjal, stroke, hingga jantung.

“Memang seminggu ini beruntun. Ada yang sudah lansia, ada juga yang komorbid (penyakit bawaannya) memang sudah parah. Hanya karena hasil lab PCR-nya positif, mau tidak mau dicatatkan dalam kasus meninggal,” kata Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/