29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:36 AM WIB

Lagi, DBD Kembali Renggut Dua Nyawa Bocah di Jembrana

NEGARA –Kasus Demam Berdarah Dengue (BDB) kembali meminta tumbal nyawa.  

Kali ini, dua bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) tewas setelah menjalani perawatan di RS akibat BDB.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, dua korban meninggal karena DBD, pertama atas nama Nazar Ramadhan, 11, asal Banjar Baluk 1, Desa Baluk, Kecamatan Negara. Sedangkan korban kedua, Dofi Ruhman, 9, warga Banjar Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Usai dinyatakan meninggal, jenazah kedua korban BDB inipun langsung dikebumikan.

NAzri, orang tua dari korban Nazar Ramadhan, saat ditemui di rumah duka menyatakan, sebelum meninggal dunia, anaknya sempat sekolah, Kamis (5/3) lalu, karena diantar pulang ke rumahnya oleh salah seorang guru.

Kemudian korban dibawa ke salah satu dokter praktik dan dinyatakan sakit radang tenggorokan, setelah diberi obat langsung pulang.

Sehari kemudian korban panas tinggi, lalu dibawa ke dokter berbeda dan sempat membaik.

Meski sempat membaik, namun kata Nazri, suhu badan putranya mendadak panas tinggi “Badannya panas sekali, mengigau juga dan sempat hilang kesadaran,” kenangnya.

Akibat panas tinggi, korban kemudian dibawa ke RSU Negara untuk mendapat perawatan, pada Senin (9/3,).

Namun karena kondisi terus memburuk, korban yang sempat opname Senin malam dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

Setelah mendapat perawatan, korban dinyatakan meninggal sekitar pukul 12 malam.

“Dokter di rumah sakit sini (RSU Negara) sudah bilang DB. Dokter di Sanglah juga bilang DB sudah sangat parah,” ungkapnya.

Dalam waktu hampir bersamaan, Rofi Rohman juga meninggal di RSUP Sanglah. Menurut Daeng Ayatullah, 36, orang tua Rofi, sebelum meninggal dunia, korban sempat sakit demam tinggi.

 Korban sempat dibawa ke Puskesmas I Negara, setelah mendapat pemeriksaan dan pengobatan, dokter menyarankan rawat jalan. Namun sehari kemudian korban kembali demam tinggi dan dibawa lagi ke Puskesmas yang sama.

Karena kondisi tubuh semakin lemah dan demam tinggi, korban langsung dibawa ke RSU Negara.

Saat itu, dokter menyatakan DBD sehingga langsung dirujuk ke RSUP Sanglah. Sayangnya, nyawa siswa kelas II MIN ini tidak tertolong.

Jenazah Rofi dikebumikan di pemakaman umum Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. “Dokter bilang karena DB,” tukasnya.

NEGARA –Kasus Demam Berdarah Dengue (BDB) kembali meminta tumbal nyawa.  

Kali ini, dua bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) tewas setelah menjalani perawatan di RS akibat BDB.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali, dua korban meninggal karena DBD, pertama atas nama Nazar Ramadhan, 11, asal Banjar Baluk 1, Desa Baluk, Kecamatan Negara. Sedangkan korban kedua, Dofi Ruhman, 9, warga Banjar Pangkung Buluh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara.

Usai dinyatakan meninggal, jenazah kedua korban BDB inipun langsung dikebumikan.

NAzri, orang tua dari korban Nazar Ramadhan, saat ditemui di rumah duka menyatakan, sebelum meninggal dunia, anaknya sempat sekolah, Kamis (5/3) lalu, karena diantar pulang ke rumahnya oleh salah seorang guru.

Kemudian korban dibawa ke salah satu dokter praktik dan dinyatakan sakit radang tenggorokan, setelah diberi obat langsung pulang.

Sehari kemudian korban panas tinggi, lalu dibawa ke dokter berbeda dan sempat membaik.

Meski sempat membaik, namun kata Nazri, suhu badan putranya mendadak panas tinggi “Badannya panas sekali, mengigau juga dan sempat hilang kesadaran,” kenangnya.

Akibat panas tinggi, korban kemudian dibawa ke RSU Negara untuk mendapat perawatan, pada Senin (9/3,).

Namun karena kondisi terus memburuk, korban yang sempat opname Senin malam dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

Setelah mendapat perawatan, korban dinyatakan meninggal sekitar pukul 12 malam.

“Dokter di rumah sakit sini (RSU Negara) sudah bilang DB. Dokter di Sanglah juga bilang DB sudah sangat parah,” ungkapnya.

Dalam waktu hampir bersamaan, Rofi Rohman juga meninggal di RSUP Sanglah. Menurut Daeng Ayatullah, 36, orang tua Rofi, sebelum meninggal dunia, korban sempat sakit demam tinggi.

 Korban sempat dibawa ke Puskesmas I Negara, setelah mendapat pemeriksaan dan pengobatan, dokter menyarankan rawat jalan. Namun sehari kemudian korban kembali demam tinggi dan dibawa lagi ke Puskesmas yang sama.

Karena kondisi tubuh semakin lemah dan demam tinggi, korban langsung dibawa ke RSU Negara.

Saat itu, dokter menyatakan DBD sehingga langsung dirujuk ke RSUP Sanglah. Sayangnya, nyawa siswa kelas II MIN ini tidak tertolong.

Jenazah Rofi dikebumikan di pemakaman umum Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara. “Dokter bilang karena DB,” tukasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/