31.6 C
Jakarta
25 November 2024, 16:07 PM WIB

Stres Sakit Hipertensi, Dadong Subrati Gantung Diri di Pohon Jambu

BANGLI – Kejadian bunuh diri kembali terjadi di daerah dingin Kintamani. Kali ini, lantaran tidak kuat menahan sakit yang diderita, seorang nenek,

Ni Wayan Subrati, 70, warga Pondokan Kunyit Tembek Tiblun, Desa Siakin, Kecamatan Kintamani nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Subrati diketahui melilit lehernya di pohon jambu kemarin. “Korban mengakhiri hidup karena diduga putus asa sakit yang diderita tidak kunjung sembuh,” ujar Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi kemarin.

Kepolisian bersama petugas Puskesmas telah melakukan pengecekan terhadap jasad korban. Hasilnya, tidak ditemukan tanda kekerasan. “Korban meninggal murni karena bunuh diri,” terangnya.

Peristiwa nahas itu pertama kali diketahui suami korban I Nengah Plesot, 70. Saat itu Plesot baru bangun tidur pukul 06.00.

Namun, Plesot tidak melihat istrinya. Lalu dia mencari tahu. Tak disangka, saat keluar rumah, Plesot kaget melihat jasad istrinya sudah menggelantung di pohon jambu.

Posisi pohon jambu itu berada tepat di sebelah barat dapur. Melihat sang istri gelantungan dengan selendang cokelat menjerat lehernya, Plesot berusaha menolong.

Beberapa kerabat juga ikut membantu menurunkan Subrati. Tubuh Subrati kemudian dibawa ke dalam rumah.

“Keluarga berharap nyawanya bisa tertolong, ternyata korban sudah meninggal,” ujarnya. Mendengar informasi gantung diri, polisi bersama petugas Puskesmas mendatangi rumah duka untuk mengecek jasad Subrati.

Diduga, sebelum gantung diri, korban Subrati sempat naik ke atas pohon. Kemudian mengikat selendang di dahan pohon.

Selanjutnya dia melilit lehernya dengan selendang. Subrati kemudian nekat melompat. Dari hasil visum luar, pada leher korban terdapat bekas jeratan selendang.

Pada bagian anus keluar cairan dan pada kelamin mengeluarkan cairan. Dari mulutnya juga mengeluarkan air liur. Jasadnya juga lebam, sehingga sesuai dengan ciri-ciri bunuh diri akibat gantung diri.

Dari keterangan pihak keluarga, Subrati ini nekat mengakhiri hidup lantaran tidak kuat menahan sakit yang diderita sejak lama.

Korban Subrati ini diketahui mengidap sakit jantung dan hipertensi. Sebelumnya, korban juga pernah opname dua kali. 

BANGLI – Kejadian bunuh diri kembali terjadi di daerah dingin Kintamani. Kali ini, lantaran tidak kuat menahan sakit yang diderita, seorang nenek,

Ni Wayan Subrati, 70, warga Pondokan Kunyit Tembek Tiblun, Desa Siakin, Kecamatan Kintamani nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Subrati diketahui melilit lehernya di pohon jambu kemarin. “Korban mengakhiri hidup karena diduga putus asa sakit yang diderita tidak kunjung sembuh,” ujar Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi kemarin.

Kepolisian bersama petugas Puskesmas telah melakukan pengecekan terhadap jasad korban. Hasilnya, tidak ditemukan tanda kekerasan. “Korban meninggal murni karena bunuh diri,” terangnya.

Peristiwa nahas itu pertama kali diketahui suami korban I Nengah Plesot, 70. Saat itu Plesot baru bangun tidur pukul 06.00.

Namun, Plesot tidak melihat istrinya. Lalu dia mencari tahu. Tak disangka, saat keluar rumah, Plesot kaget melihat jasad istrinya sudah menggelantung di pohon jambu.

Posisi pohon jambu itu berada tepat di sebelah barat dapur. Melihat sang istri gelantungan dengan selendang cokelat menjerat lehernya, Plesot berusaha menolong.

Beberapa kerabat juga ikut membantu menurunkan Subrati. Tubuh Subrati kemudian dibawa ke dalam rumah.

“Keluarga berharap nyawanya bisa tertolong, ternyata korban sudah meninggal,” ujarnya. Mendengar informasi gantung diri, polisi bersama petugas Puskesmas mendatangi rumah duka untuk mengecek jasad Subrati.

Diduga, sebelum gantung diri, korban Subrati sempat naik ke atas pohon. Kemudian mengikat selendang di dahan pohon.

Selanjutnya dia melilit lehernya dengan selendang. Subrati kemudian nekat melompat. Dari hasil visum luar, pada leher korban terdapat bekas jeratan selendang.

Pada bagian anus keluar cairan dan pada kelamin mengeluarkan cairan. Dari mulutnya juga mengeluarkan air liur. Jasadnya juga lebam, sehingga sesuai dengan ciri-ciri bunuh diri akibat gantung diri.

Dari keterangan pihak keluarga, Subrati ini nekat mengakhiri hidup lantaran tidak kuat menahan sakit yang diderita sejak lama.

Korban Subrati ini diketahui mengidap sakit jantung dan hipertensi. Sebelumnya, korban juga pernah opname dua kali. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/