33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:00 PM WIB

Awal Tahun, Kasus DB di Jembrana Naik, Imbau Warga Jaga Kebersihan

NEGARA – Musim hujan awal Januari ini berdampak pada tingginya kasus demam berdarah di Jembrana. Awal tahun 2020 ini, sudah ada 13 kasus demam berdarah terjadi.

Kondisi ini berpotensi bertambah karena musim hujan masih berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Setiap daerah yang terdapat korban demam berdarah sudah ditangani dengan fogging untuk membunuh nyamuk.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, kasus demam berdarah di Jembrana ini memang ada kenaikan dibanding Januari tahun lalu.

Hingga kemarin, sudah ada 13 kasus demam berdarah, padahal pada Januari tahun lalu dalam sebulan hanya 7 kasus.

“Karena sudah memasuki musim hujan, ada tren kenaikan kasus,” jelasnya kemarin. Selama setahun pada tahun 2019 lalu, kasus demam berdarah di Jembrana sebanyak 213 kasus.

Tahun lalu, setiap bulan jumlah kasusnya fluktuatif, tertinggi pada bulan Agustus dan Desember sebanyak 23 kasus. “Kami berharap tahun ini ada penurunan tren kasus demam berdarah ini,” ujar pria yang juga dokter ini.

Kasus demam berdarah pada awal tahun 2020 ini, dari 13 kasus sudah ditangani puskesmas. Sebanyak 10 kasus di wilayah

kerja puskesmas II Negara di Desa Pengambengan, dua kasus di Sebual wilayah puskesmas I Jembrana dan 1 orang di wilayah kerja puskesmas I Pekutatan.

Pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah ini, dari tiga upaya sudah dilakukan.

Di antaranya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menutup, menguras atau membersihkan dan mengubur barang-barang bekas yang menjadi genangan air.

Serta menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.

Pencegahan juga secara biologi dengan ikan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang di tempat genangan air atau kolam.

Kemudian dengan melakukan abatisasi dengan tujuan membunuh larva atau jentik nyamuk. Sedangkan untuk fogging atau pengasapan dilakukan untuk membunuh nyamuk di pemukiman yang wilayahnya terdapat kasus demam berdarah.

“Kalau PSM sudah kami lakukan secara rutin setiap Minggu sekali pada hari Jumat bersama-sama masyarakat dengan bersih-bersih lingkungan untuk mencegah demam berdarah dengan 3 M tersebut,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan demam berdarah.

Karena jika rutin melakukan 3 M, maka tidak akan ada sarang nyamuk dan juga memutus rantai atau siklus hidup perkembangbiakan nyamuk sehingga bisa terhindar dari demam berdarah. 

 

Kasus Demam Berdarah di Jembrana

Tahun 2019

Januari: 7 kasus

Februari: 13

Maret: 13

April: 20

Mei: 16

Juni: 17

Juli: 22

Agustus: 23

September: 20

Oktober: 21

November: 16

Desember: 23

Total : 213

 

Awal tahun 2020, tanggal 1-10 Januari : 13 kasus

NEGARA – Musim hujan awal Januari ini berdampak pada tingginya kasus demam berdarah di Jembrana. Awal tahun 2020 ini, sudah ada 13 kasus demam berdarah terjadi.

Kondisi ini berpotensi bertambah karena musim hujan masih berlangsung hingga tiga bulan ke depan. Setiap daerah yang terdapat korban demam berdarah sudah ditangani dengan fogging untuk membunuh nyamuk.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, kasus demam berdarah di Jembrana ini memang ada kenaikan dibanding Januari tahun lalu.

Hingga kemarin, sudah ada 13 kasus demam berdarah, padahal pada Januari tahun lalu dalam sebulan hanya 7 kasus.

“Karena sudah memasuki musim hujan, ada tren kenaikan kasus,” jelasnya kemarin. Selama setahun pada tahun 2019 lalu, kasus demam berdarah di Jembrana sebanyak 213 kasus.

Tahun lalu, setiap bulan jumlah kasusnya fluktuatif, tertinggi pada bulan Agustus dan Desember sebanyak 23 kasus. “Kami berharap tahun ini ada penurunan tren kasus demam berdarah ini,” ujar pria yang juga dokter ini.

Kasus demam berdarah pada awal tahun 2020 ini, dari 13 kasus sudah ditangani puskesmas. Sebanyak 10 kasus di wilayah

kerja puskesmas II Negara di Desa Pengambengan, dua kasus di Sebual wilayah puskesmas I Jembrana dan 1 orang di wilayah kerja puskesmas I Pekutatan.

Pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah ini, dari tiga upaya sudah dilakukan.

Di antaranya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni menutup, menguras atau membersihkan dan mengubur barang-barang bekas yang menjadi genangan air.

Serta menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.

Pencegahan juga secara biologi dengan ikan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang di tempat genangan air atau kolam.

Kemudian dengan melakukan abatisasi dengan tujuan membunuh larva atau jentik nyamuk. Sedangkan untuk fogging atau pengasapan dilakukan untuk membunuh nyamuk di pemukiman yang wilayahnya terdapat kasus demam berdarah.

“Kalau PSM sudah kami lakukan secara rutin setiap Minggu sekali pada hari Jumat bersama-sama masyarakat dengan bersih-bersih lingkungan untuk mencegah demam berdarah dengan 3 M tersebut,” tegasnya.

Pihaknya mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan demam berdarah.

Karena jika rutin melakukan 3 M, maka tidak akan ada sarang nyamuk dan juga memutus rantai atau siklus hidup perkembangbiakan nyamuk sehingga bisa terhindar dari demam berdarah. 

 

Kasus Demam Berdarah di Jembrana

Tahun 2019

Januari: 7 kasus

Februari: 13

Maret: 13

April: 20

Mei: 16

Juni: 17

Juli: 22

Agustus: 23

September: 20

Oktober: 21

November: 16

Desember: 23

Total : 213

 

Awal tahun 2020, tanggal 1-10 Januari : 13 kasus

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/