RadarBali.com – Rumor Lapangan Dauh Waru sering menjadi tempat mesum anak baru gede (ABG), rupanya bukan sekadar rumor atau isu.
Terbukti dari pengakuan LH,16, tersangka pencabulan terhadap anak umur yang saat ini berurusan dengan penegak hukum.
Remaja putus sekolah ini memanfaatkan lapangan yang berada di Kelurahan Dauh Waru, Kecamatan Negara tersebut, untuk berbuat asusila dengan pacarnya.
Menurut LH, sebelumnya tidak menyangka akan dilaporkan ke polisi atas perbuatan persetubuhan dengan pacarnya, YL,16, yang tidak lain adalah pacarnya sendiri.
LH dan YL sendiri kenal melalui sambungan telepon. Setelah sepuluh hari “jadian”, dua remaja yang di mabuk cinta ini nekat mojok Lapangan Dauh Waru sambil melakukan tindakan asusila.
“Di pinggir lapangan, cari tempat yang gelap,” ungkapnya, ditemui di Kejaksaan Negeri Kejari) Jembrana, saat pelimpahan tahap dua dari polisi, kemarin.
Setiap kali pertemuan dengan pacarnya itu, remaja yang bekerja sebagai nelayan ini selalu memadu kasih.
Karena lapangan dianggap aman untuk melakukan perbuatan asusila, mereka untuk kedua kalinya di tempat yang sama melakukan perbuatan cabul.
Baru untuk kali ketiga, mereka “main” di pinggir sawah di Kelurahan Lelateng. “Tidak ada paksaan, itu dilakukan suka sama suka, “tambah remaja asal Kecamatan Melaya ini.
Perbuatan pelaku terungkap saat YL tidak pulang ke rumahnya di salah satu desa di Kecamatan Negara. Orang tua YL, menginterogasi anaknya saat pulang setelah sehari semalam tidak pulang.
Akhirnya mengaku sudah disetubuhi oleh pacarnya LH. “Bapaknya yang lapor polisi, kalau anaknya (YL) sudah mau dinikahi,” ujar LH.
Mengenai lapangan Dauh Waru yang sering jadi tempat mesum ini, sering diungkapkan warga ketika melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan termasuk.
Warga kerap menemukan kondom bekas dipakai. “Terutama hari minggu, pasti ada bekas kondom di sana,” kata salah serang warga.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Dauh Waru Arya Tangkas mengakui sering menemukan kondom di lapangan setiap melakukan bersih-bersih bersama warga.
Namun, sejak ada lampu penerangan di sekitar tidak ada lagi. Selain itu, pihaknya bersama pecalang dan petugas dari kepolisian dan TNI sering melakukan operasi, mengecek anak-anak muda yang biasa nongkrong di lapangan.
“Mungkin mereka melakukan itu (cabul) setelah tidak da petugas,” ungkapnya.