33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:12 PM WIB

Transmisi Lokal Meluas, Security Jasa Pengiriman Uang Terpapar Corona

GIANYAR – Masyarakat perlu ekstra waspada. Karena penyebaran covid-19 kini tak saja dari transmisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri.

Seorang satpam yang bekerja di perusahaan pengiriman uang dinyatakan terpapar Covid-19 diduga dari transmisi lokal.

Diketahui, security yang bekerja di kawasan Jalan Gatot Subroto, Denpasar, itu berasal dari Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Menurut Ketua Satgas Gotong Royong Desa Guwang I Ketut Karben Wardana, warganya itu awalnya diduga mengalami gejala Demam Berdarah (DB).

“Sekitar seminggu lalu, mengalami demam dikira awalnya DB, lantas dikirim ke RS Payangan,” terangnya.

Dalam situasi pandemic Covid-19, terhadap pasien dilakukan rapid tes pada 21 April dengan hasil positif.

Berdasar hasil rapid tersebut pasien di rujuk ke RS PTN Udayana untuk mendapatkan penanganan Covid-19.

“Kemarin hasil swab tes-nya keluar (24 April), positif. Kemudian ada laporan ke relawan Satgas,” jelas Karben Wardana.

Dengan adanya laporan itu, pihak Satgas desa langsung mengambil langkah. Yakni mengkarantina 15 anggota keluarganya.

Segala kebutuhan pokok keluarga yang terdiri dari 4 kepala keluarga itu juga disuplai. Pihaknya mengaku kaget dengan situasi itu.

Terlebih pasien bukan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau wilayah yang terpapar virus. “Pasien bukan PMI, warga lokal biasa,” jelassnya.

Tim Satgas pun tidak bisa memprediksi dimana dan kapan pasien terpapar virus. Pasien yang bekerja di perusahaan pengiriman uang pengisian ATM cabang Bali ini diduga terpapar saat mengisi uang di mesin ATM.

“Mungkin saja, karena ATM termasuk tempat yang rawan juga. Tapi, kami tidak tahu pasti tentang itu,” tegasnya.

Pasien pun termasuk pekerja yang tidak bisa Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Justru, pasien tetap harus bekerja keliling mendistribusikan uang ke mesin ATM.

“Yang bersangkutan masih tetap bekerja sebelum mengeluh sakit,” jelasnya. Selain mengkarantina keluarga pasien, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi imbauan pemerintah.

Di antaranya wajib mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Serta menghindari kerumuman (jaga jarak minimal 2 meter).

Termasuk rutin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Terkait warga masyarakat yang merasa pernah kontak langsung

dengan pasien dalam kurun waktu 2 minggu terakhir diminta agar melaporkan diri kepada relawan desa lawan Covid-19.

Untuk kondisi keluarga pasien, dikatakan saat ini telah menjalani karantina mandiri di rumahnya. Pasien tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anak, serta 3 KK lain dalam satu pekarangan.

Total ada 15 orang keluarga yang ada dalam satu pekarangan. Di antara belasan anggota keluarga, dua di antaranya masih bayi dan sudah lansia.

“Siang tadi Dinkes Gianyar sudah melakukan pendataan. Kami Satgas Desa inisiatif untuk memfasilitasi kebutuhan sehari-hari keluarga ini selama 14 hari masa karantina,” ungkapnya.

Sebagai upaya pencegahan agar anggota keluarga tidak keluar rumah, gang depan rumah pasien dijaga oleh sejumlah pecalang.

“Ada minimal 2 pecalang yang kami tugaskan melakukan pemantauan, agar tidak ada yang keluar rumah. Ini demi kebaikan warga desa juga agar virus tidak menyebar semakin luas,” ujarnya.

Rencana rapid test terhadap keluarga pasien, menurut informasi yang diterima dari Dinkes akan dilakukan Senin (27/4) atau Selasa (28/4).

Pihaknya berharap, satu keluarga ini terbebas dari paparan virus. “Ya mudah-mudahan hasilnya negative,” pintanya. 

GIANYAR – Masyarakat perlu ekstra waspada. Karena penyebaran covid-19 kini tak saja dari transmisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri.

Seorang satpam yang bekerja di perusahaan pengiriman uang dinyatakan terpapar Covid-19 diduga dari transmisi lokal.

Diketahui, security yang bekerja di kawasan Jalan Gatot Subroto, Denpasar, itu berasal dari Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Menurut Ketua Satgas Gotong Royong Desa Guwang I Ketut Karben Wardana, warganya itu awalnya diduga mengalami gejala Demam Berdarah (DB).

“Sekitar seminggu lalu, mengalami demam dikira awalnya DB, lantas dikirim ke RS Payangan,” terangnya.

Dalam situasi pandemic Covid-19, terhadap pasien dilakukan rapid tes pada 21 April dengan hasil positif.

Berdasar hasil rapid tersebut pasien di rujuk ke RS PTN Udayana untuk mendapatkan penanganan Covid-19.

“Kemarin hasil swab tes-nya keluar (24 April), positif. Kemudian ada laporan ke relawan Satgas,” jelas Karben Wardana.

Dengan adanya laporan itu, pihak Satgas desa langsung mengambil langkah. Yakni mengkarantina 15 anggota keluarganya.

Segala kebutuhan pokok keluarga yang terdiri dari 4 kepala keluarga itu juga disuplai. Pihaknya mengaku kaget dengan situasi itu.

Terlebih pasien bukan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau wilayah yang terpapar virus. “Pasien bukan PMI, warga lokal biasa,” jelassnya.

Tim Satgas pun tidak bisa memprediksi dimana dan kapan pasien terpapar virus. Pasien yang bekerja di perusahaan pengiriman uang pengisian ATM cabang Bali ini diduga terpapar saat mengisi uang di mesin ATM.

“Mungkin saja, karena ATM termasuk tempat yang rawan juga. Tapi, kami tidak tahu pasti tentang itu,” tegasnya.

Pasien pun termasuk pekerja yang tidak bisa Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Justru, pasien tetap harus bekerja keliling mendistribusikan uang ke mesin ATM.

“Yang bersangkutan masih tetap bekerja sebelum mengeluh sakit,” jelasnya. Selain mengkarantina keluarga pasien, pihaknya mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi imbauan pemerintah.

Di antaranya wajib mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Serta menghindari kerumuman (jaga jarak minimal 2 meter).

Termasuk rutin mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Terkait warga masyarakat yang merasa pernah kontak langsung

dengan pasien dalam kurun waktu 2 minggu terakhir diminta agar melaporkan diri kepada relawan desa lawan Covid-19.

Untuk kondisi keluarga pasien, dikatakan saat ini telah menjalani karantina mandiri di rumahnya. Pasien tinggal bersama seorang istri dan 3 orang anak, serta 3 KK lain dalam satu pekarangan.

Total ada 15 orang keluarga yang ada dalam satu pekarangan. Di antara belasan anggota keluarga, dua di antaranya masih bayi dan sudah lansia.

“Siang tadi Dinkes Gianyar sudah melakukan pendataan. Kami Satgas Desa inisiatif untuk memfasilitasi kebutuhan sehari-hari keluarga ini selama 14 hari masa karantina,” ungkapnya.

Sebagai upaya pencegahan agar anggota keluarga tidak keluar rumah, gang depan rumah pasien dijaga oleh sejumlah pecalang.

“Ada minimal 2 pecalang yang kami tugaskan melakukan pemantauan, agar tidak ada yang keluar rumah. Ini demi kebaikan warga desa juga agar virus tidak menyebar semakin luas,” ujarnya.

Rencana rapid test terhadap keluarga pasien, menurut informasi yang diterima dari Dinkes akan dilakukan Senin (27/4) atau Selasa (28/4).

Pihaknya berharap, satu keluarga ini terbebas dari paparan virus. “Ya mudah-mudahan hasilnya negative,” pintanya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/