SINGARAJA โ Pengamat Budaya dan Pariwisata, Sugi Lanus,mendorong agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng segera mengembangkan agrowisata.
Dorongan Sugi, itu sebagaimana terungkap disela dialog bertajuk โPariwisata Buleleng Zaman Kolonialโ, yang dilangsungkan di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Jumat (28/9) malam.
Menurut Sugi Lanus, dorongan kepada pihak Pemda, itu karena ia menilai, sektor pariwisata di Buleleng sangat teringgal jauh dengan Bali Selatan.
Untuk itu, agar memiliki karakteristik tersendiri, ia mendorong agar Pemkab segera membuat terobosan. โSalah satunya dengan membentuk sentra-sentra pertanian organik.
Selain memiliki nilai jual lebih tinggi, pertanian organik juga bisa memberikan nilai tambah bagi petani lewat agrotourism,โujarnya.
Kata Sugi, sebagai sentra buah tropis, ia meyakini, jika Pemkab mau serius, maka Buleleng tak akan kalah dengan negara lain seperti Thailand.โBuah dan sayur organik itu sangat laku,โ kata Sugi.
Selain itu hal-hal sederhana terkait pertanian juga bisa dijadikan atraksi yang menarik.
Salah satunya atraksi membajak sawah, bahkan petani mengairi sawah pun bisa menjadi atraksi.
โDi Eropa, nggak ada yang namanya metengin (mengairi, Red) sawah.
Itu ajaib bagi mereka. Pengetahuan tentang pertanian itu laku bagi pasar Eropa.
Kalau itu yang dikembangkan, saya yakin akan banyak ada orang yang tertarik,โ ujar pria yang juga penggiat lontar di Hanacaraka Society itu.
Bukan hanya sawah, buruh petik cengkih juga bisa menjadi tontonan bagi wisatawan Eropa.
โCengkih itu memicu peperangan di Eropa.
Ajak mereka ngepik cengkih, ajak ke lapangan menjemur cengkih, itu menarik sekali,โ imbuhnya.
Bukan hanya mendorong sektor pertanian, pihaknya juga mendorong beberapa sektor yang bisa dikembangkan Buleleng.
Seperti mengembangkan pariwisata bahari, pariwisata berbasis pendidikan, hingga mengembangkan pusat meditasi di kawasan Munduk.