28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:09 AM WIB

[Heboh] 70 Ekor Babi di Sukawati Dilaporkan Mati Mendadak

GIANYAR– Heboh kasus babi mati mendadak kembali terjadi. Kali ini, puluhan babi di Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati dilaporkan mati mendadak.

 

Bahkan yang bikin gempar, ada 70 ekor babi dilaporkan mati seketika.

 

Dinas Pertanian Gianyar yang telah turun mengidentifikasi kematian babi berbeda tiap ekor.

 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,  Dinas Pertanian Gianyar, Made Santiarka, seizin Kepala Dinas mengaku telah turun ke peternak di Banjar Abasan.

 

“Ada masyarakat yang melaporkan jika babi mereka mati sampai 70 ekor,” ujarnya, Kamis (30/1).

 

Santiarka membeberkan jika babi mati itu disampaikan oleh 25 peternak yang berada di Banjar Abasan. D

 

alam pendataan itu, kematian babi tidak mengarah ke satu sebab atau satu penyakit.

 

“Sejumlah 70 babi yang mati itu gejalanya berbeda-beda,” jelasnya.

 

Dia memastikan, penyebab kematian berbeda dengan kematian di Tabanan maupun Badung.

 

Ada yang mencret darah, ada yang nafsu makan hilang dan gejala lainnya.

 

“Kami tak berwenang menyatakan penyampaikan penyakit yang menyebabkan kematian babi-babi itu, sebelum ada hasil tes lbolatorium. Sampel sudah kami kirim ke lab. Tapi hasilnya belum keluar,” katanya.

 

Untuk mencegah Gianyar terpapar virus ASF tersebut Dinas Pertanian Gianyar gencar melaksanakan sosialisasi menyasar banjar-banjar.

 

Yakni di Banjar Abasan dan di Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud. Kemudian ke Desa Puhu dan Desa Bukian di kecamatan Payangan.

 

“Melalui sosialisasi ini kami harapkan masyarakat waspada terhadap meluasnya virus ASF ini,” pintanya.

 

Untuk mencegah agar wabah ini tidak meluas, peternak diharapkan menjaga keamanan kandang. Terutama kebersihan.

 

Termasuk kebersihan alat transportasi babi juga harus bersih. “Semua harus bersih, termasuk alat-alat di kandang,” tegasnya.

 

Diingatkan pula, bila ada babi yang mati harus dikubur. Jangan dibuang disaluran air atau dijurang. Juga diharapkan peternak tidak boleh menjual babi hang sakit.

 

Hal ini selain melanggar UU Kesehatan juga akan mempercepat meluasnya paparan wabah ini.

 

“Walau jenis virus ini tak menular ke manusia, sebaiknya membeli daging yang sehat. Jika ketahuan menjual babi sakit akan berurusan dengan hukum,” pungkasnya.

GIANYAR– Heboh kasus babi mati mendadak kembali terjadi. Kali ini, puluhan babi di Banjar Abasan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati dilaporkan mati mendadak.

 

Bahkan yang bikin gempar, ada 70 ekor babi dilaporkan mati seketika.

 

Dinas Pertanian Gianyar yang telah turun mengidentifikasi kematian babi berbeda tiap ekor.

 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,  Dinas Pertanian Gianyar, Made Santiarka, seizin Kepala Dinas mengaku telah turun ke peternak di Banjar Abasan.

 

“Ada masyarakat yang melaporkan jika babi mereka mati sampai 70 ekor,” ujarnya, Kamis (30/1).

 

Santiarka membeberkan jika babi mati itu disampaikan oleh 25 peternak yang berada di Banjar Abasan. D

 

alam pendataan itu, kematian babi tidak mengarah ke satu sebab atau satu penyakit.

 

“Sejumlah 70 babi yang mati itu gejalanya berbeda-beda,” jelasnya.

 

Dia memastikan, penyebab kematian berbeda dengan kematian di Tabanan maupun Badung.

 

Ada yang mencret darah, ada yang nafsu makan hilang dan gejala lainnya.

 

“Kami tak berwenang menyatakan penyampaikan penyakit yang menyebabkan kematian babi-babi itu, sebelum ada hasil tes lbolatorium. Sampel sudah kami kirim ke lab. Tapi hasilnya belum keluar,” katanya.

 

Untuk mencegah Gianyar terpapar virus ASF tersebut Dinas Pertanian Gianyar gencar melaksanakan sosialisasi menyasar banjar-banjar.

 

Yakni di Banjar Abasan dan di Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud. Kemudian ke Desa Puhu dan Desa Bukian di kecamatan Payangan.

 

“Melalui sosialisasi ini kami harapkan masyarakat waspada terhadap meluasnya virus ASF ini,” pintanya.

 

Untuk mencegah agar wabah ini tidak meluas, peternak diharapkan menjaga keamanan kandang. Terutama kebersihan.

 

Termasuk kebersihan alat transportasi babi juga harus bersih. “Semua harus bersih, termasuk alat-alat di kandang,” tegasnya.

 

Diingatkan pula, bila ada babi yang mati harus dikubur. Jangan dibuang disaluran air atau dijurang. Juga diharapkan peternak tidak boleh menjual babi hang sakit.

 

Hal ini selain melanggar UU Kesehatan juga akan mempercepat meluasnya paparan wabah ini.

 

“Walau jenis virus ini tak menular ke manusia, sebaiknya membeli daging yang sehat. Jika ketahuan menjual babi sakit akan berurusan dengan hukum,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/