33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:04 PM WIB

Coke Kicks Coca-Cola Amatil Bidik Pemain Muda Bali

MENGWI – Coca-Cola Amatil Indonesia menutup tahun 2019 dengan penuh optimisme lewat program Coke Kicks di Lapangan Tembak Sembung Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (29/12).

Selama dua hari, 224 orang anak dari 16 sekolah sepakbola serta 32 orang pelatih mendapat kesempatan emas menimba ilmu dari trainer Asian Soccer Academy.

Pulau Dewata dipercaya sebagai lokasi acara pamungkas pelatihan sepak bola profesional bagi 256 pelatih daerah serta 1.792 pemain muda.

Di tahun ke-9 penyelenggaraannya, Coke Kicks yang digelar di 8 kota se-Indonesia ini berfokus pada pengembangan keterampilan, pembangunan kapasitas sekolah dan komunitas,

serta mendukung kesetaraan gender dengan keikutsertaan pelatih dan pemain perempuan untuk pertama kalinya dalam program pelatihan tersebut.

SSB Mandala United menjadi tim terbaik Coke Kicks 2019 wilayah Bali. Anak Agung Dwi Trisna Putra, pemain binaan SSB Mandala United meraih predikat Best of The Best Player sekaligus top skor.

Sang coach, Mario Umbu juga diganjar predikat best coach. Awards kategori best player juga diberikan Coca Cola Amatil Indonesia

kepada Iner (SSB Paradise Football Aademy), Rio (SSB Putra Mumbul), Gung Dwi (SSB Mandala United), dan Sadu (SSB Badak Putra).

Awards pemain fair play dianugerahkan kepada Ade Rai dari SSB Putra Angkasa Kapal.

Armytanti Hanum Kasmito, Regional Corporate Affairs Manager Coca-Cola Amatil Indonesia mengatakan Coke Kicks 2019 merupakan

sinergi pihaknya dengan Asian Soccer Academy (ASA), KONI Provinsi Bali, Askab PSSI Badung dan Asprov PSSI Bali menjadi mitra pelaksana kegiatan.

Army menyebut sejak tahun 2011 Coke Kicks telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 18.000 anak dan 1.500 pelatih di 900 titik di seluruh Indonesia.

Program pelatihan tersebut telah melahirkan banyak pelatih dan pemain muda yang memberikan kontribusi penting bagi komunitas dan masyarakat.

“Kami harap Coke Kicks dapat terus membawa manfaat positif bagi masyarakat daerah tempat kami beroperasi, mendorong para pelatih

serta pemain muda untuk terus meningkatkan kemampuan dan turur serta dalam pertandingan-pertandingan dalam skala lokal, regional, dan internasional,” ujar Army.

Imbuhnya, melalui program Coke Kicks, para pelatih muda tidak hanya menerima pemahaman teori pelatihan sepak bola usia dini, tetapi juga mendapatkan kesempatan praktik dari teori yang telah diajarkan.

Dalam praktik di luar ruangan, para pelatih juga diminta untuk menjelaskan pelajaran-pelajaran positif yang didapatkan dari setiap rangkaian praktik yang telah dilakukan.

Seluruh teori dan praktik yang diajarkan kepada pelatih nantinya akan dipraktikkan kembali untuk melatih 224 pemain pada

klinik pelatihan di hari ke-2 (dua). Army berharap program Coke Kicks mampu mengorbitkan bibit pemain-pemain muda harapan bangsa.

Hal serupa disampaikan Agustian, Head Coach Asa Foundation Indonesia. “Best player di setiap daerah identitasnya kami catat. ASA bekerjasama dengan FC Barcelona dan beberapa club sepakbola Eropa.

Jadi ketika mereka membutuhkan coaching clinic, ASA sebagai jembatannya bisa merekomendasikan nama-nama (bibit pemain muda,red) yang sudah ada,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Coke Kicks 2019 wilayah Bali, Gde Made Anom Prenata mengaku sangat antusias dengan program positif yang digelar Coca-Cola Amatil Indonesia.

Anom menegaskan kompetisi yang menyasar bibit pemain sepakbola muda sangat dibutuhkan. “Apa yang diberikan Coca Cola Amatil melalui Coke Kicks untuk anak-anak muda Bali luar biasa.

Tidak dipungut biaya. Apabila sang pemain punya skill yang mumpuni, jalan untuk menjadi pemain sepakbola profesional

terbuka lebar karena keterlibatan Asian Soccer Academy. Mudah-mudahan di tahun berikutnya event ini bisa digelar kembali di Bali,” ucapnya.

Menariknya, Anom Prenata menyebut euforia gelar juara Liga 1 Indonesia yang musim ini diraih Bali United FC meski dimanfaatkan sebaik mungkin untuk pembinaan pemain usia dini.

“Kami optimis bila kegiatan semacam Coke Kicks konsisten digelar maka tidak mustahil akan lahir banyak pemain bola profesional dari Bali,” tegas pria yang mengemban tugas sebagai Direktur Kompetisi Asprov PSSI Bali itu.

Ketut Suwandi, Ketua KONI Bali juga menyambut baik inisiatif positif untuk pengembangan masyarakat melalui olahraga, khususnya sepakbola yang dilakukan Coca-Cola Amatil Indonesia dan ASA Foundation melalui program Coke Kicks.

“Kami percaya bahwa inisiatif seperti ini sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, kuat, dan mandiri,” ungkapnya. 

MENGWI – Coca-Cola Amatil Indonesia menutup tahun 2019 dengan penuh optimisme lewat program Coke Kicks di Lapangan Tembak Sembung Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (29/12).

Selama dua hari, 224 orang anak dari 16 sekolah sepakbola serta 32 orang pelatih mendapat kesempatan emas menimba ilmu dari trainer Asian Soccer Academy.

Pulau Dewata dipercaya sebagai lokasi acara pamungkas pelatihan sepak bola profesional bagi 256 pelatih daerah serta 1.792 pemain muda.

Di tahun ke-9 penyelenggaraannya, Coke Kicks yang digelar di 8 kota se-Indonesia ini berfokus pada pengembangan keterampilan, pembangunan kapasitas sekolah dan komunitas,

serta mendukung kesetaraan gender dengan keikutsertaan pelatih dan pemain perempuan untuk pertama kalinya dalam program pelatihan tersebut.

SSB Mandala United menjadi tim terbaik Coke Kicks 2019 wilayah Bali. Anak Agung Dwi Trisna Putra, pemain binaan SSB Mandala United meraih predikat Best of The Best Player sekaligus top skor.

Sang coach, Mario Umbu juga diganjar predikat best coach. Awards kategori best player juga diberikan Coca Cola Amatil Indonesia

kepada Iner (SSB Paradise Football Aademy), Rio (SSB Putra Mumbul), Gung Dwi (SSB Mandala United), dan Sadu (SSB Badak Putra).

Awards pemain fair play dianugerahkan kepada Ade Rai dari SSB Putra Angkasa Kapal.

Armytanti Hanum Kasmito, Regional Corporate Affairs Manager Coca-Cola Amatil Indonesia mengatakan Coke Kicks 2019 merupakan

sinergi pihaknya dengan Asian Soccer Academy (ASA), KONI Provinsi Bali, Askab PSSI Badung dan Asprov PSSI Bali menjadi mitra pelaksana kegiatan.

Army menyebut sejak tahun 2011 Coke Kicks telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 18.000 anak dan 1.500 pelatih di 900 titik di seluruh Indonesia.

Program pelatihan tersebut telah melahirkan banyak pelatih dan pemain muda yang memberikan kontribusi penting bagi komunitas dan masyarakat.

“Kami harap Coke Kicks dapat terus membawa manfaat positif bagi masyarakat daerah tempat kami beroperasi, mendorong para pelatih

serta pemain muda untuk terus meningkatkan kemampuan dan turur serta dalam pertandingan-pertandingan dalam skala lokal, regional, dan internasional,” ujar Army.

Imbuhnya, melalui program Coke Kicks, para pelatih muda tidak hanya menerima pemahaman teori pelatihan sepak bola usia dini, tetapi juga mendapatkan kesempatan praktik dari teori yang telah diajarkan.

Dalam praktik di luar ruangan, para pelatih juga diminta untuk menjelaskan pelajaran-pelajaran positif yang didapatkan dari setiap rangkaian praktik yang telah dilakukan.

Seluruh teori dan praktik yang diajarkan kepada pelatih nantinya akan dipraktikkan kembali untuk melatih 224 pemain pada

klinik pelatihan di hari ke-2 (dua). Army berharap program Coke Kicks mampu mengorbitkan bibit pemain-pemain muda harapan bangsa.

Hal serupa disampaikan Agustian, Head Coach Asa Foundation Indonesia. “Best player di setiap daerah identitasnya kami catat. ASA bekerjasama dengan FC Barcelona dan beberapa club sepakbola Eropa.

Jadi ketika mereka membutuhkan coaching clinic, ASA sebagai jembatannya bisa merekomendasikan nama-nama (bibit pemain muda,red) yang sudah ada,” jelasnya.

Sementara itu, Koordinator Coke Kicks 2019 wilayah Bali, Gde Made Anom Prenata mengaku sangat antusias dengan program positif yang digelar Coca-Cola Amatil Indonesia.

Anom menegaskan kompetisi yang menyasar bibit pemain sepakbola muda sangat dibutuhkan. “Apa yang diberikan Coca Cola Amatil melalui Coke Kicks untuk anak-anak muda Bali luar biasa.

Tidak dipungut biaya. Apabila sang pemain punya skill yang mumpuni, jalan untuk menjadi pemain sepakbola profesional

terbuka lebar karena keterlibatan Asian Soccer Academy. Mudah-mudahan di tahun berikutnya event ini bisa digelar kembali di Bali,” ucapnya.

Menariknya, Anom Prenata menyebut euforia gelar juara Liga 1 Indonesia yang musim ini diraih Bali United FC meski dimanfaatkan sebaik mungkin untuk pembinaan pemain usia dini.

“Kami optimis bila kegiatan semacam Coke Kicks konsisten digelar maka tidak mustahil akan lahir banyak pemain bola profesional dari Bali,” tegas pria yang mengemban tugas sebagai Direktur Kompetisi Asprov PSSI Bali itu.

Ketut Suwandi, Ketua KONI Bali juga menyambut baik inisiatif positif untuk pengembangan masyarakat melalui olahraga, khususnya sepakbola yang dilakukan Coca-Cola Amatil Indonesia dan ASA Foundation melalui program Coke Kicks.

“Kami percaya bahwa inisiatif seperti ini sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, kuat, dan mandiri,” ungkapnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/